Internasional

Terbesar di Dunia, Seperti Ini Suasana Pemilu India

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 April 2019 18:09
Terbesar di Dunia, Seperti Ini Suasana Pemilu India
Foto: Suasana pemilu India (REUTERS/Adnan Abidi)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum Indonesia melakukan pemilihan presiden pada 17 April nanti, India akan lebih dulu mengadakan pemilihan umum majelis rendah Parlemen pada hari ini, Kamis (11/4/2019).

Banyak yang menyebut Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) akan kembali menang dan menjabat selama lima tahun lagi. Namun, berdasarkan hasil jajak pendapat, kubu pesaing juga memiliki peluang menang.


Koalisi yang dipimpin oleh partai Modi diperkirakan akan memenangkan 273 dari 543 kursi parlemen yang diperebutkan. Jumlah 273 itu satu kursi lebih banyak dari yang diperlukan untuk dapat memerintah, menurut laporan Reuters yang dikutip CNBC International.

Akan ada sekitar 900 juta pemilih yang memenuhi syarat di India, hampir tiga kali lipat dari populasi Amerika Serikat (AS). Banyaknya jumlah pemilih itu membuat pemilu India menjadi pesta demokrasi terbesar di dunia.

Terbesar di Dunia, Seperti Ini Suasana Pemilu IndiaFoto: Suasana Pemilu India (REUTERS/Rupak De Chowdhuri )

Pemilu India akan dilakukan dalam tujuh tahap dan berakhir pada 19 Mei.

Suara akan dihitung pada 23 Mei dan hasilnya kemungkinan akan diumumkan pada hari yang sama.

Berikut adalah serba-serbi pemilu di India.

BERLANJUT KE HALAMAN DUA

India menjalankan sistem pemerintahan parlementer, yang berarti perwakilan terpilih dalam pemilu akan menduduki majelis rendah yang juga disebut Lok Sabha.

Ada 545 kursi secara total dalam majelis rendah, di mana dua kursi akan diduduki oleh orang yang ditunjuk langsung oleh presiden. Sementara itu sisanya ditentukan melalui pemilihan.

Partai yang memenangkan mayoritas kursi di majelis rendah akan membentuk pemerintahan.

Namun, jika tidak ada pihak yang memenangkan mayoritas kursi, maka koalisi harus dibentuk. Saat ini, ada dua koalisi besar di India, yaitu Aliansi Demokratik Nasional (NDA) dan Persatuan Progresif Bersatu.

Terbesar di Dunia, Seperti Ini Suasana Pemilu IndiaFoto: Jyoti Amge, 25 mengikuti pemilu India (REUTERS/Stringer )

NDA dipimpin oleh partai BJP yang dipimpin Modi. NDA juga membentuk pemerintahan saat ini. Koalisi lainnya, Persatuan Progresif Bersatu, dipimpin oleh Kongres Nasional India.

Selain dua koalisi itu, sempat muncul juga koalisi "pemerintah front-ketiga", di mana baik BJP maupun Kongres tidak memiliki pengaruh besar di dalamnya. Namun, hal ini diperkirakan akan menakuti pasar dan merusak kepercayaan investor di India.


BERLANJUT KE HALAMAN TIGA


NDA sudah memerintah India sejak 2014. Selama waktu itu, Modi memperkenalkan sejumlah reformasi ekonomi terkemuka seperti penerapan pajak barang dan jasa, serta demonetisasi.

Demonetisasi adalah saat semua uang kertas pecahan 500 dan 1.000 rupee ditarik secara tak terduga dan uang kertas pecahan 500 dan 2.000 rupee baru dikeluarkan.

Modi juga telah menjanjikan pertumbuhan ekonomi dalam kampanyenya di tahun 2014. Hal ini telah terwujud, namun sayangnya pertumbuhannya tidak merata.

Penantang utama Modi adalah Rahul Gandhi, presiden partai oposisi Kongres.



Dia adalah anggota dinasti politik paling berpengaruh di India. Ayah Gandhi, Rajiv Gandhi, dan neneknya, Indira Gandhi, adalah mantan perdana menteri. Kakek buyutnya, Jawaharlal Nehru, adalah perdana menteri pendiri India.

Dalam pemilihan terakhir, Kongres hanya memenangkan 44 kursi di majelis rendah. Sejak itu, partai ini telah populer dan baru-baru ini memenangkan tiga pemilihan negara bagian utama.

Terbesar di Dunia, Seperti Ini Suasana Pemilu IndiaFoto: Pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India mengenakan cut-out dari Perdana Menteri Narendra Modi dan presiden partai Amit Shah berjalan selama kampanye pemilihan di Ahmedabad, India. (REUTERS / Amit Dave )

Analis secara umum memperkirakan Modi akan kembali memenangkan masa jabatan lima tahun sebagai perdana menteri. Tetapi beberapa analis juga mengatakan BJP mungkin telah kehilangan mayoritas partai tunggal di majelis rendah dan koalisi NDA mungkin memerlukan dukungan dari partai-partai tambahan.

Konsultan politik Eurasia Group, awal bulan ini mengatakan mereka memperkirakan Kongres hanya memiliki peluang 15% untuk kembali berkuasa.

Hanya ada dua partai dengan pengaruh di seluruh India, yaitu BJP dan Kongres. Namun begitu, pemilih di sejumlah negara bagian di India diproyeksikan akan mendukung partai-partai regional.


BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT


Di antara 29 negara bagian India dan tujuh wilayah persatuan, Uttar Pradesh adalah yang terpadat. Wilayah itu memiliki lebih dari 200 juta penduduk. Oleh karena itu wilayah itu dianggap penting sekali bagi para calon majelis rendah.

Akan dipilih 80 anggota majelis rendah dalam pemilu hari ini di sana. Pada pemilu sebelumnya, BJP dan sekutunya memenangkan 73 dari 80 kursi di Uttar Pradesh.

Beberapa partai lokal telah membentuk aliansi untuk melawan partai Modi, membuat BJP sulit untuk kembali unggul dalam pemilihan umum 2019.

Wilayah lain yang akan diawasi dengan ketat termasuk negara bagian barat Maharashtra, dengan 48 kursi; Benggala Barat di timur, dengan 42 kursi; Bihar di utara, dengan 40 kursi; dan Tamil Nadu di selatan, dengan 39 kursi.


BERLANJUT KE HALAMAN LIMA


Pekerjaan: Salah satu masalah mendesak yang dihadapi Modi selama lima tahun menjabat adalah penciptaan lapangan kerja yang kurang baik, meskipun pertumbuhan ekonomi kuat.

Lembaga pemantau Pusat Perekonomian India memperkirakan ada sekitar 11 juta lapangan kerja yang hilang pada 2018.

Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap lebih dari 273.000 orang, pengawas pemilu untuk Reformasi Demokratis menemukan bahwa kesempatan kerja yang lebih baik adalah prioritas utama bagi para pemilih.

Baik BJP dan Kongres, dalam manifesto pemilu masing-masing, berjanji untuk menciptakan peluang kerja baru di India.


Keamanan: Pada bulan Februari, ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah pesawat-pesawat militer dari kedua belah pihak saling melakukan serangan udara di wilayah masing-masing, dan pasukan mereka saling menembak di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir.

Analis mengatakan pertempuran itu meningkatkan dukungan untuk Modi dan BJP karena kekhawatiran atas masalah keamanan mengatasi kekhawatiran atas masalah ekonomi.

"Pertunjukan yang suram pada pemilihan negara tahun lalu meninggalkan sedikit keraguan bahwa BJP telah kehilangan cengkeraman yang signifikan pada pemerintah," tulis Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank, dalam sebuah catatan. "Sejak ketegangan India-Pakistan berkobar pada Februari tahun ini, dukungan untuk BJP (NDA) telah meningkat."

"Ini telah memberi BJP hadiah kemenangan nasionalis dan keamanan nasional di mana BJP mampu meningkatkan kedudukan dukungan," tambahnya.

Dalam manifesto pemilihannya, BJP mengatakan akan mencabut dukungan dan hak istimewa dari penduduk tetap di negara bagian mayoritas Muslim di India, Jammu dan Kashmir. Hal itu berpotensi mengundang serangan balasan.

Terbesar di Dunia, Seperti Ini Suasana Pemilu IndiaFoto: Suasana Pemilu India (REUTERS/Adnan Abidi )


Pertanian: Petani India, yang merupakan bagian besar dari tenaga kerja, telah sengsara selama bertahun-tahun karena harga hasil panen yang rendah, ada kenaikan biaya, demonetisasi dan masalah kekeringan yang meluas.

Menyiasati hal itu, kedua belah pihak telah menguraikan potensi kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan upah bagi petani.

BJP juga mengatakan berencana untuk meluncurkan skema pensiun bagi petani kecil dan marjinal untuk memberi mereka jaminan sosial di usia tua. Modi juga berjanji untuk menghabiskan 25 triliun rupee (sekitar US$ 359 miliar) untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pedesaan.

Dalam anggaran Februari, BJP mengumumkan bahwa petani yang memiliki tanah hingga 5 hektar akan menerima 6.000 rupee dalam bentuk subsidi pendapatan setiap tahunnya. Kebijakan itu akan diperluas ke semua petani, sesuai dengan manifesto pemilihan partai.

Sayangnya, tahun lalu BJP kalah dalam pemilihan di tiga pedesaan di negara itu. hal itu menjadi pukulan bagi Modi.

Kongres juga menguraikan sejumlah skema untuk membantu petani. Skema itu termasuk memperluas program pekerjaan yang ada untuk menjamin hanya ada 150 hari kerja dalam setahun dan untuk menghapus pinjaman pertanian.

Partai ini juga memiliki ambisi untuk mengurangi kemiskinan di India dengan membagikan sekitar US$ 1.000 per tahun ke 20% rumah tangga termiskin.

Rencana itu membuat para ekonom mempertanyakan bagaimana program itu akan didanai dan siapa yang akan memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan itu.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular