Indonesia Jajaki India untuk Impor Gula, Kenapa?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 February 2020 20:45
Simak penjelasan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono berikut ini.
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah membuka peluang untuk mengimpor gula kristal mentah (raw sugar) untuk industri dari India.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menjelaskan, kebutuhan konsumsi gula kristal putih di Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Sedangkan Indonesia hanya mampu memproduksi 2,2 juta ton sampai 2,3 juta ton.

Artinya, ada kekurangan kebutuhan raw sugar di Indonesia sekira 500.000 ton hingga 600.000 ton. Kendati demikian, realiasi impor raw sugar yang sudah disepakati pemerintah sebesar 495.000 ton.

"Terakhir diputuskan di Kemenko Perekonomian 495 ribu ton. Itu belum dieksekusi semua. Terakhir kan [terkendala] soal ICUMSA. Itu nanti untuk persyaratan dari India untuk masuk," kata Kasdi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Sebelumnya, pemerintah telah menurunkan standar International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) untuk gula mentah yang diimpor RI. Pemerintah sepakat untuk menurunkan syarat standar ICUMSA gula mentah yang diimpor Indonesia dari 1.200 menjadi 200. Kendati demikian, kata Kasdi, Indonesia saat ini menetapkan standar ICUMSA di angka 600.



"Di kami [terkendala] karena teknis ICUMSA ini [...] sehingga yaang berlaku lagi yang [pernah berlaku] 2001, yaitu 600," jelasnya.

Kasdi pun memastikan pemerintah pasti akan melakukan impor raw sugar tahun ini. India akan jadi prioritas. Pasalnya, lewat India, Indonesia bisa sekaligus meningkatkan ekspor sawit, di tengah penurunan ekspor Indonesia ke China.

Kendati demikian, Kasdi enggan menyebut berapa besaran raw sugar yang akan diimpor dari India.

"Belum diputuskan besaran impornya, yang sudah itu 495 ribu [ton], tapi itu belum dieksekusi semua" tuturnya. "Kemarin sih salah satunya menunggu yang ICUMSA. Tapi sekarang ICUMSA-nya sudah selesai," lanjut Kasdi.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Keran Impor Garam Hingga Perang Dagang Arab Saudi Vs Turki

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular