Demi Survive, Ini Ramuan Citilink Tekan Biaya Operasional

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
28 January 2019 18:15
Alasan Citilink terapkan bagasi berbayar.
Foto: Arina Yulistara
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Citilink Indonesia, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), mulai menerapkan kebijakan bagasi berbayar pada 8 Februari 2019 mendatang.

Direktur Niaga Citilink Benny Rustanto mengatakan strategi ini harus diambil agar perusahaan dapat bertahan di tengah semakin ketatnya industri penerbangan nasional.

"Industri penerbangan ini completed atau sangat sensitif dari semua indikator yang sedang berjalan. Di sinilah kita perlu lihat perusahaan penerbangan bisa survive," ungkapnya di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Dia menegaskan, Citilink tengah mencari ramuan terbaik untuk menekan tingginya biaya operasional. Sejalan dengan itu, dia tidak ingin strategi Citilink dalam efisiensi justru membuat aspek keamanan diabaikan.

"Komponen biaya maintenance dan safety tidak bisa kita dikompromikan. Sebagai pelaku usaha, harus inovatif dan kreatif yang ujungnya adalah survival. Kita tidak mau Citilink Indonesia berhenti atau stop operasi selamanya," tandasnya.

Di sisi lain, meski berstatus maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC), Citilink juga tidak akan mengendorkan pelayanan kepada penumpang. Dengan penerapan biaya tambahan untuk bagasi, nantinya Citilink ingin tetap menjaga tradisi terbang tepat waktu.

Artinya, segala infrastruktur penunjang saat penerapan bagasi berbayar juga diperhatikan. Penambahan personel Avsec (aviation security) dan sejumlah fasilitas dilakukan untuk menghindari keterlambatan jadwal penerbangan.

"Animo penumpang yang naik pesawat kami selama ini adalah orang-orang ingin tepat waktu. Kami inginkan tahun ini on time performance [OTP] di atas 90%," pungkasnya.

(tas) Next Article Diambil Alih Garuda, Sriwijaya Alami Kesulitan Finansial?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular