
Mulai Digarap, Ini 3 Pesan Jokowi untuk Mega Proyek Masela!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 July 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia- Tersendat selama 20 tahun lebih, akhirnya mega proyek pengembangan blok Masela bisa mulai digarap. Revisi rencana pengembangan (PoD) akhirnya diteken Inpex dan SKK Migas, dan dilaporkan ke Presiden Joko Widodo.
"Jadi kami melaporkan kepada Pak Presiden, bahwa persetujuan pemerintah terhadap pembangunan blok Masela sudah diberikan. Jadi kami lapor, kami serahkan persetujuannya di hadapan Bapak Presiden," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat ditemui di Istana Negara, Selasa (16/7/2019).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan presiden menyambut gembira atas kerja keras kedua pihak. "Negosiasi yang meskipun alot pada akhirnya bisa selesai, dan investasi yang sangat besar ini berarti buat Indonesia," jelasnya.
Jokowi, kata dia, mengharapkan agar Inpex sebagai pengelola tetap memegang komitmen dengan kesepakatan yang tertuang dalam PoD dan yang dipersyaratkan dan persetujuan Menteri ESDM pada PoD itu.
"Antara lain yang beliau tekankan adalah agar lokal content dimaksimumkan kemudian penggunaan tenaga kerja setempat itu dimaximized. Jadi ada training untuk bisa meningkatkan kapabilitas tentu saja dari SDM setempat," tambahnya.
Secara rinci, Jokowi menekankan 3 pesan untuk proyek ini. Pertama yakni Inpex harus komit dengan apa yang tertuang di PoD dan arahan pemerintah lewat Kementerian ESDM. Kedua adalah memaksimalkan lokal konten, ketiga pengembangan SDM lokal yang ada di sana.
Dengan mulainya proyek ini, Indonesia akan terima sekitar US$ 39 miliar dan Inpex sekitar US$ 37 miliar. Angka tersebut sudah termasuk 10% milik daerah, sehingga Inpex dan Shell hitungannya bisa terima US$ 33,3 miliar. "Porsi RI cukup signifikan."
Belum lagi dampak multiplier seperti industri petrokimia dan potensi investasi US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar di daerah tersebut. SKK menargetkan blok Masela akan mulai produksi pada 2027, sehingga proyek dikebut sampai 2026.
(gus/gus) Next Article Waduh, Proyek Gas Rp 288 T RI-Jepang Batal Diteken di G20
"Jadi kami melaporkan kepada Pak Presiden, bahwa persetujuan pemerintah terhadap pembangunan blok Masela sudah diberikan. Jadi kami lapor, kami serahkan persetujuannya di hadapan Bapak Presiden," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat ditemui di Istana Negara, Selasa (16/7/2019).
Jokowi, kata dia, mengharapkan agar Inpex sebagai pengelola tetap memegang komitmen dengan kesepakatan yang tertuang dalam PoD dan yang dipersyaratkan dan persetujuan Menteri ESDM pada PoD itu.
"Antara lain yang beliau tekankan adalah agar lokal content dimaksimumkan kemudian penggunaan tenaga kerja setempat itu dimaximized. Jadi ada training untuk bisa meningkatkan kapabilitas tentu saja dari SDM setempat," tambahnya.
Secara rinci, Jokowi menekankan 3 pesan untuk proyek ini. Pertama yakni Inpex harus komit dengan apa yang tertuang di PoD dan arahan pemerintah lewat Kementerian ESDM. Kedua adalah memaksimalkan lokal konten, ketiga pengembangan SDM lokal yang ada di sana.
Dengan mulainya proyek ini, Indonesia akan terima sekitar US$ 39 miliar dan Inpex sekitar US$ 37 miliar. Angka tersebut sudah termasuk 10% milik daerah, sehingga Inpex dan Shell hitungannya bisa terima US$ 33,3 miliar. "Porsi RI cukup signifikan."
Belum lagi dampak multiplier seperti industri petrokimia dan potensi investasi US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar di daerah tersebut. SKK menargetkan blok Masela akan mulai produksi pada 2027, sehingga proyek dikebut sampai 2026.
![]() |
(gus/gus) Next Article Waduh, Proyek Gas Rp 288 T RI-Jepang Batal Diteken di G20
Most Popular