Menangi Pemungutan Suara, Posisi May Sebagai PM Inggris Aman!
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
13 December 2018 07:12
London, CNBC Indonesia - Posisi Theresa May selaku perdana menteri (PM) Inggris dipastikan aman. Kepastian itu diperoleh setelah May memenangkan suara mayoritas dalam pemungutan suara melawan anggota parlemen Partai Konservatif, Kamis (13/12/18) WIB.
May yang meraih 200 suara, unggul atas 117 suara yang menginginkan May berhenti dari jabatan sebagai PM. Berdasarkan ketentuan yang ada, May membutuhkan simple majority sebanyak 159 suara dari 315 anggota parlemen dari Partai Konservatif.
Kemenangan May tentu menjadi angin segar bagi pendukung Brexit. Sebab, kepemimpinan May tidak dapat ditentang anggota parlemen untuk satu tahun ke depan.
"Kolega saya dalam jumlah yang signifikan telah memberikan suara menentang saya dan saya telah mendengarkan pendapat mereka," ujar May di depan 10 Downing Street, dilansir CNBC International, Kamis (13/12/2018). May melanjutkan, sekarang adalah waktunya untuk melanjutkan kerja-kerja perihal kesepakatan Brexit.
Pemungutan suara mosi tidak percaya anggota parlemen dari Partai Konservatif terhadap May dilakukan setelah 48 anggota (15% dari total anggota) mengirimkan surat kepada Komite 1922. Berdasarkan ketentuan partai, apabila 48 anggota parlemen menyerahkan surat tersebut, maka pemungutan suara harus dilakukan.
Ketua Komite 1922 Graham Brady mengatakan ambang batas itu dipenuhi pada Selasa (11/12/2018) waktu setempat. Ia pun menginginkan agar pemungutan suara segera diadakan. "Penting untuk segera menyelesaikan masalah ini," ujarnya kepada Willem Marx dari CNBC.
Pada Rabu (12/12/2018) waktu setempat, May mengaku akan menghadapi pemungutan suara dengan mengerahkan segala kemampuan. Ia juga mengatakan bahwa para pemilih ingin pemerintah melanjutkan kesepakatan Brexit yang sudah diraih dengan Uni Eropa (UE).
(miq/miq) Next Article Dikepung Pemberontakan, PM Inggris Menangkan Voting Brexit
May yang meraih 200 suara, unggul atas 117 suara yang menginginkan May berhenti dari jabatan sebagai PM. Berdasarkan ketentuan yang ada, May membutuhkan simple majority sebanyak 159 suara dari 315 anggota parlemen dari Partai Konservatif.
Kemenangan May tentu menjadi angin segar bagi pendukung Brexit. Sebab, kepemimpinan May tidak dapat ditentang anggota parlemen untuk satu tahun ke depan.
Pemungutan suara mosi tidak percaya anggota parlemen dari Partai Konservatif terhadap May dilakukan setelah 48 anggota (15% dari total anggota) mengirimkan surat kepada Komite 1922. Berdasarkan ketentuan partai, apabila 48 anggota parlemen menyerahkan surat tersebut, maka pemungutan suara harus dilakukan.
Ketua Komite 1922 Graham Brady mengatakan ambang batas itu dipenuhi pada Selasa (11/12/2018) waktu setempat. Ia pun menginginkan agar pemungutan suara segera diadakan. "Penting untuk segera menyelesaikan masalah ini," ujarnya kepada Willem Marx dari CNBC.
Pada Rabu (12/12/2018) waktu setempat, May mengaku akan menghadapi pemungutan suara dengan mengerahkan segala kemampuan. Ia juga mengatakan bahwa para pemilih ingin pemerintah melanjutkan kesepakatan Brexit yang sudah diraih dengan Uni Eropa (UE).
 Foto: Perdana Menteri Inggris Theresa May tiba untuk bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di kanselir di Berlin, Jerman, 11 Desember 2018. REUTERS / Annegret Hilse |
(miq/miq) Next Article Dikepung Pemberontakan, PM Inggris Menangkan Voting Brexit
Most Popular