RI Masih akan Impor Gula di 2019, Ini Alasannya

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 January 2019 21:09
Kementerian Perindustrian memproyeksi kebutuhan gula kristal rafinasi (GKR) untuk sektor industri makanan dan minuman (mamin) serta industri farmasi tumbuh.
Foto: Pabrik Gula (detikFoto/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi kebutuhan gula kristal rafinasi (GKR) untuk sektor industri makanan dan minuman (mamin) serta industri farmasi tumbuh 5-6% tahun ini. Peningkatan ini mengikuti pertumbuhan kedua sektor industri tersebut yang stabil di atas 7% per tahun.

"Pada Januari-September 2018 industri mamin tumbuh 9,74%, sementara industri farmasi tumbuh 7,51% di kuartal I tahun lalu. Kami perkirakan tahun ini kedua sektor itu akan tumbuh 7-8%," ujar Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono seperti dikutip siaran pers, Selasa (15/1/2019).



Industri mamin diproyeksi tumbuh positif tahun ini berkat momentum pemilu serentak di bulan April yang diprediksi akan memberikan lonjakan konsumsi produk makanan dan minuman.

Sementara itu, Kemenperin perkirakan industri farmasi mampu tumbuh 7-10% di tahun ini. Selain dipacu peningkatan investasi, kinerja positif industri farmasi terkatrol dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Program JKN diprediksi masih menjadi magnet bagi investor farmasi untuk berekspansi, karena dapat meningkatkan permintaan di pasar domestik. Demi menjaga keberlanjutan produktivitas, Sigit menegaskan Kemenperin berupaya memastikan ketersediaan bahan baku, salah satunya kebutuhan GKR.

"Rekomendasi impor yang dikeluarkan Kemenperin berupa impor gula mentah [raw sugar] diberikan kepada industri yang mengolah gula mentah menjadi GKR untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri mamin dan farmasi," ujar Achmad.

Tahun lalu, realisasi penyaluran GKR untuk industri mamin dan farmasi mencapai 3 juta ton, yang dipenuhi oleh pabrik GKR yang mengolah gula mentah impor sebesar 3,2 juta ton.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sepanjang Januari-Desember tahun lalu, impor gula mentah RI mencapai 5,03 juta ton, naik 12,15% dibandingkan 2017 (yoy).

Dari jumlah tersebut, 80,78% kebutuhan gula mentah Indonesia dipasok dari Thailand. Sisanya, yaitu 17,52% dari Australia dan 1,37% dari Brasil.

Perlu dicatat, sepanjang tahun lalu RI juga mengimpor gula mentah untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP) bagi keperluan konsumsi. Adapun untuk tahun ini, kebutuhan impor gula mentah untuk diolah menjadi GKR "hanya" sebesar 2,8 juta ton, turun 12,5% yoy.

RI Masih akan Impor Gula di 2019, Ini Alasannya Foto: Detik.com



(miq/miq) Next Article Impor Gula RI Terbesar di Dunia, Darmin: Itu Industri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular