Dolar Lemas di Asia, Tapi Jadi yang Terkuat di Eropa

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 April 2019 19:46
Terhadap mata uang Asia, yakni yen Jepang, dolar masih belum banyak bergerak bahkan cenderung melemah.
Foto: Ilustrasi Dolar (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Performa dolar di hadapan mata uang utama nilainya bergerak 'mixed' pada perdagangan hari ini Kamis (4/4/19). Terhadap mata uang Asia, yakni yen Jepang, dolar masih belum banyak bergerak bahkan cenderung melemah.

Berbanding terbalik dengan mata uang Eropa, dolar terpantau menguat terhadap euro dan poundsterling. Hal yang sama  juga dialami franc Swiss, yang ditekuk oleh dolar.

Akibat kuatnya dolar di hadapan mata uang Eropa, dolar indeks kembali menguat. Pada pukul 19:34 WIB, indeks dolar berada di kisaran 97,23 atau menguat 0,14%.

Dari sisi fundamental, dolar sebenarnya tidak sedang begitu bagus melihat rilis data dari AS Rabu kemarin. Automatic Data Processing Inc. melaporkan sepanjang bulan Maret ekonomi AS hanya mampu menyerap 129.000 tenaga kerja, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya ketika menyerap sebanyak 197.000 tenaga kerja.

Dolar Lemas di Asia, Kuat di EropaFoto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)


Selain itu di hari yang sama Institute for Supply Management (ISM) melaporkan data aktivitas non-manufaktur di bulan Maret melambat menjadi 56,1 dari sebelumnya 59,3.Data-data tersebut menegaskan perekonomian AS sedang melambat sesuai dengan prediksi banyak pihak.

Sementara pada hari ini kabar cukup bagus datang dari  Departemen Tenaga Kerja AS yang melaporkan jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu tercatat sebanyak 202.000, lebih sedikit dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 211.000.

Di sisi lain, pelambatan yang terjadi di Eropa juga memukul mata uang di kawasan tersebut.

Biro Statistik Jerman melaporkan data pesanan pabrik bulan Februari turun sebesar 4,2% dibandingkan bulan sebelumnya, sekaligus menjadi penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir.

Jerman merupakan raksasa ekonomi Eropa, data-data yang dirilis kurang bagus akan memicu kecemasan pelambatan ekonomi di benua biru. Rilis data ini yang membuat dolar berhasil menekan euro.

Sementara poundsterling kemungkinan diterpa aksi ambil untung atau profit taking setelah menguat tiga hari beruntun. Selain itu pelaku pasar juga menanti perkembangan Brexit di internal Inggris lebih lanjut.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/dru) Next Article Dolar Punya Momentum Menguat Pasca Rilis Data Tenaga Kerja AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular