Permata Hingga Kendaraan Masih Jadi Ujung Tombak Ekspor RI

S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
15 July 2019 16:21
Sepanjang semester I-2019 Indonesia memang masih defisit perdagangan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2019 mengalami surplus US$ 196 juta. Ini karena nilai ekspor mencapai US$ 11,78 miliar, tapi impor hanya sebesar US$ 11,58 miliar.

Namun, sepanjang semester I-2019 Indonesia masih mencatatkan defisit perdagangan sebesar US$ 1,93 miliar, dengan nilai impor mencapai US$ 82,26 miliar melebihi, lalu ekspor yang 'hanya' US$ 80,32 miliar.



Berikut 10 komoditas ekspor non-migas utama Tanah Air sepanjang semester I-2019:

1. Bahan bakar mineral (kode HS 27) senilai US$ 11,38 miliar
2. Lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) senilai US$ 8,08 miliar
3. Mesin/peralatan listrik (HS 85) senilai US$ 3,92 miliar
4. Kendaraan dan bagiannya (HS 87) senilai US$ 3,68 miliar
5. Besi dan baja (HS 72) senilai US$ 3,37 miliar
6. Perhiasan/permata (HS 71) senilai US$ 3,19 miliar
7. Karet dan barang dari karet (HS 40) senilai US$ 2,96 miliar
8. Mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) senilai US$ 2,55 miliar
9. Alas kaki (HS 64) senilai US$ 2,19 miliar
10. Pakaian jadi bukan rajutan (HS 62) senilai US$ 2,18 miliar



Jika dilihat, ekspor industri manufaktur masih tetap mendominasi pangsa ekspor dengan kontribusi 74,88%. Setelahnya, ekspor produk tambang menyumbang 15,57%, diikuti migas sebesar 7,61% dan produk pertanian hanya 1,94%.

Negara tujuan ekspor utama Indonesia masih dipegang oleh China dengan nilai ekspor mencapai US$ 11,40 miliar, berkontribusi 15,36% dari total ekspor Januari-Juni 2019. Amerika Serikat menjadi pasar ekspor kedua dengan nilai US$ 8,33 miliar, menyumbang 11,23%, diikuti Jepang senilai US$ 6,69 miliar setara kontribusi 9,02%.


(hoi/hoi) Next Article Ekspor Maret Terkoreksi 0,2% ke US$ 14,09 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular