
Saudi Aramco Bikin Proyek Kilang Cilacap Molor Lagi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
18 June 2019 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia- Tarik ulur soal nilai investasi Saudi Aramco untuk membangun kilang Cilacap masih alot. Kesepakatan yang semestinya diteken Juni ini, kembali diundur hingga 3 bulan ke depan.
Kesepakatan penundaan ini dicapai di sela-sela pertemuan G20 di Jepang yang dihadiri oleh Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi (yang juga menjadi Chairman Saudi Aramco), Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, Joint Venture Development Agreement antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang tengah berjalan saat ini sedianya akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, akan diperpanjang sampai akhir September 2019.
"Dengan demikian, valuasi dan skema kerja sama antara Pertamina dengan Aramco untuk kilang Cilacap harus selesai dalam 3 bulan ke depan," tutur Fajriyah melalui keterangan resminya, Selasa (17/6/2019).
Selain itu, pemerintah juga akan membentuk tim gabungan yang beranggotakan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
"Kami menyambut baik kesepakatan ini, semoga menjadi win-win solution yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dan mempercepat dimulainya pengembangan Kilang Cilacap," pungkas Fajriyah.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengakui memang valuasi aset Kilang Cilacap masih menjadi permasalahan kedua pihak.
Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari enam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.
Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.
Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.
Saksikan video soal tim percepatan investasi kilang Cilacap di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Meski Jokowi ke Arab, Negosiasi Kilang Cilacap Masih Alot
Kesepakatan penundaan ini dicapai di sela-sela pertemuan G20 di Jepang yang dihadiri oleh Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi (yang juga menjadi Chairman Saudi Aramco), Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
"Dengan demikian, valuasi dan skema kerja sama antara Pertamina dengan Aramco untuk kilang Cilacap harus selesai dalam 3 bulan ke depan," tutur Fajriyah melalui keterangan resminya, Selasa (17/6/2019).
Selain itu, pemerintah juga akan membentuk tim gabungan yang beranggotakan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
"Kami menyambut baik kesepakatan ini, semoga menjadi win-win solution yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dan mempercepat dimulainya pengembangan Kilang Cilacap," pungkas Fajriyah.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengakui memang valuasi aset Kilang Cilacap masih menjadi permasalahan kedua pihak.
Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari enam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.
Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.
Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.
Saksikan video soal tim percepatan investasi kilang Cilacap di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Meski Jokowi ke Arab, Negosiasi Kilang Cilacap Masih Alot
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular