Tol Trans Jawa Tak Berdaya, Budi Karya, dan Sederet Alasannya
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
10 June 2019 15:12

Jakarta, CNBC Indonesia- Bila Anda mengalami mudik yang lancar pada lebaran kali ini, bisa jadi Anda termasuk kelompok yang beruntung. Karena ada sebagian pemudik yang akhirnya merasakan tradisi yang tak bisa hilang dari sejak zaman dulu, yakni macet.
Uniknya, kemacetan pada Lebaran kali ini terjadi setelah puncak mudik yang diprediksi pemerintah. Sebelumnya puncak mudik diprediksi pada Jumat 31 Mei 2018, namun kemudian direvisi oleh Kemenhub menjadi Sabtu, 1 Juni 2019.
"Pada H-5 shift II, semua moda belum mengalami lonjakan penumpang dan arus kendaraan. Puncak arus mudik dimungkinkan menjadi 1 Juni. Sehingga perlu diantisipasi," kata Ketua Harian Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub Nur Isnin Istiartono, Sabtu (1/6/2019).
Benar juga prediksi tersebut, karena berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, perjalanan mudik di Jalan Tol Trans Jawa pada hari tersebut macet parah.
Jurnalis CNBC Indonesia yang melakukan perjalanan pada Sabtu (1/6) malam, harus merasakan waktu tempuh sembilan jam dari Bekasi-Rest Area Tol Pejagan-Pemalang KM 260. Dengan kata lain sembilan jam untuk 260 KM.
Namun, kemacetan bukan hanya terjadi di Sabtu yang disebut sebagai puncak mudik. Kemacetan juga terjadi pada hari Lebaran, hari Lebaran kedua dan H+2. Waktu tempuh untuk perjalanan dari Jakarta sampai KM 110 Tol Cipali mencapai 7 jam, pada hari Lebaran.
Kondisi macet di arus mudik memang berbeda cukup ekstrem dengan perjalanan pada H-5 dan H-6. Saat itu Jakarta-Semarang yang berjarak lebih dari 400 KM bisa ditempuh selama 5 jam. Rekayasa lalu lintas berupa contraflow dan one way menjadi faktor signifikan mempercepat perjalanan.
Mengenai macetnya arus mudik, terutama kala lebaran sampai H+2, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beralasan karena adanya pergeseran waktu mudik hingga H+2. Tahun-tahun sebelumnya, puncak mudik biasanya terjadi sebelum lebaran.
Berdasarkan pengamatan Budi Karya bahwa pemudik melakukan perjalanan hingga H+2 Lebaran, atau Jumat (7/6/2019). Bahkan hingga H+2 ada peningkatan kendaraan dari Jakarta menuju Jawa via Jalan Tol Trans Jawa naik tiga kali lipat dari biasanya.
"Ada beberapa angka menarik yang bisa kita analisa sampai H-1 (volume kendaraan) naik hanya 1%, sementara H+1 dan H+2 ada kecenderungan naik ekstrem 4%," ujarnya Budi di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jumat (7/6/2019).
Arus Balik Lebih Parah
Berangkat dari kemacetan yang terjadi pada arus mudik, pemerintah pun bersiap menghadapi arus balik. Pemerintah pun mewanti-wanti kepada pemudik untuk menghindari arus balik yang diprediksi pada Sabtu dan Minggu, 8-9 Juni 2019.
Rekayasa lalu lintas pun dilakukan. Berbekal one way dari Gerbang Tol Kalikangkung sampai Tol Cikampek dan dilanjutkan contraflow di tol Cikampek Jakarta.
Namun, ternyata amunisi rekayasa lalu lintas pun tak berdaya menghadapi lonjakan mobil pribadi yang ingin kembali ke rumah masing-masing.
Sebanyak 6 lajur one way di Tol Cipali pada Minggu (9/6/2019) macet parah. Seorang pengemudi yang memberikan testimoni bahwa perjalanan sepanjang 21 KM di Tol Cipali membutuhkan waktu sekitar 4 jam.
"Sebanyak enam lajur, macet parah dari KM 93. Mulai macet dari jam 20.00 WIB [semalam]," ujar, Ardhika K Huda menjadi salah satu pengemudi yang terjebak macet.
Berbeda dengan arus mudik yang disebabkan oleh pergeseran waktu mudik, Menhub Budi Karya beralasan karena rentang waktu arus balik yang pendek. Namun, dia mengakui telah membayangkan bahwa arus balik pada 9 Juni akan macet parah.
"Tanggal 9 (Juni) itu pasti bermasalah. Saya sudah bayangkan," kata Budi Karya di kantornya, Senin (10/6/2019).
Menurutnya, rentang arus mudik terbilang efektif tujuh hari, sedangkan arus balik hanya tiga hari.
"Tapi karena memang keharusan untuk ke kantor, itulah yang diambil. Kalau umpamanya dari tanggal 6 sudah dicicil, atau tanggal 7 gitu [...] Tanggal 9 itu kalau mereka pulang sama-sama pasti kita tidak mampu," bebernya.
Apapun alasannya, kemacetan baik pada arus mudik dan arus balik masih terjadi pada lebaran kali ini. Ratusan ribu orang pun merasakan bahwa Tol Trans Jawa yang panjang dan megah tak mampu menghadapi arus mudik dan arus balik tanpa pengelolaan yang tepat.
Simak video terkait ucapan selamat Lebaran dari Jokowi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/miq) Next Article Tak Mau Macet? Hindari Puncak Arus Balik 8-9 Juni
Uniknya, kemacetan pada Lebaran kali ini terjadi setelah puncak mudik yang diprediksi pemerintah. Sebelumnya puncak mudik diprediksi pada Jumat 31 Mei 2018, namun kemudian direvisi oleh Kemenhub menjadi Sabtu, 1 Juni 2019.
"Pada H-5 shift II, semua moda belum mengalami lonjakan penumpang dan arus kendaraan. Puncak arus mudik dimungkinkan menjadi 1 Juni. Sehingga perlu diantisipasi," kata Ketua Harian Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub Nur Isnin Istiartono, Sabtu (1/6/2019).
Benar juga prediksi tersebut, karena berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, perjalanan mudik di Jalan Tol Trans Jawa pada hari tersebut macet parah.
Jurnalis CNBC Indonesia yang melakukan perjalanan pada Sabtu (1/6) malam, harus merasakan waktu tempuh sembilan jam dari Bekasi-Rest Area Tol Pejagan-Pemalang KM 260. Dengan kata lain sembilan jam untuk 260 KM.
Namun, kemacetan bukan hanya terjadi di Sabtu yang disebut sebagai puncak mudik. Kemacetan juga terjadi pada hari Lebaran, hari Lebaran kedua dan H+2. Waktu tempuh untuk perjalanan dari Jakarta sampai KM 110 Tol Cipali mencapai 7 jam, pada hari Lebaran.
Kondisi macet di arus mudik memang berbeda cukup ekstrem dengan perjalanan pada H-5 dan H-6. Saat itu Jakarta-Semarang yang berjarak lebih dari 400 KM bisa ditempuh selama 5 jam. Rekayasa lalu lintas berupa contraflow dan one way menjadi faktor signifikan mempercepat perjalanan.
Mengenai macetnya arus mudik, terutama kala lebaran sampai H+2, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beralasan karena adanya pergeseran waktu mudik hingga H+2. Tahun-tahun sebelumnya, puncak mudik biasanya terjadi sebelum lebaran.
Berdasarkan pengamatan Budi Karya bahwa pemudik melakukan perjalanan hingga H+2 Lebaran, atau Jumat (7/6/2019). Bahkan hingga H+2 ada peningkatan kendaraan dari Jakarta menuju Jawa via Jalan Tol Trans Jawa naik tiga kali lipat dari biasanya.
"Ada beberapa angka menarik yang bisa kita analisa sampai H-1 (volume kendaraan) naik hanya 1%, sementara H+1 dan H+2 ada kecenderungan naik ekstrem 4%," ujarnya Budi di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jumat (7/6/2019).
Arus Balik Lebih Parah
Berangkat dari kemacetan yang terjadi pada arus mudik, pemerintah pun bersiap menghadapi arus balik. Pemerintah pun mewanti-wanti kepada pemudik untuk menghindari arus balik yang diprediksi pada Sabtu dan Minggu, 8-9 Juni 2019.
Rekayasa lalu lintas pun dilakukan. Berbekal one way dari Gerbang Tol Kalikangkung sampai Tol Cikampek dan dilanjutkan contraflow di tol Cikampek Jakarta.
Namun, ternyata amunisi rekayasa lalu lintas pun tak berdaya menghadapi lonjakan mobil pribadi yang ingin kembali ke rumah masing-masing.
Sebanyak 6 lajur one way di Tol Cipali pada Minggu (9/6/2019) macet parah. Seorang pengemudi yang memberikan testimoni bahwa perjalanan sepanjang 21 KM di Tol Cipali membutuhkan waktu sekitar 4 jam.
"Sebanyak enam lajur, macet parah dari KM 93. Mulai macet dari jam 20.00 WIB [semalam]," ujar, Ardhika K Huda menjadi salah satu pengemudi yang terjebak macet.
Berbeda dengan arus mudik yang disebabkan oleh pergeseran waktu mudik, Menhub Budi Karya beralasan karena rentang waktu arus balik yang pendek. Namun, dia mengakui telah membayangkan bahwa arus balik pada 9 Juni akan macet parah.
"Tanggal 9 (Juni) itu pasti bermasalah. Saya sudah bayangkan," kata Budi Karya di kantornya, Senin (10/6/2019).
Menurutnya, rentang arus mudik terbilang efektif tujuh hari, sedangkan arus balik hanya tiga hari.
"Tapi karena memang keharusan untuk ke kantor, itulah yang diambil. Kalau umpamanya dari tanggal 6 sudah dicicil, atau tanggal 7 gitu [...] Tanggal 9 itu kalau mereka pulang sama-sama pasti kita tidak mampu," bebernya.
Apapun alasannya, kemacetan baik pada arus mudik dan arus balik masih terjadi pada lebaran kali ini. Ratusan ribu orang pun merasakan bahwa Tol Trans Jawa yang panjang dan megah tak mampu menghadapi arus mudik dan arus balik tanpa pengelolaan yang tepat.
Simak video terkait ucapan selamat Lebaran dari Jokowi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/miq) Next Article Tak Mau Macet? Hindari Puncak Arus Balik 8-9 Juni
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular