
Low Season, Garuda Indonesia Kurangi Jumlah Penerbangan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 February 2019 13:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim sepi (low season) dianggap menjadi salah satu faktor yang membuat tingkat keterisian penumpang (load factor) sejumlah maskapai turun. Salah satu maskapai yang mengalaminya adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Penurunan tingkat keterisian penumpang, sampai-sampai membuat maskapai harus mengurangi frekeunsi penerbangan. Hal tersebut lantaran permintaan yang tak cukup besar.
"Ketika low season kapasitas harus disesuaikan," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Minggu (10/2/2019).
"Pesawat kita misalnya, frekuensi salah satu kota dari tujuh, jadi enam. Sebagian pesawat yang kita kurangi frekuensinya itu, nanti akan masuk ke hanggar," jelas Ikhsan.
Pada awal tahun, tingkat keterisian penumpang pesawat memang memasuki low season. Pasalnya, sangat jarang masyarakat yang akan berlibur di awal tahun.
"Karena yang biasanya terbang itu yang dinas luar kota, atau ada kepentingan bisnis. Januari-Maret itu memang berkurang," kata Ikhsan.
Kondisi ini, sambung Ikhsan, memang bersifat musiman dan kerap terjadi setiap tahunnya. Namun ketika memasuki periode peak season, situasi akan kembali normal.
"Kami memanfaatkan musim sesuai fungsinya. Ketika peak season, kita kerahkan pesawat untuk mengakomodir permintaan yang biasaya sangat tinggi," tegas Ikhsan.
Hal senada juga diungkapkan oleh maskapai berbiaya rendah Lion Air.
Corporate Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengakui maskapainya mengalami penurunan tingkat keterisian penumpang karena low season.
"Saat ini masih low season," kata Danang kepada CNBC Indonesia. Namun, ia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai persentase penurunan jumlah penumpang yang dialami Lion Air.
Saksikan video mengenai mahalnya harga tiket penerbangan berikut ini.
(prm) Next Article Pesawat Sriwijaya Air Kini Pakai Logo Garuda Indonesia
Penurunan tingkat keterisian penumpang, sampai-sampai membuat maskapai harus mengurangi frekeunsi penerbangan. Hal tersebut lantaran permintaan yang tak cukup besar.
"Ketika low season kapasitas harus disesuaikan," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Minggu (10/2/2019).
Pada awal tahun, tingkat keterisian penumpang pesawat memang memasuki low season. Pasalnya, sangat jarang masyarakat yang akan berlibur di awal tahun.
"Karena yang biasanya terbang itu yang dinas luar kota, atau ada kepentingan bisnis. Januari-Maret itu memang berkurang," kata Ikhsan.
Kondisi ini, sambung Ikhsan, memang bersifat musiman dan kerap terjadi setiap tahunnya. Namun ketika memasuki periode peak season, situasi akan kembali normal.
"Kami memanfaatkan musim sesuai fungsinya. Ketika peak season, kita kerahkan pesawat untuk mengakomodir permintaan yang biasaya sangat tinggi," tegas Ikhsan.
Hal senada juga diungkapkan oleh maskapai berbiaya rendah Lion Air.
Corporate Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengakui maskapainya mengalami penurunan tingkat keterisian penumpang karena low season.
"Saat ini masih low season," kata Danang kepada CNBC Indonesia. Namun, ia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai persentase penurunan jumlah penumpang yang dialami Lion Air.
Saksikan video mengenai mahalnya harga tiket penerbangan berikut ini.
(prm) Next Article Pesawat Sriwijaya Air Kini Pakai Logo Garuda Indonesia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular