
Internasional
Duterte, Gubernur Bank Sentral Filipina Baru, & Jatuhnya Peso
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 March 2019 13:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Filipina Rodrigo Duterte membuat keputusan mengejutkan, Senin (4/3/2019), dengan menunjuk menteri anggarannya sebagai gubernur bank sentral, bahkan saat pasar lebih suka melihat orang dalam mengambil alih otoritas moneter.
Menteri Anggaran Benjamin Diokno (70) tidak termasuk di antara mereka yang diperkirakan akan mendapatkan pekerjaan tertinggi di Bangko Sentral ng Pilipina. Beberapa bankir dan fund manager mengatakan satu dari tiga wakil gubernur yang ada, yang semuanya merupakan bankir karier, harus dipromosikan menjadi gubernur.
Diokno telah menjadi bagian dari tim ekonomi Duterte yang ditugasi melakukan perbaikan infrastruktur yang ambisius senilai US$180 miliar di tengah janjinya untuk menarik investasi, mengembangkan daerah pedesaan, dan menciptakan pekerjaan yang lebih berkualitas.
"Itu mengejutkan. (Diokno) bukan bagian dari nama yang baru-baru ini muncul," kata Michael Ricafort, ekonom di Rizal Commercial Banking Corp (RCBC), dilansir dari Reuters, Selasa (05/03/2019).
Setelah pemilihan Gubernur tersebut nilai tukar peso terhadap dolar anjlok nyaris 1% ke 52,14. Peso menjadi mata uang yang paling parah jatuhnya di Asia.
Diokno akan menyelesaikan masa jabatan selama enam tahun gubernur bank sentral Nestor Espenilla yang meninggal pada 23 Februari karena kanker.
Espenilla, seorang veteran yang lebih dari tiga dekade bekerja di bank sentral diangkat sebagai gubernur pada Juli 2017. Ia dipuji karena memimpin gerakan mendigitalkan pembayaran ritel untuk memperluas inklusi keuangan di negara di mana seperlima dari 105 juta populasinya hidup dalam kemiskinan.
"Dengan dia di pucuk pimpinan Bangko Sentral ng Pilipinas, lembaga perbankan kami berada di tangan yang baik dan kompeten", kata Juru Bicara Presiden Salvador Panelo setelah mengumumkan penunjukan Diokno.
Pasar keuangan sudah ditutup ketika pengumuman itu dibuat.
Diokno menjabat posisi kepala bank sentral pada saat para pembuat kebijakan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara mendukung ekonomi dan meredakan risiko inflasi.
Filipina tetap menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, tetapi para pembuat kebijakan harus bergulat dengan kenaikan inflasi tahun lalu yang mendorong BSP untuk menaikkan suku bunga acuannya dengan total 175 basis poin menjadi 4,75%.
Seleksi Dionko juga terjadi menjelang pertemuan kebijakan pada 21 Maret di mana bank sentral diperkirakan akan menahan bunganya untuk pertemuan ketiga berturut-turut saat inflasi tidak terlalu mengkhawatirkan.
Sebelum diangkat sebagai menteri anggaran, posisi yang juga dijabatnya di bawah mantan presiden Joseph Estrada, Diokno menjabat sebagai penasihat senior di Pusat Pajak dan Investasi Internasional (ITIC), dosen profesional di Fakultas Ekonomi Universitas Filipina, dan Direktur Independen di Asia United Bank.
Diokno memegang gelar master administrasi publik dan gelar master di bidang ekonomi dari Universitas Filipina, dan doktor dalam bidang ekonomi dari Maxwell School of Citizenship and Public Affairs, Universitas Syracuse di New York.
(prm) Next Article Setelah Pemilu, Presiden Filipina Duterte Bisa Makin Berkuasa
Menteri Anggaran Benjamin Diokno (70) tidak termasuk di antara mereka yang diperkirakan akan mendapatkan pekerjaan tertinggi di Bangko Sentral ng Pilipina. Beberapa bankir dan fund manager mengatakan satu dari tiga wakil gubernur yang ada, yang semuanya merupakan bankir karier, harus dipromosikan menjadi gubernur.
Diokno telah menjadi bagian dari tim ekonomi Duterte yang ditugasi melakukan perbaikan infrastruktur yang ambisius senilai US$180 miliar di tengah janjinya untuk menarik investasi, mengembangkan daerah pedesaan, dan menciptakan pekerjaan yang lebih berkualitas.
Setelah pemilihan Gubernur tersebut nilai tukar peso terhadap dolar anjlok nyaris 1% ke 52,14. Peso menjadi mata uang yang paling parah jatuhnya di Asia.
Diokno akan menyelesaikan masa jabatan selama enam tahun gubernur bank sentral Nestor Espenilla yang meninggal pada 23 Februari karena kanker.
Espenilla, seorang veteran yang lebih dari tiga dekade bekerja di bank sentral diangkat sebagai gubernur pada Juli 2017. Ia dipuji karena memimpin gerakan mendigitalkan pembayaran ritel untuk memperluas inklusi keuangan di negara di mana seperlima dari 105 juta populasinya hidup dalam kemiskinan.
"Dengan dia di pucuk pimpinan Bangko Sentral ng Pilipinas, lembaga perbankan kami berada di tangan yang baik dan kompeten", kata Juru Bicara Presiden Salvador Panelo setelah mengumumkan penunjukan Diokno.
Pasar keuangan sudah ditutup ketika pengumuman itu dibuat.
Diokno menjabat posisi kepala bank sentral pada saat para pembuat kebijakan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara mendukung ekonomi dan meredakan risiko inflasi.
Filipina tetap menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, tetapi para pembuat kebijakan harus bergulat dengan kenaikan inflasi tahun lalu yang mendorong BSP untuk menaikkan suku bunga acuannya dengan total 175 basis poin menjadi 4,75%.
Seleksi Dionko juga terjadi menjelang pertemuan kebijakan pada 21 Maret di mana bank sentral diperkirakan akan menahan bunganya untuk pertemuan ketiga berturut-turut saat inflasi tidak terlalu mengkhawatirkan.
![]() |
Sebelum diangkat sebagai menteri anggaran, posisi yang juga dijabatnya di bawah mantan presiden Joseph Estrada, Diokno menjabat sebagai penasihat senior di Pusat Pajak dan Investasi Internasional (ITIC), dosen profesional di Fakultas Ekonomi Universitas Filipina, dan Direktur Independen di Asia United Bank.
Diokno memegang gelar master administrasi publik dan gelar master di bidang ekonomi dari Universitas Filipina, dan doktor dalam bidang ekonomi dari Maxwell School of Citizenship and Public Affairs, Universitas Syracuse di New York.
(prm) Next Article Setelah Pemilu, Presiden Filipina Duterte Bisa Makin Berkuasa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular