
Setiap ICP Naik US$ 1, Laba Pertamina 'Tergerus' Rp 1,43 T
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
17 June 2019 15:21

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak menjadi faktor cukup dominan mempengaruhi keuangan PT Pertamina (Persero). Setiap kenaikan US$ 1 dolar harga Indonesian Crude Price (ICP) bisa mempengaruhi penurunan keuntungan hingga triliunan rupiah.
"Setiap kenaikan US$ 1 ICP, berdampak pada (turunnya) keuntungan Pertamina US$ 50 sampai 100 juta," ujar Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury, saat dijumpai di kawasan SCBD, Senin (17/6/2019). Nilai itu setara Rp 715 miliar hingga Rp 1,43 triliun dengan kurs saat ini.
Bukan cuma harga ICP, pergerakan kurs pun juga sangat sensitif untuk keuangan holding BUMN Migas ini. "Jika nilai tukar rupiah naik Rp 100 dampaknya US$ 150 sampai US$ 200 juta," tambahnya.
Untuk itu, Pertamina sangat berhati-hati dalam menyusun rancangan kerja mereka baik di tahun ini maupun tahun depan. "Agak konservatif memang, karena faktor eksternal ini kuat sekali. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan harga minyak di masa depan," jelas Pahala.
Di tahun ini, perseroan mematok asumsi ICP US$ 70. Dengan angka tersebut, diperkirakan Pertamina bisa meraup laba hingga US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar.
Dalam laporan keuangan tahunan Pertamina per 2018, BUMN energi tersebut mencetak laba bersih sebesar US$2,6 miliar atau setara Rp 37,2 triliun, atau turun 0,4% dari capaian 2017 sebesar US$2,7 miliar.
Simak video soal laba Pertamina di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Energi di RI Mahal, Subsidi Sampai Tembus Rp 200 T
"Setiap kenaikan US$ 1 ICP, berdampak pada (turunnya) keuntungan Pertamina US$ 50 sampai 100 juta," ujar Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury, saat dijumpai di kawasan SCBD, Senin (17/6/2019). Nilai itu setara Rp 715 miliar hingga Rp 1,43 triliun dengan kurs saat ini.
Untuk itu, Pertamina sangat berhati-hati dalam menyusun rancangan kerja mereka baik di tahun ini maupun tahun depan. "Agak konservatif memang, karena faktor eksternal ini kuat sekali. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan harga minyak di masa depan," jelas Pahala.
Di tahun ini, perseroan mematok asumsi ICP US$ 70. Dengan angka tersebut, diperkirakan Pertamina bisa meraup laba hingga US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar.
Dalam laporan keuangan tahunan Pertamina per 2018, BUMN energi tersebut mencetak laba bersih sebesar US$2,6 miliar atau setara Rp 37,2 triliun, atau turun 0,4% dari capaian 2017 sebesar US$2,7 miliar.
Simak video soal laba Pertamina di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Energi di RI Mahal, Subsidi Sampai Tembus Rp 200 T
Most Popular