Visi Jokowi 2019-2024: Minim Kejutan, Tapi Boljug Lah...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 July 2019 06:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Indonesia 2019-2014 Joko Widodo (Jokowi) telah memaparkan garis besar visinya untuk lima tahun ke depan di SICC, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/7/2019). Tampak belum ada kejutan, Jokowi sepertinya fokus untuk melanjutkan kerja-kerjanya selama lima tahun terakhir.
Jokowi menyebut ada lima fokus besar selama 2019-2024. Pertama adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur. Ini adalah andalan Jokowi sejak mulai memerintah pada 2014.
Sejauh ini, Jokowi memang terlihat begitu getol menggenjot pembangunan infrastruktur. Dalam kurun waktu 2014-2018, pemerintah membangun 3.432 km jalan, 947 km jalan tol, 39,8 km jembatan, 134 unit jembatan gantung, 754,59 km jalur kereta api (KA), 10 bandara, 19 pelabuhan, dan sebagainya. Hasilnya kelihatan.
Pada 2014, Indonesia menempati peringkat 53 di Logistics Performance Index keluaran Bank Dunia. Melompat ke 2018, peringkat Indonesia membaik jadi 46.
Perbaikan infrastruktur dan logistik berujung pada peningkatan peringkat Indonesia di kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) yang juga keluaran Bank Dunia. Peringkat Indonesia di EoDB 2019 adalah 73 dari 190 negara. Jauh membaik dibandingkan 2014 yang berada di peringkat 120.
Namun untuk periode kedua, Jokowi berjanji akan meningkatkan pembangunan infrastruktur ke 'level' berikutnya yaitu menyambungkan dengan lokasi aktivitas ekonomi. Dengan begitu, dampak keberadaan infrastruktur akan lebih signifikan.
"Ke depan, akan kita lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar tersebut seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan produksi rakyat, industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata. Arahnya harus ke sana, fokusnya harus ke sana. Kita juga jangan lupa menyambungkan infrastruktur-infrastruktur itu dengan kawasan-kawasan persawahan, perkebunan, tambak-tambak perikanan. Sambungkan ke sana, sambungkan ke sana, sambungkan ke sana," papar Jokowi.
Fokus kedua adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ini akan dilakukan dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak-anak usia sekolah. Jokowi menilai periode tersebut adalah masa-masa emas untuk membentuk masa depan bangsa.
Ini juga bukan barang baru. Dalam lima tahun terakhir, Jokowi sudah menggemakan program-program itu dengan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan melanjutkan Program Keluarga Harapan warisan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bisa dibilang ujung dari fokus ini adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) kalau versi internasional. Sejauh ini HDI Indonesia terus membaik meski masih di bawah rata-rata dunia. Ini menjadi PR besar bagi Jokowi, yaitu menaikkan HDI Indonesia dari level menengah menjadi tinggi.
Program lain untuk pembangunan SDM yang disebutkan Jokowi adalah vokasi alias pendidikan keterampilan. Ini juga bukan hal baru, sudah dibangun dalam lima tahun ini.
Namun ada yang baru dalam program pembangunan SDM tersebut. Jokowi berjanji akan membentuk Lembaga Manajemen Talenta Indonesia. Belum jelas apakah ini akan menjadi lembaga baru atau fungsi yang disebar ke berbagai instansi yang sudah ada.
"Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberi kontribusi besar. Kita akan menyiapkan lembaga-lembaga khusus dalam manajemen talenta ini," kata Jokowi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Jokowi menyebut ada lima fokus besar selama 2019-2024. Pertama adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur. Ini adalah andalan Jokowi sejak mulai memerintah pada 2014.
Sejauh ini, Jokowi memang terlihat begitu getol menggenjot pembangunan infrastruktur. Dalam kurun waktu 2014-2018, pemerintah membangun 3.432 km jalan, 947 km jalan tol, 39,8 km jembatan, 134 unit jembatan gantung, 754,59 km jalur kereta api (KA), 10 bandara, 19 pelabuhan, dan sebagainya. Hasilnya kelihatan.
Perbaikan infrastruktur dan logistik berujung pada peningkatan peringkat Indonesia di kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) yang juga keluaran Bank Dunia. Peringkat Indonesia di EoDB 2019 adalah 73 dari 190 negara. Jauh membaik dibandingkan 2014 yang berada di peringkat 120.
Namun untuk periode kedua, Jokowi berjanji akan meningkatkan pembangunan infrastruktur ke 'level' berikutnya yaitu menyambungkan dengan lokasi aktivitas ekonomi. Dengan begitu, dampak keberadaan infrastruktur akan lebih signifikan.
"Ke depan, akan kita lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar tersebut seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan produksi rakyat, industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata. Arahnya harus ke sana, fokusnya harus ke sana. Kita juga jangan lupa menyambungkan infrastruktur-infrastruktur itu dengan kawasan-kawasan persawahan, perkebunan, tambak-tambak perikanan. Sambungkan ke sana, sambungkan ke sana, sambungkan ke sana," papar Jokowi.
Fokus kedua adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ini akan dilakukan dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak-anak usia sekolah. Jokowi menilai periode tersebut adalah masa-masa emas untuk membentuk masa depan bangsa.
Ini juga bukan barang baru. Dalam lima tahun terakhir, Jokowi sudah menggemakan program-program itu dengan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan melanjutkan Program Keluarga Harapan warisan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bisa dibilang ujung dari fokus ini adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) kalau versi internasional. Sejauh ini HDI Indonesia terus membaik meski masih di bawah rata-rata dunia. Ini menjadi PR besar bagi Jokowi, yaitu menaikkan HDI Indonesia dari level menengah menjadi tinggi.
Program lain untuk pembangunan SDM yang disebutkan Jokowi adalah vokasi alias pendidikan keterampilan. Ini juga bukan hal baru, sudah dibangun dalam lima tahun ini.
Namun ada yang baru dalam program pembangunan SDM tersebut. Jokowi berjanji akan membentuk Lembaga Manajemen Talenta Indonesia. Belum jelas apakah ini akan menjadi lembaga baru atau fungsi yang disebar ke berbagai instansi yang sudah ada.
"Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberi kontribusi besar. Kita akan menyiapkan lembaga-lembaga khusus dalam manajemen talenta ini," kata Jokowi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Jokowi Janji Hajar Pungli
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular