
Tiket AirAsia Hilang di Traveloka, Benih Persaingan Tak Sehat
tahir saleh, CNBC Indonesia
18 February 2019 18:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen AirAsia Indonesia menegaskan bahwa perkembangan industri penerbangan dalam beberapa bulan terakhir ini memicu banyak kejadian yang luar biasa. Bahkan ada indikasi menuju persaingan yang tidak sehat sehingga pelanggan yang jadi korban.
Pernyataan ini dikemukakan Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi dalam catatannya di akun Facebook pribadinya, pada Minggu 17 Februari lalu, menanggapi sempat hilangnya pencarian tiket AirAsia di agen perjalanan daring (online travel agent), seperti Traveloka dan Tiket.com sejak pekan lalu.
Mantan Head of Ancillary AirAsia Indonesia ini juga menyatakan bahwa upaya menutup kanal distribusi tiket penerbangan tidak akan bisa membunuh kompetitor. Upaya melarang agen tiket online untuk menjual produk milik kompetitor juga dinilai bukan menjadi solusi.
Pada Senin ini, (18/2/2019), dalam statusnya di Facebook, Rifai mengatakan persoalan yang sempat ramai tersebut sudah selesai. Head of Communication AirAsia Baskoro Adiwiyono juga menambahkan tiket AirAsia sudah tersedia kembali di OTA.
"Saat ini tiket kami sudah tersedia kembali di OTA. Alhamdulillah, sudah kembali ke jalan yang benar," kata Baskoro lewat pesannya kepada CNBC Indonesia, Senin (18/2/2019).
Pada Minggu, 17 Februari, kepada kantor berita Antara, Rifai mengatakan pihaknya mengindikasikan adanya intervensi oleh kompetitor kepada OTA. "Kami melihat adanya indikasi, adanya perintah yang memberikan tekanan kepada OTA," kata Rifai.
Dalam penjelasan terbarunya hari ini, Rifai mengatakan pelanggan yang kesulitan mencari tiket bisa langsung menuju situs resmi perusahaan.
Menurut dia mengatakan era perdagangan dengan keterbukaan informasi menuntut semua industri, termasuk maskapai penerbangan, untuk melakukan penghematan biaya melalui inovasi teknologi dan membuang biaya-biaya yang tidak perlu.
"Apa output-nya? Yang pasti harga untuk konsumen terjangkau, volume naik, ekosistem sehat. Inilah komitmen yang terus kami jalankan," katanya. "Apakah konsep ini tidak sejalan dengan kompetitor kami, jadi kami terus diberikan tekanan yang kuat? Well, that's business, some choose to play dirty.
Rifai berharap iklim kompetisi yang tidak kondusif ini segera bisa selesai. "Jadi industri penerbangan bisa berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia."
Secara operasional saat ini, katanya, AirAsia tetap memberikan bagasi gratis 15 kilogram untuk penerbangan domestik. Tidak ada alasan menghapus kebijakan bagasi gratis dari penerbangan domestik. "Pelanggan bebas untuk memilih brand yang akan digunakan, dan yang harus diingat adalah, proses pemilihan brand bukan hanya ditentukan oleh gratisnya bagasi, tapi banyak hal lain yang jadi pertimbangan pelanggan."
Berdasarkan Permenhub Nomor 185 tahun 2015, Kementerian Perhubungan, menyatakan bahwa maskapai no frills, dalam hal ini LCC (low-cost carrier), dapat menetapkan bagasi berbayar. Meskipun demikian, katanya, semua keputusan dikembalikan kepada masing-masing maskapai untuk menentukan strategi bisnis yang sesuai dengan segmen pelanggannya.
"Apakah itu menggratiskan bagasi atau berbayar, yang jelas harus sesuai regulasi. Saya sangat percaya semua brand harus punya segmentasi pelanggan yang berbeda-beda, apapun penawaran yang diberikan oleh brand, akan menyesuaikan dengan segmen pelanggan. Semua akan berlomba untuk meng-create demand baru, untuk market size yang lebih besar."
(gus) Next Article Garuda Siap 'Gandeng' AirAsia
Pernyataan ini dikemukakan Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi dalam catatannya di akun Facebook pribadinya, pada Minggu 17 Februari lalu, menanggapi sempat hilangnya pencarian tiket AirAsia di agen perjalanan daring (online travel agent), seperti Traveloka dan Tiket.com sejak pekan lalu.
Mantan Head of Ancillary AirAsia Indonesia ini juga menyatakan bahwa upaya menutup kanal distribusi tiket penerbangan tidak akan bisa membunuh kompetitor. Upaya melarang agen tiket online untuk menjual produk milik kompetitor juga dinilai bukan menjadi solusi.
Pada Minggu, 17 Februari, kepada kantor berita Antara, Rifai mengatakan pihaknya mengindikasikan adanya intervensi oleh kompetitor kepada OTA. "Kami melihat adanya indikasi, adanya perintah yang memberikan tekanan kepada OTA," kata Rifai.
Dalam penjelasan terbarunya hari ini, Rifai mengatakan pelanggan yang kesulitan mencari tiket bisa langsung menuju situs resmi perusahaan.
Menurut dia mengatakan era perdagangan dengan keterbukaan informasi menuntut semua industri, termasuk maskapai penerbangan, untuk melakukan penghematan biaya melalui inovasi teknologi dan membuang biaya-biaya yang tidak perlu.
"Apa output-nya? Yang pasti harga untuk konsumen terjangkau, volume naik, ekosistem sehat. Inilah komitmen yang terus kami jalankan," katanya. "Apakah konsep ini tidak sejalan dengan kompetitor kami, jadi kami terus diberikan tekanan yang kuat? Well, that's business, some choose to play dirty.
Rifai berharap iklim kompetisi yang tidak kondusif ini segera bisa selesai. "Jadi industri penerbangan bisa berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia."
Secara operasional saat ini, katanya, AirAsia tetap memberikan bagasi gratis 15 kilogram untuk penerbangan domestik. Tidak ada alasan menghapus kebijakan bagasi gratis dari penerbangan domestik. "Pelanggan bebas untuk memilih brand yang akan digunakan, dan yang harus diingat adalah, proses pemilihan brand bukan hanya ditentukan oleh gratisnya bagasi, tapi banyak hal lain yang jadi pertimbangan pelanggan."
Berdasarkan Permenhub Nomor 185 tahun 2015, Kementerian Perhubungan, menyatakan bahwa maskapai no frills, dalam hal ini LCC (low-cost carrier), dapat menetapkan bagasi berbayar. Meskipun demikian, katanya, semua keputusan dikembalikan kepada masing-masing maskapai untuk menentukan strategi bisnis yang sesuai dengan segmen pelanggannya.
"Apakah itu menggratiskan bagasi atau berbayar, yang jelas harus sesuai regulasi. Saya sangat percaya semua brand harus punya segmentasi pelanggan yang berbeda-beda, apapun penawaran yang diberikan oleh brand, akan menyesuaikan dengan segmen pelanggan. Semua akan berlomba untuk meng-create demand baru, untuk market size yang lebih besar."
(gus) Next Article Garuda Siap 'Gandeng' AirAsia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular