
Lowongan Kerja Memang Tambah, Tapi Upah AS di Bawah Harapan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 April 2019 08:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka petumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) solid pada bukan Maret. Tingkat pertumbuhan tenaga kerja untuk sektor non-pertanian naik sebesar 196.000, sementara tingkat pengangguran juga stabil di 3,8%.
Hal itu disampaikan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Jumat (5/4/2019). Bahkan, angka itu lebih baik dari proyeksi Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan hanya 175.000.
Baiknya data terjadi setelah pada bulan Februari angka pertumbuhannya mengecewakan. Rendahnya data Februari sempat membuat ekonom cemas terhadap masa depan pertumbuhan ekonomi yang sudah melambat selama. Melansir CNBC International, angka pengangguran juga tercatat sesuai harapan.
"Dengan laporan ketenagakerjaan bulan Maret yang sekarang tercatat solid, kami mendapatkan kepastian bahwa pasar tenaga kerja masih kuat," kata Steve Rick, kepala ekonom di CUNA Mutual Group.
"Tentu saja, penurunan bulan lalu mengecewakan, terutama setelah pertumbuhan Desember dan Januari menorehkan jumlah yang mengesankan meskipun ada beberapa hambatan besar. Tetapi laporan Maret yang baik menunjukkan bahwa Februari lebih merupakan hal yang masih bisa diatasi."
Namun, kenaikan tingkat upah turun dari laju yang kuat baru-baru ini. Pertumbuhan upah hanya tumbuh 0,14% untuk bulan ini dan 3,2% dari tahun ke tahun, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 3,4% dari bulan lalu. Rata-rata minggu kerja meningkat 0,1 jam menjadi 34,5 jam.
Angka pekerjaan secara umum, yang termasuk pekerja lepas dan paruh waktu, juga tetap di kisaran 7,3%. Namun, angka pertumbuhan "tingkat pengangguran nyata" itu turun dari 7,9% setahun yang lalu.
Pada Februari pertumbuhan jumlah pekerja hanya 20.000, namun telah direvisi menjadi 33.000 dalam laporan Maret. Meski begitu, jika ditambahkan dengan kenaikan 312.000 pekerjaan pada Januari, maka rata-rata pertumbuhan tenaga kerja selama tiga bulan terakhir adalah 180.000. Angka ini di bawah kenaikan bulanan rata-rata 233.000 pada 2018.
Namun, baiknya data di atas telah dibatasi oleh pengumuman ADP dan Moody's Analytics. Pada hari Rabu, kedua lembaga itu memproyeksikan angka upah pribadi jauh di bawah ekspektasi pasar, menunjukkan bahwa lebih banyak berita buruk bisa muncul.
Meski begitu, kondisi ekonomi AS sekarang terlihat lebih baik daripada kinerjanya di awal tahun. Produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama diproyeksikan naik 2,1%, menurut The Fed Atlanta, yang menyebut kenaikan hanya 0,2% beberapa minggu lalu. PDB kuartal keempat meningkat 2,2%, membuat pertumbuhan sepanjang 2018 meningkat menjadi 2,9%.
"Kenaikan jumlah pekerja sebanyak 196.000 pada Maret menunjukkan ekonomi AS tidak macet, seperti yang dikhawatirkan investor setelah rilis angka Februari yang mengecewakan. Dan data lain dalam laporan itu menunjukkan upah meningkat, tetapi tidak pada tingkat yang akan memacu inflasi," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.
"Ini adalah laporan yang sempurna untuk investor saham karena ini menunjukkan ekonomi AS masih berjalan sementara angka upah akan membuat FOMC tetap tenang." tambahnya.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) merupakan dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
(hps) Next Article 1,8 Juta Lowongan Kerja Diramal Kembali Dibuka di Akhir 2020
Hal itu disampaikan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Jumat (5/4/2019). Bahkan, angka itu lebih baik dari proyeksi Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan hanya 175.000.
Baiknya data terjadi setelah pada bulan Februari angka pertumbuhannya mengecewakan. Rendahnya data Februari sempat membuat ekonom cemas terhadap masa depan pertumbuhan ekonomi yang sudah melambat selama. Melansir CNBC International, angka pengangguran juga tercatat sesuai harapan.
"Dengan laporan ketenagakerjaan bulan Maret yang sekarang tercatat solid, kami mendapatkan kepastian bahwa pasar tenaga kerja masih kuat," kata Steve Rick, kepala ekonom di CUNA Mutual Group.
Namun, kenaikan tingkat upah turun dari laju yang kuat baru-baru ini. Pertumbuhan upah hanya tumbuh 0,14% untuk bulan ini dan 3,2% dari tahun ke tahun, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 3,4% dari bulan lalu. Rata-rata minggu kerja meningkat 0,1 jam menjadi 34,5 jam.
Angka pekerjaan secara umum, yang termasuk pekerja lepas dan paruh waktu, juga tetap di kisaran 7,3%. Namun, angka pertumbuhan "tingkat pengangguran nyata" itu turun dari 7,9% setahun yang lalu.
Pada Februari pertumbuhan jumlah pekerja hanya 20.000, namun telah direvisi menjadi 33.000 dalam laporan Maret. Meski begitu, jika ditambahkan dengan kenaikan 312.000 pekerjaan pada Januari, maka rata-rata pertumbuhan tenaga kerja selama tiga bulan terakhir adalah 180.000. Angka ini di bawah kenaikan bulanan rata-rata 233.000 pada 2018.
Namun, baiknya data di atas telah dibatasi oleh pengumuman ADP dan Moody's Analytics. Pada hari Rabu, kedua lembaga itu memproyeksikan angka upah pribadi jauh di bawah ekspektasi pasar, menunjukkan bahwa lebih banyak berita buruk bisa muncul.
Meski begitu, kondisi ekonomi AS sekarang terlihat lebih baik daripada kinerjanya di awal tahun. Produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama diproyeksikan naik 2,1%, menurut The Fed Atlanta, yang menyebut kenaikan hanya 0,2% beberapa minggu lalu. PDB kuartal keempat meningkat 2,2%, membuat pertumbuhan sepanjang 2018 meningkat menjadi 2,9%.
"Kenaikan jumlah pekerja sebanyak 196.000 pada Maret menunjukkan ekonomi AS tidak macet, seperti yang dikhawatirkan investor setelah rilis angka Februari yang mengecewakan. Dan data lain dalam laporan itu menunjukkan upah meningkat, tetapi tidak pada tingkat yang akan memacu inflasi," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.
"Ini adalah laporan yang sempurna untuk investor saham karena ini menunjukkan ekonomi AS masih berjalan sementara angka upah akan membuat FOMC tetap tenang." tambahnya.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) merupakan dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
(hps) Next Article 1,8 Juta Lowongan Kerja Diramal Kembali Dibuka di Akhir 2020
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular