
Internasional
Waspada! OECD Revisi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2019-2020
Rehia Sebayang & Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
21 November 2018 20:40

Paris, CNBC Indonesia - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan pada 2019 dan 2020. OECD memperkirakan ekonomi dunia tahun depan dan 2020 hanya akan tumbuh masing-masing sebesar 3,5%.
"Kami kembali ke tren jangka panjang. Kami tidak mengharapkan hard landing, namun ada banyak risiko. Soft landing selalu sulit," ujar Kepala Ekonom OECD Laurence Boone kepada Reuters seperti dilansir, Rabu (21/11/2018).
Menurut Laurence, situasi ekonomi dunia diliputi ketidakpastian. Pemicunya adalah perang dagang dan keluarnya arus modal dari negara-negara berkembang ke negara-negara yang menormalisasi kebijakan moneter.
OECD menghitung, pertumbuhan ekonomi dunia bisa tergerus 0,8% pada 2021 akibat perang dagang dan ketidakpastian ekonomi. Kendati demikian, OECD menilai ekonomi AS akan lebih baik dibandingkan negara-negara lain lantaran stimulus fiskal.
Sementara prospek untuk Euro Zone juga sedikit lebih buruk ketimbang September lalu. Pertumbuhan ekonomi kawasan itu direvisi turun menjadi 1,6% pada 2020. Padahal selama periode itu kebijakan moneter tergolong longgar.
Kerja sama
Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kerja ke Filipina. Dalam kunjungan kenegaraan selama dua hari itu, Xi menemui Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kedua pimpinan sepakat memperkuat kerja sama di berbagai bidang dalam kerangka Belt and Road. Titik fokus adalah kerja sama maritim, termasuk eksplorasi minyak dan gas, penggunaan berkelanjutan dari mineral dan energi serta sumber daya laut lainnya.
(miq/miq) Next Article AS-Prancis Sepakat Pajak Digital
"Kami kembali ke tren jangka panjang. Kami tidak mengharapkan hard landing, namun ada banyak risiko. Soft landing selalu sulit," ujar Kepala Ekonom OECD Laurence Boone kepada Reuters seperti dilansir, Rabu (21/11/2018).
Menurut Laurence, situasi ekonomi dunia diliputi ketidakpastian. Pemicunya adalah perang dagang dan keluarnya arus modal dari negara-negara berkembang ke negara-negara yang menormalisasi kebijakan moneter.
Sementara prospek untuk Euro Zone juga sedikit lebih buruk ketimbang September lalu. Pertumbuhan ekonomi kawasan itu direvisi turun menjadi 1,6% pada 2020. Padahal selama periode itu kebijakan moneter tergolong longgar.
Kerja sama
Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kerja ke Filipina. Dalam kunjungan kenegaraan selama dua hari itu, Xi menemui Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kedua pimpinan sepakat memperkuat kerja sama di berbagai bidang dalam kerangka Belt and Road. Titik fokus adalah kerja sama maritim, termasuk eksplorasi minyak dan gas, penggunaan berkelanjutan dari mineral dan energi serta sumber daya laut lainnya.
(miq/miq) Next Article AS-Prancis Sepakat Pajak Digital
Most Popular