
PM Inggris Tunda Pemungutan Suara, Brexit Makin Tak Jelas
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
25 February 2019 18:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota parlemen Inggris seharusnya memberikan suaranya pekan ini terkait kesepakatan Brexit yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Akan tetapi, May telah menunda voting yang kini akan dilakukan saat hanya ada 17 hari tersisa sebelum Inggris dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa (UE).
May pada hari Minggu mengatakan pemerintahnya membuat kemajuan dalam pembicaraan dengan UE dan bahwa kesepakatan masih "dalam jangkauan kami."
Dia mengatakan bahwa anggota parlemen (MP) akan melakukan "pemilihan suara" yang baru atas kesepakatan Brexit pada 12 Maret, hanya lebih dari dua minggu sebelum Brexit dilakukan pada 29 Maret.
Sementara itu, pemimpin partai buruh oposisi, Jeremy Corbyn, di antara beberapa pihak lainnya, mengkritik langkah May untuk menunda pemungutan suara parlemen atas kesepakatan Brexit, dengan mengatakan bahwa May "secara serampangan membuang-buang waktu" mendekati tanggal Brexit.
Banyak anggota parlemen menginginkan pemungutan suara pada kesepakatan Brexit dilakukan sesegera mungkin karena khawatir penolakan kedua atas kesepakatan May dapat mengarah pada skenario Brexit "tanpa kesepakatan", di mana Inggris akan meninggalkan Uni Eropa secara tiba-tiba tanpa masa transisi atau kesepakatan perdagangan.
Hal ini menyebabkan bisnis-bisnis Inggris terus mengeluh bahwa mereka belum diberi kejelasan dan jaminan yang cukup atas hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa.
Para pejabat Eropa juga menunjukkan ketidaksenangan mereka pada keputusan May untuk tidak mengadakan pemilihan suara atas perjanjian Brexit-nya di parlemen minggu ini, seperti yang direncanakan semula. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pekan lalu mengeluhkan "kepenatannya terhadap Brexit."
Anggota parlemen Inggris telah melakukan pemilihan suara atas kesepakatan Brexit May dengan Uni Eropa pada Januari, tetapi mereka menolaknya dengan 432 suara tidak setuju dibandingkan dengan 202 yang mendukung.
Saksikan video mengenai perkembangan Brexit berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Draf Perjanjian Perceraian Inggris-UE Akhirnya Disetujui
May pada hari Minggu mengatakan pemerintahnya membuat kemajuan dalam pembicaraan dengan UE dan bahwa kesepakatan masih "dalam jangkauan kami."
Dia mengatakan bahwa anggota parlemen (MP) akan melakukan "pemilihan suara" yang baru atas kesepakatan Brexit pada 12 Maret, hanya lebih dari dua minggu sebelum Brexit dilakukan pada 29 Maret.
![]() |
Banyak anggota parlemen menginginkan pemungutan suara pada kesepakatan Brexit dilakukan sesegera mungkin karena khawatir penolakan kedua atas kesepakatan May dapat mengarah pada skenario Brexit "tanpa kesepakatan", di mana Inggris akan meninggalkan Uni Eropa secara tiba-tiba tanpa masa transisi atau kesepakatan perdagangan.
Hal ini menyebabkan bisnis-bisnis Inggris terus mengeluh bahwa mereka belum diberi kejelasan dan jaminan yang cukup atas hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa.
Para pejabat Eropa juga menunjukkan ketidaksenangan mereka pada keputusan May untuk tidak mengadakan pemilihan suara atas perjanjian Brexit-nya di parlemen minggu ini, seperti yang direncanakan semula. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pekan lalu mengeluhkan "kepenatannya terhadap Brexit."
Anggota parlemen Inggris telah melakukan pemilihan suara atas kesepakatan Brexit May dengan Uni Eropa pada Januari, tetapi mereka menolaknya dengan 432 suara tidak setuju dibandingkan dengan 202 yang mendukung.
Saksikan video mengenai perkembangan Brexit berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Draf Perjanjian Perceraian Inggris-UE Akhirnya Disetujui
Most Popular