
Dolar Punya Momentum Menguat Pasca Rilis Data Tenaga Kerja AS
Putu Agus Pransuamitra & Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
06 April 2019 08:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang dolar AS perlahan mengumpulkan momentum penguatan pada perdagangan terakhir kemain, Jumat (5/4/19). Rilis data tenaga kerja AS yang mixed membuat dolar belum melaju kencang.
Pada pukul 19:35 WIB, indeks dolar terpantau berada di kisaran 97,28 atau melemah tipis 0,02%, namun telah naik dari level terendah harian 97,19. Indeks dolar menjadi indikator kekuatan mata uang Paman Sam tersebut, yang dibentuk dari enam mata uang utama.
Terpantau dolar masih melemah terhadap euro, namun telah menguat terhadap yen Jepang, dan sudah menekuk poundsterling sejak sore tadi.
Euro berkontribusi sebesar 57,6% dalam membentuk indeks dolar sehingga memberikan pengaruh yang signifikan. Yen dan pound masing-masing berkontribusi 13,6% dan 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).
Departemen Tenaga Kerja AS pada pukul 19:30 WIB melaporkan data non-farm payroll, yang memberikan gambaran sepanjang bulan Maret perekonomian AS mampu menyerap tenaga kerja 198.000 tenaga kerja, meningkat signifikan dari bulan Februari sebanyak 33.000 tenaga kerja. Mengutip Forex Factory, angka di bulan Maret tersebut lebih tinggi dari prediksi sebanyak 172.000.
Namun data lain yang dirilis kurang bagus, rata-rata gaji per jam dilaporkan hanya naik 0,1% di bulan Maret, di bawah kenaikan bulan sebelumnya 0,4%, juga di bawah prediksi sebesar 0,3%.
Sementara tingkat pengangguran dilaporkan tetap sebanyak 3,8%. Data tenaga kerja AS sering dijadikan indikator kekuatan negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. Federal Reserve (The Fed) AS juga menjadikan data tenaga kerja sebagai salah satu acuan dalam menentukan kebijakan moneter.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja tersebut melengkapi data-data tenaga kerja di pekan ini, yang juga mixed.
Automatic Data Processing Inc. pada Rabu (3/4/19) melaporkan sepanjang bulan Maret ekonomi AS hanya mampu menyerap 129.000 tenaga kerja, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya ketika menyerap sebanyak 197.000 tenaga kerja.
Sementara Kamis (5/4/19) kemarin Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu tercatat sebanyak 202.000, lebih sedikit dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 211.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Dolar Lemas di Asia, Tapi Jadi yang Terkuat di Eropa
Pada pukul 19:35 WIB, indeks dolar terpantau berada di kisaran 97,28 atau melemah tipis 0,02%, namun telah naik dari level terendah harian 97,19. Indeks dolar menjadi indikator kekuatan mata uang Paman Sam tersebut, yang dibentuk dari enam mata uang utama.
Terpantau dolar masih melemah terhadap euro, namun telah menguat terhadap yen Jepang, dan sudah menekuk poundsterling sejak sore tadi.
Euro berkontribusi sebesar 57,6% dalam membentuk indeks dolar sehingga memberikan pengaruh yang signifikan. Yen dan pound masing-masing berkontribusi 13,6% dan 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).
Namun data lain yang dirilis kurang bagus, rata-rata gaji per jam dilaporkan hanya naik 0,1% di bulan Maret, di bawah kenaikan bulan sebelumnya 0,4%, juga di bawah prediksi sebesar 0,3%.
Sementara tingkat pengangguran dilaporkan tetap sebanyak 3,8%. Data tenaga kerja AS sering dijadikan indikator kekuatan negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. Federal Reserve (The Fed) AS juga menjadikan data tenaga kerja sebagai salah satu acuan dalam menentukan kebijakan moneter.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja tersebut melengkapi data-data tenaga kerja di pekan ini, yang juga mixed.
Automatic Data Processing Inc. pada Rabu (3/4/19) melaporkan sepanjang bulan Maret ekonomi AS hanya mampu menyerap 129.000 tenaga kerja, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya ketika menyerap sebanyak 197.000 tenaga kerja.
Sementara Kamis (5/4/19) kemarin Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu tercatat sebanyak 202.000, lebih sedikit dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 211.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Dolar Lemas di Asia, Tapi Jadi yang Terkuat di Eropa
Most Popular