Maaf, APBN Jokowi Masih 'Gali Lubang Tutup Lubang' di 2019

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
16 July 2019 15:13
Pemerintah menyampaikan realisasi APBN 2019 di Semester I kepada DPR.
Foto: Badan Anggaran DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI di ruang rapat Banggar DPR RI. (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyampaikan realisasi APBN 2019 hingga semester I kepada DPR. Dalam rapat itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memproyeksikan juga outlook APBN secara keseluruhan tahun dan capaiannya.

Hal yang paling krusial adalah defisit APBN 2019, yang diramal bisa lebih bengkak dari awal ditetapkan.

Sesuai UU APBN 2019, defisit ditarget hanya 1,84% dari PDB. Sayangnya, proyeksi Sri Mulyani meleset hingga 1,93% dari PDB.

"Outlook APBN 2019 dapat dijaga pada kisaran 1,93% dari PDB," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Selasa (16/7/2019).

Adapun proyeksinya defisit tersebut mencapai Rp 310,8 triliun di 2019. Padahal di UU APBN defisit hanya Rp 296 triliun.

Atas dasar tersebut, pemerintah menambahkan pos pembiayaan atau utang.

Berdasarkan data yang disampaikan Sri Mulyani, keseimbangan primer yang menggambarkan seberapa besar utang baru yang ditarik untuk menutupi utang jatuh tempo negatif.

Keseimbangan primer atau primary balance diproyeksikan Sri Mulyani minus Rp 34,7 triliun. Lebih tinggi dari UU APBN yang ditetapkan Rp 20,1 triliun.

Alhasil, pemerintah masih gali lubang tutup lubang di 2019. "Di tengah ketidakpastian global, kondisi perekonomian sampai semester I-2019 terus menunjukkan kinerja positif, dan diproyeksikan berlanjut sampai akhir 2019," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Banggar DPR tersebut.
(dru/wed) Next Article RI Suntik 5 Lembaga, Termasuk 'Bank Dunia' China Rp 2,4 T

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular