
Internasional
Perlambatan Ekonomi AS Kian Nyata, Lowongan Kerja Mulai Sulit
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 March 2019 08:10

Washington, CNBC Indonesia - Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) pada Februari sangat kecil dimana hanya menyerap 20.000 tenaga kerja. Hal itu memperkuat bukti adanya perlambatan tajam dalam kegiatan ekonomi pada kuartal pertama.
Kenaikan tingkat upah tipis yang dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (83/2019) merupakan yang terlemah. Dimana sektor konstruksi mengalmai penurunan besar yang sensitif pada perubahan cuaca.
Lembaga itu juga menyebut ada penurunan dalam perekrutan oleh pengecer dan perusahaan utilitas serta sektor transportasi dan pergudangan, yang justru mengalami kekurangan supir.
Penurunan tajam dalam jumlah kenaikan gaji adalah pukulan lain bagi Presiden Donald Trump yang telah mengalami serangkaian kemunduran dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegagalan perundingan nuklir dengan Korea Utara, mencetak rekor defisit perdagangan barang meskipun telah menerapkan kebijakan "America First" pemerintahannya, dan ekonominya tidak mencapai target pertumbuhan tahunan 3% yang dibuat Gedung Putih pada 2018.
Namun, meskipun begitu, penurunan pertumbuhan angka pekerja ini masih bisa dimaklumi lantaran selama dua bulan terakhir berturut-turut telah terjadi peningkatan jumlah pekerja yang signifikan. Beberapa faktor lainnya yang menentukan kesejahteraan pekerja dalam laporan juga kuat.
Tingkat pengangguran kembali turun menjadi di bawah 4% dan dan jumlah pekerja paruh waktu juga menyentuh rekor terendah. Selain itu, pertumbuhan upah tahunan tercatat terbaik sejak 2009, dan ekonomi menciptakan 12.000 lebih banyak pekerjaan pada Desember dan Januari daripada yang dilaporkan sebelumnya, sehingga total pertumbuhan untuk dua bulan menjadi 538.000 pekerja.
"Kami telah memperingatkan bahwa angka kenaikan lapangan kerja baru-baru ini telah melebih-lebihkan kekuatan yang mendasari pasar tenaga kerja AS," kata Harm Bandholz, kepala ekonom AS di UniCredit Research di New York seperti dikutip dari Reuters.
"Dan koreksi baru terjadi pada bulan Februari ini, bukannya terjadi selama berbulan-bulan."
Namun, beragam laporan merupakan indikasi lain bahwa ekonomi sedang melambat dan mendukung pendekatan dovish dari The Federal Reserve terhadap kenaikan suku bunga berlanjut tahun ini.
Ekonomi kehilangan kecepatan karena stimulus dari pemotongan pajak US$ 1,5 triliun dan meningkatnya belanja pemerintah. Defisit perdagangan barang yang besar juga menghawatirkan aktivitas serta memperlambat ekonomi global. Mengutip Reuters, estimasi pertumbuhan untuk kuartal pertama adalah sekitar 1% dari tahun lalu.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters bulan lalu memperkirakan gaji pada 180.000 pekerja sektor nonpertanian akan naik. Selain cuaca dan meningkatnya kekurangan pekerja, aksi jual pasar saham dan lonjakan imbal hasil AS di akhir 2018, yang memperketat kondisi pasar keuangan, juga kemungkinan menghambat perekrutan.
Lama kerja dam seminggu rata-rata turun menjadi 34,4 jam bulan lalu dari 34,5 jam pada Januari.
"Yang dilakukan laporan ini adalah hanya mengingatkan orang-orang bahwa ekonomi melambat dan ekonomi moderat tidak menciptakan sejumlah besar posisi baru," kata Joel Naroff, kepala ekonom di Naroff Economic Advisors di Holland, Pennsylvania.
Berita penurunan pertumbuhan angka pekerja ini membuat saham AS terkoreksi karena menambah kekhawatiran pelemahan pertumbuhan global yang dipicu oleh data ekspor China yang lemah dan perlambatan berkepanjangan di zona euro. Dolar terdepresiasi terhadap 6 mata uang utama lainnya. Harga Treasury AS beragam.
Kenaikan Upah Solid
Naiknya angka pekerja selama dua bulan terakhir rata-rata 186.000 per bulan, jauh di atas sekitar 100.000 yang dibutuhkan untuk mengimbangi populasi usia kerja. Tingkat pengangguran turun dua persepuluh dari persentase poin menjadi 3,8% di Februari, juga karena pekerja pemerintah federal yang menganggur sementara selama 35 hari saat penutupan pemerintah (shutdown) parsial kembali bekerja.
Shutdown terlama dalam sejarah AS itu berakhir pada 25 Januari.
Ukuran pengangguran yang lebih luas, yang termasuk orang yang ingin bekerja tetapi telah berhenti mencari dan mereka yang bekerja paruh waktu karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan penuh waktu, turun menjadi 7,3%, terendah sejak Maret 2001, dari 8,1% pada Januari. Penurunan yang disebut tingkat U6 adalah yang terbesar sejak Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) meluncurkan beberapa seri pada tahun 1994.
