
Internasional
Duterte Ingin Negara Filipina Diganti Jadi Maharlika, Kenapa?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
14 February 2019 13:29

Manila, CNBC Indonesia - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menganjurkan mengubah nama negara tersebut di masa depan menjadi "Maharlika" untuk menghapus hubungan negara itu dengan kenangan masa kolonial.
Seruan Duterte sejalan dengan desakan dari diktator Ferdinand Marcos untuk menyebut negara itu dengan nama "Maharlika" yang dalam bahasa lokal berarti bangsawan.
Nama Filipina, yang pernah berada di bawah pemerintahan Spanyol selama lebih dari 300 tahun, merupakan pemberian Raja Spanyol Philip II.
Presiden Senat Tito Sotto mengatakan gagasan Duterte akan mengharuskan penulisan ulang Konstitusi dan akan membutuhkan terlalu banyak perubahan.
Duterte juga telah mendorong perubahan dalam piagam negara dan beralih ke bentuk pemerintahan federal.
"Suatu hari, mari kita ubah," kata Duterte, Senin (11/2/2019) setelah membagikan sertifikat tanah di provinsi Maguindanao yang berpenduduk mayoritas Muslim, dilansir dari Straits Times.
"Marcos benar. Dia ingin mengubahnya ke Maharlika karena itu Bahasa Melayu."
Marcos, yang digulingkan dari kekuasaan oleh pemberontakan damai lebih dari tiga dekade lalu, pertama kali menyarankan perubahan nama untuk mempromosikan nasionalisme, setelah ia menempatkan Filipina di bawah kekuasaan militer.
Saksikan video mengenai Angkasa Pura yang incar bandara di Filipina berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm/prm) Next Article Ketua Panitia SEA Games 2019 Filipina Tantang Balik Duterte!
Seruan Duterte sejalan dengan desakan dari diktator Ferdinand Marcos untuk menyebut negara itu dengan nama "Maharlika" yang dalam bahasa lokal berarti bangsawan.
Nama Filipina, yang pernah berada di bawah pemerintahan Spanyol selama lebih dari 300 tahun, merupakan pemberian Raja Spanyol Philip II.
![]() |
Duterte juga telah mendorong perubahan dalam piagam negara dan beralih ke bentuk pemerintahan federal.
"Suatu hari, mari kita ubah," kata Duterte, Senin (11/2/2019) setelah membagikan sertifikat tanah di provinsi Maguindanao yang berpenduduk mayoritas Muslim, dilansir dari Straits Times.
"Marcos benar. Dia ingin mengubahnya ke Maharlika karena itu Bahasa Melayu."
Marcos, yang digulingkan dari kekuasaan oleh pemberontakan damai lebih dari tiga dekade lalu, pertama kali menyarankan perubahan nama untuk mempromosikan nasionalisme, setelah ia menempatkan Filipina di bawah kekuasaan militer.
Saksikan video mengenai Angkasa Pura yang incar bandara di Filipina berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm/prm) Next Article Ketua Panitia SEA Games 2019 Filipina Tantang Balik Duterte!
Most Popular