
Hairul Anas Suaidi Menyerang, Moeldoko Menangkis
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 June 2019 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Tudingan demi tudingan meramaikan sidang ketiga sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden 2019 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta. Persidangan itu, masih menyisakan cerita.
Salah satunya, adalah yang berkaitan dengan kesaksian Hairul Anas Suaidi. Kesaksian pria yang merupakan calon anggota legislatif Partai Bulan Bintang (PBB) Daerah Pemilihan Jawa Timur XI itu sempat menghebohkan seisi ruang sidang.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko buka suara mengenai kesaksian Hairul Anas Suaidi yang sempat membuat gempar sidang ketiga sengketa perselisihan Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), kemarin.
Pada saat sidang ketiga, Anas mengaku pernah mengikuti pelatihan saksi sebagai bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin. Ketika itu, dia mengaku mendapat materi dari Moeldoko yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TKN.
Adapun materi yang didapatkan Anas dari Moeldoko berjudul Kecurangan Bagian dari Demokrasi'
Berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Moeldoko pun menjelaskan tudingan Anas. Menurut dia, apa yang disampaikan Anas berbeda dengan konteks yang sebenarnya.
"Konteksnya adalah saya selaku TKN memberikan pembekalan kepada para saksi. Intinya adalah supaya para saksi itu lebih waspada, lebih hati-hati melihat situasi," kata Moeldoko,
Di depan para saksi, termasuk Anas, Moeldoko menjelaskan bahwa dalam sebuah demokrasi yang mengedepankan kebebasan, apapun bisa terjadi termasuk juga kecurangan.
"Berikutnya, kalian harus militan, jangan banyak meninggalkan tempat, bahkan yang pakai kacamata saya tegaskan, yang menggunakan kacamata maju ke depan agar sungguh-sungguh memahami apa yang dikerjakan para penghitung suara itu. Konteks-nya itu."
"Jadi tidak ada saya mengajarkan mereka untuk berlaku curang. Dalam sebuah demokrasi, kecurangan adalah hal yang wajar. Itu sebuah pelintiran yang ngawur," tegas
Moeldoko menirukan materi yang ia sampaikan kala itu. Mantan Panglima TNI itu pun membantah dengan keras telah mengajarkan para saksi, termasuk Anas untuk berbuat curang. Apalagi, kesaksian Anas dalam persidangan sendiri tidak menekankan ajakan berbuat curang.
"Saya tidak pernah mengajarkan orang untuk berbuat curang. Enggak, enggak ada. Yang saya tekankan adalah bagaimana harus waspada, harus mencermati situasi. Siapa tahu nanti terjadi kecurangan," tegasnya.
(roy/roy) Next Article Keriuhan Pendukung Jokowi Menunggu Hasil Hitung Cepat
Salah satunya, adalah yang berkaitan dengan kesaksian Hairul Anas Suaidi. Kesaksian pria yang merupakan calon anggota legislatif Partai Bulan Bintang (PBB) Daerah Pemilihan Jawa Timur XI itu sempat menghebohkan seisi ruang sidang.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko buka suara mengenai kesaksian Hairul Anas Suaidi yang sempat membuat gempar sidang ketiga sengketa perselisihan Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), kemarin.
![]() |
Adapun materi yang didapatkan Anas dari Moeldoko berjudul Kecurangan Bagian dari Demokrasi'
Berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Moeldoko pun menjelaskan tudingan Anas. Menurut dia, apa yang disampaikan Anas berbeda dengan konteks yang sebenarnya.
"Konteksnya adalah saya selaku TKN memberikan pembekalan kepada para saksi. Intinya adalah supaya para saksi itu lebih waspada, lebih hati-hati melihat situasi," kata Moeldoko,
Di depan para saksi, termasuk Anas, Moeldoko menjelaskan bahwa dalam sebuah demokrasi yang mengedepankan kebebasan, apapun bisa terjadi termasuk juga kecurangan.
"Berikutnya, kalian harus militan, jangan banyak meninggalkan tempat, bahkan yang pakai kacamata saya tegaskan, yang menggunakan kacamata maju ke depan agar sungguh-sungguh memahami apa yang dikerjakan para penghitung suara itu. Konteks-nya itu."
"Jadi tidak ada saya mengajarkan mereka untuk berlaku curang. Dalam sebuah demokrasi, kecurangan adalah hal yang wajar. Itu sebuah pelintiran yang ngawur," tegas
Moeldoko menirukan materi yang ia sampaikan kala itu. Mantan Panglima TNI itu pun membantah dengan keras telah mengajarkan para saksi, termasuk Anas untuk berbuat curang. Apalagi, kesaksian Anas dalam persidangan sendiri tidak menekankan ajakan berbuat curang.
"Saya tidak pernah mengajarkan orang untuk berbuat curang. Enggak, enggak ada. Yang saya tekankan adalah bagaimana harus waspada, harus mencermati situasi. Siapa tahu nanti terjadi kecurangan," tegasnya.
(roy/roy) Next Article Keriuhan Pendukung Jokowi Menunggu Hasil Hitung Cepat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular