Mendag Klaim Harga Bawang Putih Turun, Faktanya?

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
30 April 2019 09:47
Menjelang Ramadan, sejumlah harga bahan makanan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan.
Foto: Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (CNBC Indonesia/ Rehia Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang Ramadan, sejumlah harga bahan makanan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan, termasuk harga bawang putih yang naik paling tinggi.

Sejak awal tahun, rata-rata harga bawang putih di berbagai provinsi di Indonesia melonjak 100,21% atau 2 kali lipat. Pada awal tahun harga bawang putih masih di level Rp 24.150/kilogram (kg), kini harganya sudah mencapai Rp 48.350/kg.

Usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengemukakan bahwa pemerintah telah menerbitkan izin impor kepada swasta untuk menjaga harga bawang putih nasional.


"Sudah ke sektor swasta, 115.000 ton. Ini semua yang menanam sesuai dengan Permentan (Peraturan Menteri Pertanian)," kata Enggartiasto di kompleks kepresidenan, Senin (29/4/2019).


Enggartiasto menjelaskan, stok yang dimiliki importir saat ini sebetulnya masih memadai. Namun, para importir mengakui bahwa mereka masih kekurangan pasokan.

"Lalu kami minta kepada para importir itu, para pengusaha, mengeluarkan. Lakukan operasi pasar, dan sudah jalan," jelasnya

Otoritas perdagangan ini pun mengklaim, harga bawang putih di sejumlah daerah sudah mulai turun. Diharapkan, harga bawang putih bisa berada di kisaran Rp 30.000-Rp 32.000/kg.

"Target kira-kira Rp 30.000- Rp 32.000. Dan sekarang sudah turun di berbagai tempat, sudah Rp 30.000. So far sudah oke, tidak ada masalah," jelasnya.

Berdasarkan data yang dilansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga bawang putih seluruh Indonesia nyaris menyentuh Rp 50.000/kg atau tepatnya mencapai Rp 48.950/kg.

Bahkan sejak awal April, harga bawang putih sudah melonjak hingga 40%. Di DKI Jakarta, harga bawang putih pada akhir pekan lalu, (26/4/2019) mencapai Rp 60.000/kg, naik 13% sejak awal bulan April.

Bulog Impor 100.000 Ton Bawang Putih
Kemendag telah menerbitkan persetujuan impor (PI) bawang putih pada tahun ini bagi delapan importir swasta sejumlah 115.765 ton. Hal itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan selama periode puasa dan Lebaran 2019.

Namun demikian, PI bawang putih untuk Perum Bulog sebanyak 100.000 ton belum juga terbit.

Ditemui selepas menghadiri rapat koordinasi persiapan puasa dan Lebaran 2019 di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4/2019), Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan memberikan penjelasan.


"Nanti tanya pak menteri (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita)," ujarnya.

Sementara itu, Enggartiasto Lukita tidak bersedia diwawancara wartawan seusai mengikuti rakor tersebut. Ia memilih menghindar saat ditanya wartawan perihal sejumlah isu di sektor riil.

Jawaban Oke selepas rakor di Kemenko Perekonomian tersebut tak berbeda jauh saat dikonfirmasi CNBC Indonesia pada Jumat sebelumnya, 12 April.

"Belum, masih menunggu arahan pimpinan," katanya.

Seperti diketahui, rakor di kantor Kemenko Perekonomian pada 19 Maret lalu telah menugaskan Bulog untuk mengimpor 100.000 ton bawang putih. Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai hal itu adalah langkah yang tepat untuk menurunkan harga sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Namun, para importir swasta ramai-ramai mengadukan penugasan impor itu kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

KPPU pun menilai penugasan tersebut rentan menimbulkan persaingan yang tidak sehat antara importir swasta dengan Bulog.


Pasalnya, Bulog tidak diwajibkan menanam 5% dari kuota impor bawang putih yang diberikan pemerintah, sebagaimana diatur dalam Permentan 38/2017, karena keputusan mengimpor merupakan instruksi dari pemerintah.

Setelah menerima masukan dari KPPU dan Ombudsman, Mendag pun akhirnya memilih untuk menahan pemberian PI kepada Bulog dan berupaya mempercepat pemberian izin impor kepada para importir bawang putih swasta.

Darmin Nasution menjelaskan, penugasan impor kepada Bulog tidak bisa dibatalkan karena sudah melalui rakor di kantor Kemenko Perekonomian.

"Mana bisa dibatalkan itu? Itu di kantor saya diputuskan, tidak bisa dibatalkan karena sudah melalui rakor. Coba tanya Menteri Perdagangan kenapa belum direalisasikan," kata Darmin beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Kemendag sudah menggelar Operasi Pasar bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (18/4/2019) sore. Bekerja sama dengan salah satu importir, PT Mahkota Abadi Prima Jaya, bawang putih sebanyak 8 ton dijual kepada para pedagang pengecer dengan harga Rp 500.000 per karung seberat 20 kg, atau Rp 25.000/kg.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti mengatakan, Operasi Pasar ini dilakukan menindaklanjuti permintaan Menteri Perdagangan kepada para importir agar mengeluarkan stok mereka untuk membantu menstabilkan harga. Sejauh ini ada lima importir yang sudah berkomitmen.

"Untuk operasi pasar, kita jual di tingkat grosir Rp 20.000/kg kemudian di konsumen akhir diharapkan harganya Rp 30.000-32.000/kg. Di ritel modern Rp 35.000/kg, itu biasanya yang sudah bersih dikupas. Hari ini launching yang pertama, masih ada beberapa importir yang akan mengeluarkan stoknya," ujar Tjahya, Kamis (18/4/2019).

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata nasional bawang putih ukuran sedang per 18 April lalu mencapai Rp 44.250/kg, naik 7,53% dibandingkan hari sebelumnya.

Harga rata-rata di DKI Jakarta telah mencapai Rp 60.000/kg tanpa ada tanda-tanda penurunan dalam 6 hari terakhir. Harga rata-rata tertinggi tercatat Rp 64.500/kg di kota Surabaya.

Ada menteri yang menginginkan terjadinya inflasi? Kok bisa, simak video ini.

[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Impor Jagung 30 Ribu Ton Tunggu Persetujuan Menteri Rini

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular