Jadi Lokasi MotoGP, Sirkuit Mandalika Belum Ada Akses Khusus
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
17 July 2019 20:37
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membangun akses menuju sirkuit Mandalika. Sirkuit tersebut diproyeksikan sebagai tempat berlangsungnya ajang MotoGP 2021 mendatang.
"Yang 17 Km tanah sudah dalam proses, sudah keluar penentuan lokasinya," ungkap Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto, di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Jalan sepanjang 17 Km tersebut hanya dimanfaatkan sebagai akses. Dia menegaskan spesifikasi yang digunakan dalam membangun akses berbeda dengan lintasan untuk balapan.
"Iya hanya akses untuk ke situ. Kalau MotoGP spesifikasinya lebih tinggi. Itu akses ke sana sekitar 17 Km," tandasnya.
Sejauh ini, tahapan pembangunan masih memasuki proses penaksiran harga (appraisal) dan masih perlu melalui tahap lelang di Konsultan Jasa Penilaian Publik (KJPP). Dalam tahap pembebasan lahan nanti, dia memastikan akan melibatkan warga terdampak secara musyawarah.
"Nanti akan ketahuan berapa lahan per meter persegi, peta bidangnya, mungkin di pinggir jalan atau sawah, rumah [...] disosialisasikan musyawarah dulu dengan masyarakat tahapan tahapan itu," bebernya.
Dia tak menampik adanya potensi keberatan dari warga. Meski begitu, dia akan memberikan pengertian kepada para pihak terdampak, bahwa proyek ini merupakan bagian dari program strategis nasional (PSN).
"Harapannya karena ini adalah Perpres destinasi wisata, kalau dari sosialisasi awal penetapan lokasi itu tidak ada yang keberatan makanya harapan saya lancar," imbuhnya.
Jika sesuai rencana, pada Oktober hingga November dijadwalkan mulai dilakukan pembayaran pembebasan lahan. Dengan demikian, pada 2020 mendatang pekerjaan fisik sudah bisa dimulai.
"Di akhir tahun ini sudah mulai pra kontrak moga-moga 2020 bisa tertarik anggarannya," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi, Bos MotoGP, dan Persiapan RI Jadi Tuan Rumah
"Yang 17 Km tanah sudah dalam proses, sudah keluar penentuan lokasinya," ungkap Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto, di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Jalan sepanjang 17 Km tersebut hanya dimanfaatkan sebagai akses. Dia menegaskan spesifikasi yang digunakan dalam membangun akses berbeda dengan lintasan untuk balapan.
"Iya hanya akses untuk ke situ. Kalau MotoGP spesifikasinya lebih tinggi. Itu akses ke sana sekitar 17 Km," tandasnya.
Sejauh ini, tahapan pembangunan masih memasuki proses penaksiran harga (appraisal) dan masih perlu melalui tahap lelang di Konsultan Jasa Penilaian Publik (KJPP). Dalam tahap pembebasan lahan nanti, dia memastikan akan melibatkan warga terdampak secara musyawarah.
"Nanti akan ketahuan berapa lahan per meter persegi, peta bidangnya, mungkin di pinggir jalan atau sawah, rumah [...] disosialisasikan musyawarah dulu dengan masyarakat tahapan tahapan itu," bebernya.
Dia tak menampik adanya potensi keberatan dari warga. Meski begitu, dia akan memberikan pengertian kepada para pihak terdampak, bahwa proyek ini merupakan bagian dari program strategis nasional (PSN).
"Harapannya karena ini adalah Perpres destinasi wisata, kalau dari sosialisasi awal penetapan lokasi itu tidak ada yang keberatan makanya harapan saya lancar," imbuhnya.
Jika sesuai rencana, pada Oktober hingga November dijadwalkan mulai dilakukan pembayaran pembebasan lahan. Dengan demikian, pada 2020 mendatang pekerjaan fisik sudah bisa dimulai.
"Di akhir tahun ini sudah mulai pra kontrak moga-moga 2020 bisa tertarik anggarannya," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi, Bos MotoGP, dan Persiapan RI Jadi Tuan Rumah
Most Popular