
Buwas Ancam Mundur, Beras 'Kartu Sakti' Diserahkan ke Bulog
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
04 July 2019 12:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog menjadi distributor beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). BPNT merupakan program pengganti raskin atau rastra yang kini berubah menjadi kartu non tunai 'kartu sakti' yang bisa dibelanjakan beras, telur oleh para penerima BPNT.
Hal itu diungkapkan Menteri Sosial Agus Gumiwang saat membuka Rapat Koordinasi Bantuan Sosial Pangan di Royal Hotel Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
"Saya menyampaikan bahwa selaku Menteri Sosial saya berkomitmen untuk menggelar karpet merah bagi keterlibatan Bulog dalam kebutuhan bahan pangan meski saya akan mendapat kritikan dan cemoohan masyarakat khusunya pelaku pasar," kata Agus Gumiwang.
Agus menambahkan akan menyerahkan seratus persen penyaluran beras kepada Bulog. Kebutuhan beras untuk BPNT sebesar 1,5 juta ton selama satu tahun.
Namun, Agus meminta Bulog untuk menyediakan beras berkualitas. Tujuannya, kata Agus, agar kepuasan masyarakat tetap terjaga.
Salah satu program BPNT itu adalah e-warong. Kemensos siap untuk memfasilitasi Bulog untuk bertemu dengan pengusaha e-warong.
Tidak hanya itu, Kemensos juga menunjuk Bulog sebagai manajer penyediaan untuk program BPNT.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang hadir dalam rakor mengapresiasi langkah Kemensos. Meski diberikan kewenangan penuh, Budi mengatakan tetap membuka kerja sama dengan pihak swasta.
"(Swasta) tetap akan kita akomodir. Yang terpenting adalah peran pemerintah, Bulog, untuk menjamin kualitas dan ketersediaannya," kata Budi Waseso (Buwas).
Mantan Kepala BNN ini juga mengatakan akan memenuhi syarat Kemensos yaitu memberikan beras berkualitas.
Sebelumnya, BPNT menjadi polemik bagi Kemensos dan Bulog. Sebab Bulog saat itu hanya diberikan porsi 30% untuk pengadaan beras BPNT, sementara sisanya diserahkan ke swasta.
Budi Waseso menganggap peran Bulog selaku bagian dari pemerintah diperkecil. Bahkan ia sempat mengungkapkan akan mundur dari jabatannya sebagai Dirut Bulog seandainya Kemensos 100% mengambilalih program BPNT.
(hoi/hoi) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres
Hal itu diungkapkan Menteri Sosial Agus Gumiwang saat membuka Rapat Koordinasi Bantuan Sosial Pangan di Royal Hotel Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
"Saya menyampaikan bahwa selaku Menteri Sosial saya berkomitmen untuk menggelar karpet merah bagi keterlibatan Bulog dalam kebutuhan bahan pangan meski saya akan mendapat kritikan dan cemoohan masyarakat khusunya pelaku pasar," kata Agus Gumiwang.
Agus menambahkan akan menyerahkan seratus persen penyaluran beras kepada Bulog. Kebutuhan beras untuk BPNT sebesar 1,5 juta ton selama satu tahun.
Namun, Agus meminta Bulog untuk menyediakan beras berkualitas. Tujuannya, kata Agus, agar kepuasan masyarakat tetap terjaga.
Salah satu program BPNT itu adalah e-warong. Kemensos siap untuk memfasilitasi Bulog untuk bertemu dengan pengusaha e-warong.
Tidak hanya itu, Kemensos juga menunjuk Bulog sebagai manajer penyediaan untuk program BPNT.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang hadir dalam rakor mengapresiasi langkah Kemensos. Meski diberikan kewenangan penuh, Budi mengatakan tetap membuka kerja sama dengan pihak swasta.
"(Swasta) tetap akan kita akomodir. Yang terpenting adalah peran pemerintah, Bulog, untuk menjamin kualitas dan ketersediaannya," kata Budi Waseso (Buwas).
Mantan Kepala BNN ini juga mengatakan akan memenuhi syarat Kemensos yaitu memberikan beras berkualitas.
Sebelumnya, BPNT menjadi polemik bagi Kemensos dan Bulog. Sebab Bulog saat itu hanya diberikan porsi 30% untuk pengadaan beras BPNT, sementara sisanya diserahkan ke swasta.
Budi Waseso menganggap peran Bulog selaku bagian dari pemerintah diperkecil. Bahkan ia sempat mengungkapkan akan mundur dari jabatannya sebagai Dirut Bulog seandainya Kemensos 100% mengambilalih program BPNT.
(hoi/hoi) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres
Most Popular