Penghasilan per jam rata-rata naik 11 sen atau 0,4% pada Februari setelah naik 0,1% pada Januari. Hal itu menyebabkan kenaikan upah tahunan menjadi 3,4%, kenaikan terbesar sejak April 2009, dari 3,1% pada Januari.
Secara keseluruhan, inflasi upah tetap moderat. Sebuah laporan pada hari Kamis menunjukkan biaya tenaga kerja naik hanya 1,4% pada 2018, kenaikan terkecil sejak 2016, setelah naik 2,2% pada 2017.
Ekonom mengatakan pengusaha terus merekrut pekerja dengan kecepatan tinggi meskipun pengangguran telah rendah karena telah ada lebih banyak orang yang kembali bekerja, termasuk pelajar, wanita dan orang-orang yang berhenti bekerja agar memperoleh tunjangan cacat. Namun, mereka mengatakan bahwa sumber pasokan tenaga kerja berkurang.
Tingkat partisipasi angkatan kerja, atau proporsi orang Amerika usia kerja yang memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan, tidak berubah bulan lalu, tetap di level tertinggi lima tahun 63,2%. Ekonom memproyeksikan pertumbuhan pekerjaan rata-rata sekitar 150.000 tahun ini.
Bulan lalu, pekerjaan di lokasi konstruksi turun 31.000 pekerja, penurunan terbesar sejak Desember 2013, setelah meningkat sebesar 53.000 pada Januari. Sektor rekreasi dan perhotelan tidak menambah pekerjaan setelah gaji dinaikan untuk 89.000 pekerja di sektor ini pada bulan Januari.
Sektor manufaktur menciptakan 4.000 pekerjaan, paling sedikit sejak Juli 2017, setelah mencatatkan peningkatan 21.000 pekerja pada Januari. Indeks difusi pekerjaan manufaktur, yang mengukur proporsi industri yang menunjukkan kenaikan pekerjaan selama bulan tersebut, turun menjadi 51,3 pada bulan Februari.
"Perlambatan dalam belanja modal dan ekspor, sebagian besar disebabkan penerapan tarif impor dan perang dagang pada umumnya, yang kemungkinan juga menyebabkan melambatnya perekrutan oleh sektor manufaktur," kata Steve Blitz, kepala ekonom AS di TS Lombard di New York.
Upah sektor ritel turun pada 6.100 pekerja. Ada juga penutupan pekerjaan di utilitas serta industri transportasi dan pergudangan. Penggajian pemerintah turun pada 5.000 pekerja bulan lalu, disebabkan oleh penurunan angka pendidikan pemerintah daerah dan negara bagian.
Pekerja jasa profesional dan bisnis meningkat sebesar 42.000 pekerja pada bulan Februari. Sektor pendidikan dan perawatan kesehatan hanya menambah 4.000 pekerja.
(hps) Next Article Alert! IMF Sebut Ekonomi AS Melambat Sangat Dalam di Q2
Kenaikan tingkat upah tipis yang dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (83/2019) merupakan yang terlemah. Dimana sektor konstruksi mengalmai penurunan besar yang sensitif pada perubahan cuaca.
Lembaga itu juga menyebut ada penurunan dalam perekrutan oleh pengecer dan perusahaan utilitas serta sektor transportasi dan pergudangan, yang justru mengalami kekurangan supir.
Penurunan tajam dalam jumlah kenaikan gaji adalah pukulan lain bagi Presiden Donald Trump yang telah mengalami serangkaian kemunduran dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegagalan perundingan nuklir dengan Korea Utara, mencetak rekor defisit perdagangan barang meskipun telah menerapkan kebijakan "America First" pemerintahannya, dan ekonominya tidak mencapai target pertumbuhan tahunan 3% yang dibuat Gedung Putih pada 2018.
Tingkat pengangguran kembali turun menjadi di bawah 4% dan dan jumlah pekerja paruh waktu juga menyentuh rekor terendah. Selain itu, pertumbuhan upah tahunan tercatat terbaik sejak 2009, dan ekonomi menciptakan 12.000 lebih banyak pekerjaan pada Desember dan Januari daripada yang dilaporkan sebelumnya, sehingga total pertumbuhan untuk dua bulan menjadi 538.000 pekerja.
"Kami telah memperingatkan bahwa angka kenaikan lapangan kerja baru-baru ini telah melebih-lebihkan kekuatan yang mendasari pasar tenaga kerja AS," kata Harm Bandholz, kepala ekonom AS di UniCredit Research di New York seperti dikutip dari Reuters.
"Dan koreksi baru terjadi pada bulan Februari ini, bukannya terjadi selama berbulan-bulan."
Namun, beragam laporan merupakan indikasi lain bahwa ekonomi sedang melambat dan mendukung pendekatan dovish dari The Federal Reserve terhadap kenaikan suku bunga berlanjut tahun ini.
Ekonomi kehilangan kecepatan karena stimulus dari pemotongan pajak US$ 1,5 triliun dan meningkatnya belanja pemerintah. Defisit perdagangan barang yang besar juga menghawatirkan aktivitas serta memperlambat ekonomi global. Mengutip Reuters, estimasi pertumbuhan untuk kuartal pertama adalah sekitar 1% dari tahun lalu.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters bulan lalu memperkirakan gaji pada 180.000 pekerja sektor nonpertanian akan naik. Selain cuaca dan meningkatnya kekurangan pekerja, aksi jual pasar saham dan lonjakan imbal hasil AS di akhir 2018, yang memperketat kondisi pasar keuangan, juga kemungkinan menghambat perekrutan.
Lama kerja dam seminggu rata-rata turun menjadi 34,4 jam bulan lalu dari 34,5 jam pada Januari.
"Yang dilakukan laporan ini adalah hanya mengingatkan orang-orang bahwa ekonomi melambat dan ekonomi moderat tidak menciptakan sejumlah besar posisi baru," kata Joel Naroff, kepala ekonom di Naroff Economic Advisors di Holland, Pennsylvania.
Berita penurunan pertumbuhan angka pekerja ini membuat saham AS terkoreksi karena menambah kekhawatiran pelemahan pertumbuhan global yang dipicu oleh data ekspor China yang lemah dan perlambatan berkepanjangan di zona euro. Dolar terdepresiasi terhadap 6 mata uang utama lainnya. Harga Treasury AS beragam.
Kenaikan Upah Solid
Naiknya angka pekerja selama dua bulan terakhir rata-rata 186.000 per bulan, jauh di atas sekitar 100.000 yang dibutuhkan untuk mengimbangi populasi usia kerja. Tingkat pengangguran turun dua persepuluh dari persentase poin menjadi 3,8% di Februari, juga karena pekerja pemerintah federal yang menganggur sementara selama 35 hari saat penutupan pemerintah (shutdown) parsial kembali bekerja.
Shutdown terlama dalam sejarah AS itu berakhir pada 25 Januari.
Ukuran pengangguran yang lebih luas, yang termasuk orang yang ingin bekerja tetapi telah berhenti mencari dan mereka yang bekerja paruh waktu karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan penuh waktu, turun menjadi 7,3%, terendah sejak Maret 2001, dari 8,1% pada Januari. Penurunan yang disebut tingkat U6 adalah yang terbesar sejak Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) meluncurkan beberapa seri pada tahun 1994.
Penghasilan per jam rata-rata naik 11 sen atau 0,4% pada Februari setelah naik 0,1% pada Januari. Hal itu menyebabkan kenaikan upah tahunan menjadi 3,4%, kenaikan terbesar sejak April 2009, dari 3,1% pada Januari.
Secara keseluruhan, inflasi upah tetap moderat. Sebuah laporan pada hari Kamis menunjukkan biaya tenaga kerja naik hanya 1,4% pada 2018, kenaikan terkecil sejak 2016, setelah naik 2,2% pada 2017.
Ekonom mengatakan pengusaha terus merekrut pekerja dengan kecepatan tinggi meskipun pengangguran telah rendah karena telah ada lebih banyak orang yang kembali bekerja, termasuk pelajar, wanita dan orang-orang yang berhenti bekerja agar memperoleh tunjangan cacat. Namun, mereka mengatakan bahwa sumber pasokan tenaga kerja berkurang.
Tingkat partisipasi angkatan kerja, atau proporsi orang Amerika usia kerja yang memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan, tidak berubah bulan lalu, tetap di level tertinggi lima tahun 63,2%. Ekonom memproyeksikan pertumbuhan pekerjaan rata-rata sekitar 150.000 tahun ini.
Bulan lalu, pekerjaan di lokasi konstruksi turun 31.000 pekerja, penurunan terbesar sejak Desember 2013, setelah meningkat sebesar 53.000 pada Januari. Sektor rekreasi dan perhotelan tidak menambah pekerjaan setelah gaji dinaikan untuk 89.000 pekerja di sektor ini pada bulan Januari.
Sektor manufaktur menciptakan 4.000 pekerjaan, paling sedikit sejak Juli 2017, setelah mencatatkan peningkatan 21.000 pekerja pada Januari. Indeks difusi pekerjaan manufaktur, yang mengukur proporsi industri yang menunjukkan kenaikan pekerjaan selama bulan tersebut, turun menjadi 51,3 pada bulan Februari.
"Perlambatan dalam belanja modal dan ekspor, sebagian besar disebabkan penerapan tarif impor dan perang dagang pada umumnya, yang kemungkinan juga menyebabkan melambatnya perekrutan oleh sektor manufaktur," kata Steve Blitz, kepala ekonom AS di TS Lombard di New York.
Upah sektor ritel turun pada 6.100 pekerja. Ada juga penutupan pekerjaan di utilitas serta industri transportasi dan pergudangan. Penggajian pemerintah turun pada 5.000 pekerja bulan lalu, disebabkan oleh penurunan angka pendidikan pemerintah daerah dan negara bagian.
Pekerja jasa profesional dan bisnis meningkat sebesar 42.000 pekerja pada bulan Februari. Sektor pendidikan dan perawatan kesehatan hanya menambah 4.000 pekerja.
(hps) Next Article Alert! IMF Sebut Ekonomi AS Melambat Sangat Dalam di Q2
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular