Mobil Listrik, Gaikindo: Perlu Impor Dulu untuk Tes Pasar

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 January 2019 09:39
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik usulan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Foto: Mobil listrik blitz dan Kasuari saat uji coba di kantor PLN unit Induk industri PLN, Gambir, Jakarta Pusat, (9/11). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik usulan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto terkait dengan pemberian insentif fiskal bagi kendaraan listrik dengan bea masuk 0% bagi impor mobil listrik.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan kebijakan insentif bea masuk impor itu sudah tepat karena industri otomotif di dalam negeri perlu waktu untuk tes produk dan tes pasar guna menumbuhkan permintaan akan kendaraan listrik di masyarakat.

Permintaan kendaraan listrik hanya bisa tumbuh, apabila model kendaraan listrik yang diimpor memiliki harga yang bersaing dengan mobil konvensional.

Keperluan impor terlebih dahulu ini juga dilakukan sambil menunggu industri otomotif nasional dari hulu (industri baterai), antara (industri komponen), hingga hilir siap bergeser memproduksi kendaraan listrik dalam jumlah massal.

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur pendukung dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) atau charging station tentu juga membutuhkan waktu.

"Iya, setelah diputuskan mengenai insentif fiskalnya, maka para APM [agen pemegang merk] akan mulai mengimpor kendaraan hybrid, plug-in hybrid dan EV [full battery electric vehicle] untuk tes produk dan tes pasar. Tentunya infrastruktur dan charging station juga harus disiapkan," ujar Jongkie kepada CNBC Indonesia, Senin (21/1/2019).

Dia menambahkan, minat masyarakat RI untuk berpindah ke kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, akan sangat dipengaruhi berbagai, di antaranya peraturan pemerintah, insentif pajak baik bagi industri dan konsumen, infrastruktur pendukung, dan faktor-faktor lain.

Seperti diketahui, roadmap pengembangan industri otomotif nasional menyebutkan, pemerintah menargetkan 20% dari total produksi kendaraan di Indonesia di tahun 2025 berbasis listrik.

Menperin menjelaskan, dengan target produksi kendaraan roda empat di 2025 mencapai 2 juta unit, maka 400 ribu unit di antaranya haruslah kendaraan listrik.

Jongkie mengaku industri sangat optimis dapat memenuhi target tersebut, terlebih dengan penjualan otomotif rata-rata tumbuh di atas 5% setiap tahunnya.

Sepanjang tahun lalu, Jongkie menyebut total penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air mencapai 1.151.000 unit.
(tas) Next Article Pemerintah Mulai Kampanyekan Mobil Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular