
Konversi BBG Belum Kelar, Kenapa RI Loncat ke Mobil Listrik?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 January 2019 11:32

Jakarta, CNBC Indonesia- Tidak ingin tertinggal jauh dari negara-negara maju di Eropa yang mulai ramai gunakaan mobil listrik, Presiden Joko Widodo pun bercita-cita Indonesia bisa menyusul mereka.
Untuk itu, Pemerintah kini tengah mengebut program penggunaan kendaraan listrik di masyarakat Indonesia. Alasannya, pemakaian kendaraan listrik, dinilai mampu menekan impor BBM yang kian membengkak, sekaligus ramah lingkungan, dan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Tetapi, kenapa kendaraan listrik sedangkan masih ada bahan bakar gas yang juga bisa dikembangkan?
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, narasi besar pemerintah adalah ketahanan energi dan kedaulatan energi Indonesia. Seperti diketahui, lanjutnya, dari sisi BBM sampai saat ini Indonesia masih melakukan impor, berarti ketahanan energi tergantung pada rantai suplai luar negeri.
Ia menyebutkan, pilihannya memang ada dua, bisa dengan gas dan juga listrik. Tetapi, menurutnya lebih murah dengan listrik dibandingkan gas.
"Kalau listrik kita impor tidak? Tidak, kan?" Kata Arcandra saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (21/1/2019) malam.
Lebih lanjut, ia menuturkan, listrik adalah jenis energi yang bisa diproduksi sendiri oleh negara dan tidak tergantung rantai impor. Sehingga, menurutnya, jika bisa produksi sendiri maka apapun yang terjadi di dunia luar, Indonesia tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
"Jadi intinya, jangan dilihat semata-mata dari evironmental sustainability saja tapi juga dilihat kedaulatan energi kita kedepan," tambahnya.
Ia juga mengatakan, semakin banyak konversi ke listrik, semakin banyak juga nanti mobil listrik, apalagi jika listrik punya excess power. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk menjual listrik.
"Memang harus dimulai, infrastruktur harus dibangun dulu untuk kendaraan listrik, jangan secara tiba-tiba," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Siap-siap, Indonesia Masuk Era Mobil Listrik
Untuk itu, Pemerintah kini tengah mengebut program penggunaan kendaraan listrik di masyarakat Indonesia. Alasannya, pemakaian kendaraan listrik, dinilai mampu menekan impor BBM yang kian membengkak, sekaligus ramah lingkungan, dan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, narasi besar pemerintah adalah ketahanan energi dan kedaulatan energi Indonesia. Seperti diketahui, lanjutnya, dari sisi BBM sampai saat ini Indonesia masih melakukan impor, berarti ketahanan energi tergantung pada rantai suplai luar negeri.
Ia menyebutkan, pilihannya memang ada dua, bisa dengan gas dan juga listrik. Tetapi, menurutnya lebih murah dengan listrik dibandingkan gas.
"Kalau listrik kita impor tidak? Tidak, kan?" Kata Arcandra saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (21/1/2019) malam.
Lebih lanjut, ia menuturkan, listrik adalah jenis energi yang bisa diproduksi sendiri oleh negara dan tidak tergantung rantai impor. Sehingga, menurutnya, jika bisa produksi sendiri maka apapun yang terjadi di dunia luar, Indonesia tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
"Jadi intinya, jangan dilihat semata-mata dari evironmental sustainability saja tapi juga dilihat kedaulatan energi kita kedepan," tambahnya.
Ia juga mengatakan, semakin banyak konversi ke listrik, semakin banyak juga nanti mobil listrik, apalagi jika listrik punya excess power. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk menjual listrik.
"Memang harus dimulai, infrastruktur harus dibangun dulu untuk kendaraan listrik, jangan secara tiba-tiba," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Siap-siap, Indonesia Masuk Era Mobil Listrik
Most Popular