
Benarkah Maskapai Sepi Penumpang karena Low Season?
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
10 February 2019 16:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat keterisian penumpang (load factor) sejumlah maskapai di awal 2019 disebut menurun karena memasuki musim sepi (low season) di saat para pengguna juga mengeluhkan harga tiket yang mahal.
Namun, apakah benar beberapa penerbangan menjadi sepi penumpang karena memasuki low season?
Sepinya pengguna angkutan udara juga dirasakan salah seorang penumpang.
"Pada Januari 2019, saya terbang di pesawat yang sepi dari Jakarta ke Surabaya, sekitar empat baris di depan saya kosong, di sebelahnya juga," kata Retno D Agustina, seorang pegawai swasta yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur.
"Jadi, saya bisa pindah tempat duduk agar deket ke jendela," kata perempuan berusia 24 tahun itu kepada CNBC Indonesia.
Simak video mengenai mahalnya harga tiket pesawat berikut ini.
(prm) Next Article Sepi Penumpang, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket?
Namun, apakah benar beberapa penerbangan menjadi sepi penumpang karena memasuki low season?
Pengamat penerbangan, Arista Atmadjati, mengonfirmasi hal tersebut.
"Khusus di Indonesia, bulan Januari sampai dengan April mulai masuk low season, sepi demand," ujarnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Minggu (10/2/2019). "Bisa dipahami Januari sampai dengan April low demand karena budget sudah tipis untuk liburan tahun baru dan Natal."
Selain itu, berbagai korporasi dan pemerintahan juga biasanya belum dapat mencairkan anggarannya sampai April sehingga perjalanan dinas otomatis berkurang di awal tahun, tambahnya.
"Masyarakat masih konsentrasi untuk budget pendidikan, menabung, baru merencanakan liburan. Jadi, paling April ke atas baru eksekusi rencana bepergian," kata Arista.
"Cuma sekarang ini lagi ramai heboh tiket pesawat mahal dan ada bagasi berbayar. Jadi, semua dihubung-hubungkan seolah-olah kena efek," tuturnya. "Ya kalau low demand enggak bisa diapa-apain, masyarakat ogah pergi juga."
Selain itu, berbagai korporasi dan pemerintahan juga biasanya belum dapat mencairkan anggarannya sampai April sehingga perjalanan dinas otomatis berkurang di awal tahun, tambahnya.
"Masyarakat masih konsentrasi untuk budget pendidikan, menabung, baru merencanakan liburan. Jadi, paling April ke atas baru eksekusi rencana bepergian," kata Arista.
"Cuma sekarang ini lagi ramai heboh tiket pesawat mahal dan ada bagasi berbayar. Jadi, semua dihubung-hubungkan seolah-olah kena efek," tuturnya. "Ya kalau low demand enggak bisa diapa-apain, masyarakat ogah pergi juga."
Sepinya pengguna angkutan udara juga dirasakan salah seorang penumpang.
"Pada Januari 2019, saya terbang di pesawat yang sepi dari Jakarta ke Surabaya, sekitar empat baris di depan saya kosong, di sebelahnya juga," kata Retno D Agustina, seorang pegawai swasta yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur.
"Jadi, saya bisa pindah tempat duduk agar deket ke jendela," kata perempuan berusia 24 tahun itu kepada CNBC Indonesia.
Simak video mengenai mahalnya harga tiket pesawat berikut ini.
(prm) Next Article Sepi Penumpang, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular