Sidang Gugatan Prabowo di MK

Siapa Marsudi Wahyu Ahli di Sidang MK yang Sindir Robot 02?

Redaksi, CNBC Indonesia
20 June 2019 18:16
Nama pakar IT Marsudi Wahyu Kisworo mendadak tenar setelah dihadirkan KPU sebagai ahli dalam persidangan keempat Gugatan Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.
Foto: Suasana Sidang Lanjutan ke-3 MK (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nama pakar IT Marsudi Wahyu Kisworo mendadak tenar setelah dihadirkan KPU sebagai ahli dalam persidangan keempat Gugatan Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Kamis (20/6/2019).

Dalam persidangan tersebut, Marsudi menyindir robot yang diciptakan Hairul Anas Suadi yang disebut menemukan beberapa kecurangan pasca-hari pencoblosan Bukti yang berhasil didapat dalam sistem informasi perhitungan situng.

Marsudi mengatakan tidak perlu robot untuk menarik data dari website situng KPU karena memang bisa diakses oleh siapa saja.

"Saya dengan mudah mengakses, dengan menggunakan [Microsoft] Excel saja bisa. Jadi kalau adik saya kemarin cerita bikin robot, enggak perlu robot. Mahasiswa semester satu pakai Excel bisa download datanya Situng, mudah sekali," ucapnya.


Lalu siapa Marsudi Wahyu Kisworo? Marsudi lahir di Kediri pada 29 Oktober 1958. Marsudi menamatkan sekolah menengah di Madiun. Kemudian, pada 1978, dia melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan bidang studi teknik elektro spesialisasi pengaturan dan komputer.

"Saya menamatkan S1 saya di departemen elektro ITB. Pada waktu itu, teknik elektro ada empat jurusan arus kuat, telekomunikasi, elektronika, dan yang keempat jurusan pengaturan dan komputer," ujarnya dalam sidang MK, seperti dikutip dari detik.com.

Saya mengambil jurusan pengaturan komputer. Kemudian saya melanjutkan kuliah S2 di Australia tahun 1989 di bidang komputer juga. Tahun 1990, saya lanjut S3 di Bidang Komputer Curtin University, Western University dari Perth."

Seusai lulus kuliah S3, dia lantas mengajar dan meneliti di bidang ilmu komputer. Kegiatan ini membuatnya mendapat gelar sebagai guru besar. 

"Karena saya mengajar, banyak meneliti dan sebagainya maka tahun 2002 dikasih gelar guru besar di bidang ilmu komputer," imbuhnya. 

Lantas, karena keahliannya ini, dia mendapatkan tugas mendesain beberapa sistem informasi di Indonesia. Salah satunya sistem informasi Pemilu. 

"Di bidang akademisi, saya juga banyak berpraktek. Saya banyak membangun sistem informasi yang besar di Indonesia. Salah satunya sebagai arsitek sistem informasi pemilu. Bersama teman-teman dari UI, ITB, dan ITS dan saya waktu itu di Paramadina, merancang sistem sistem informasi pemilu," ujarnya. 

Dari sini, Marsudi akhirnya juga mendapat gelar profesor utama. Gelar tersebut menunjukkan Marsudi punya kepakaran yang matang di bidangnya. 

"Maka di belakang tambahan gelar, ada IPU, IPU itu 'Insinyur Profesional Utama'," katanya. "Saya profesor utama, jadi makanya rambutnya sudah putih," imbuhnya diselingi senyum.


(roy/roy) Next Article Lagi, Elon Musk Ditinggalkan Orang Kepercayaannya di Tesla

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular