Impor Gula RI Fantastis, Pengusaha: Itu Fakta!

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
09 January 2019 17:45
Ekonom Faisal Basri mengkritik kebijakan impor gula oleh pemerintah.
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Faisal Basri mengkritik kebijakan impor gula oleh pemerintah. Dia memperlihatkan data yang menunjukkan impor gula RI selama 2017-2018 mencapai 4,45 juta ton, tertinggi di dunia.

Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Derivatif, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Andi Bachtiar Sirang menjelaskan impor gula sepanjang dua tahun terakhir memang demikian faktanya.

"Akhirnya pasar mengalami oversupply, sehingga di tahun 2019 ini dilakukan pengurangan alokasi impor raw sugar [gula mentah] hanya 2,8 juta ton," ujar Bachtiar kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/1/2019).



Bachtiar tidak menampik kemungkinan adanya 'pemburu rente' dalam kebijakan impor gula. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa kebutuhan impor bagi pelaku industri gula rafinasi murni ditentukan oleh faktor supply dan permintaan.

"Bagi industri gula rafinasi itu murni supply & demand. Sementara, impor raw sugar untuk gula konsumsi biasanya karena produksi pabrik gula (PG) dalam negeri kurang sehingga kementerian mengeluarkan surat penugasan kepada importir produsen," jelasnya.

Dia pun mengakui, klaim Faisal Basri terkait harga gula di dalam negeri yang lebih mahal 2,4-3,4 kali lipat dibandingkan harga gula global memang benar adanya.



Hal ini disebabkan oleh tingkat produktivitas yang rendah dari pabrik-pabrik gula dalam negeri yang umumnya sudah dimakan usia dan perlu direvitalisasi. Kondisi di perkebunan tebu nasional juga tidak jauh berbeda.

"Iya betul. Ada faktor inefisiensi pada pabrik (off farm) dan kebun tebu (on farm)," pungkasnya.
(dru) Next Article Impor Gula RI Terbesar di Dunia, Darmin: Itu Industri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular