Borong Sukhoi dari Rusia, RI Akui ada Tekanan dari AS

Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
26 March 2019 13:48
Pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia ke Indonesia mungkin dimulai pada 2019.
Foto: Sukhoi Su-35 (REUTERS / Sergei Karpukhin / File Foto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia ke Indonesia mungkin dimulai pada 2019. Demikian disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi kepada kantor berita TASS, Senin (25/3/2019).

"Anda tahu, ini adalah masalah teknis karena perjanjian telah ditandatangani. Pembicaraannya adalah tentang penerapannya secara teknis karena skema itu sendiri cukup baru bagi kami," kata Supriyadi.

"Seperti yang Anda tahu, skema ini membayangkan pertukaran beberapa produk untuk produk lain dan saya sangat berharap bahwa itu akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Saya berharap ini akan terjadi tahun ini," lanjutnya saat menanggapi pertanyaan tentang kapan pengiriman pesawat tempur Su-35 ke Indonesia akan dimulai.



Ketika menjawab pertanyaan tentang posisi Amerika Serikat (AS) dalam masalah ini, Supriyadi mengakui RI merasakan tekanan tertentu dari Washington.

"Tetapi pemerintah telah membuat keputusan untuk dirinya sendiri dan ini adalah masalah internal, masalah kepentingan nasional dan keputusan secara alami akan dibuat oleh kami," kata Supriyadi, mengutip laporan TASS.

Ia juga mengatakan bahwa Rusia dan Indonesia sedang mengerjakan proyek-proyek baru di bidang kerja sama militer dan teknis. Akan tetapi, Supriyadi menolak untuk memberikan perinciannya.

"Setiap tahun, komisi khusus untuk kerja sama militer dan teknis mengadakan sesi untuk membahas masalah saat ini," kata Supriyadi.



Sebelumnya pada November tahun lalu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan proses imbal dagang pembelian 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia belum menemukan titik terang.

Bahkan, molornya proses imbal dagang ini diduga disebabkan adanya tekanan diplomatik dari pemerintah AS kepada pemerintah RI. Namun, Karyanto segera membantah hal itu.

Ia mengatakan alasan sebenarnya adalah pihak Indonesia dan Rusia belum mencapai kesepakatan terkait jenis barang yang akan ditransaksikan dalam proses imbal dagang tersebut. Adapun nilai pembelian 11 jet tempur tersebut dikabarkan mencapai US$ 1,14 miliar atau Rp 16,75 triliun (kurs Rp 14.700/US$).

Simak video terkait kinerja ekspor Indonesia di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Ke Rusia, Prabowo Mau Beli 11 Unit Sukhoi Su-35 Rp15,57 T!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular