Ditolak Masuk Filipina, Bos Gojek Buka Suara
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
24 January 2019 16:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Gojek, aplikasi berbagi tumpangan asal Indonesia, buka suara mengenai strategi untuk mendapatkan izin operasional di Filipina, setelah sebelumnya ditolak oleh otoritas setempat.
Pendiri Gojek sekaligus Chief Information Officer Gojek, Kevin Aluwi, mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Filipina untuk mendapatkan izin layanan berbagi tumpangan (ride hailing).
"Kami sedang berbicara dengan semua lembaga pemerintah dan kami optimis akan segera hadir di pasar," kata Kevin, Kamis (24/1/2019).
Start-up yang juga didukung oleh Google ini, mengalami menunda rencana ekspansi regionalnya ketika aplikasi untuk memulai layanan ride-hailing ditolak oleh otoritas Filipina, dengan alasan bahwa unit domestiknya tidak memenuhi kriteria kepemilikan lokal.
Setelah berevolusi dari layanan ride-hailing yang didirikan pada tahun 2011 menjadi one-stop aplikasi, di mana pengguna dapat melakukan pembayaran online, memesan makanan dan layanan seperti pijat, Gojek sekarang sedang meneruskan ambisinya untuk pangsa pasar Asia Tenggara yang lebih besar, yang saat ini sedang didominasi oleh Grab yang berbasis di Singapura.
Ketika ditanya tentang laporan bahwa Gojek sedang mempertimbangkan pembelian bisnis JD.com di Indonesia, Aluwi mengatakan, mereka "tidak memiliki rencana dekat atau menengah untuk memasuki ruang e-commerce".
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Pelanggan GoFood Melesat 2 Kali Lipat pada 2019
Pendiri Gojek sekaligus Chief Information Officer Gojek, Kevin Aluwi, mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Filipina untuk mendapatkan izin layanan berbagi tumpangan (ride hailing).
Setelah berevolusi dari layanan ride-hailing yang didirikan pada tahun 2011 menjadi one-stop aplikasi, di mana pengguna dapat melakukan pembayaran online, memesan makanan dan layanan seperti pijat, Gojek sekarang sedang meneruskan ambisinya untuk pangsa pasar Asia Tenggara yang lebih besar, yang saat ini sedang didominasi oleh Grab yang berbasis di Singapura.
Ketika ditanya tentang laporan bahwa Gojek sedang mempertimbangkan pembelian bisnis JD.com di Indonesia, Aluwi mengatakan, mereka "tidak memiliki rencana dekat atau menengah untuk memasuki ruang e-commerce".
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Pelanggan GoFood Melesat 2 Kali Lipat pada 2019
Most Popular