Internasional

Mundurnya Bos Bank Dunia Berpotensi Picu Konflik dengan Trump

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 January 2019 12:55
Pengunduran diri Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dapat memicu bentrokan antara pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemerintah lain.
Foto: Image: REUTERS/Ruben Sprich
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank) pada hari Senin (7/1/2019) mengatakan bahwa presidennya, Jim Yong Kim, akan mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Februari untuk bergabung dengan perusahaan investasi infrastruktur swasta. Pengunduran dirinya yang terjadi hampir tiga tahun sebelum masa jabatannya berakhir itu merupakan sesuatu yang tidak terduga.

Pengunduran diri mendadak yang akan efektif pada 1 Februari itu dapat memicu bentrokan antara pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemerintah lain atas masa depan Bank Dunia.


AS secara tradisional memilih presiden Bank Dunia, yang beranggotakan lebih dari 100 negara, tetapi Trump telah memiliki pandangan skeptis tentang pentingnya lembaga multilateral itu.

Prioritas Bank Dunia, seperti memerangi perubahan iklim dan terlibat dalam bantuan asing, juga cenderung bertentangan dengan prioritas pemerintahan Trump. Bulan lalu, lembaga internasional yang bermarkas di Washington itu mengumumkan akan berinvestasi US$200 miliar (atau setara Rp 2.882 triliun) untuk memerangi perubahan iklim selama periode lima tahun.

Pemerintahan Trump memang mengejutkan sejumlah pakar pembangunan tahun lalu ketika mendukung peningkatan modal sebesar US$13 miliar untuk Bank Dunia, peningkatan pertama sejak 2010. Kenaikan yang sebelumnya ditentang Gedung Putih itu dilakukan dengan syarat, yaitu bank melakukan pengendalian biaya dan memahami bahwa pinjaman ke China akan menurun.

Bank Dunia meminjamkan US$64 miliar ke negara-negara berkembang tahun lalu, termasuk China.

Mundurnya Bos Bank Dunia Berpotensi Picu Konflik dengan TrumpFoto: Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kiri) saat Asean Leaders Gathering di sela-sela rangkaian Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). (ICom/M Agung Rajasa)

"Jim Kim telah dengan cekatan menyeimbangkan antara menjaga pemerintahan Trump tetap tenang dan melibatkan Bank Dunia dalam pekerjaan di bidang-bidang yang secara terbuka ditentang oleh pemerintah," kata Eswar Prasad, mantan kepala Dana Moneter Internasional (IMF) divisi China, dilansir dari The New York Times, Selasa (8/1/2019).

"Presiden baru Bank Dunia akan menghadapi tantangan yang sulit dalam mempertahankan legitimasi dan relevansi lembaga sambil menghapuskan sikap permusuhan pemerintahan Trump terhadap multilateralisme yang ditunjukkan secara terbuka," tambahnya.

Sejak lembaga-lembaga itu dibentuk pada akhir Perang Dunia II, seorang warga Amerika selalu memimpin Bank Dunia dan orang Eropa memimpin Dana Moneter Internasional (IMF). Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ada keributan yang terjadi untuk mengubah tradisi itu, dan beberapa pihak telah mengancam akan melanggar preseden dan memblokir apabila Trump membuat pilihan yang tidak lazim.

"Orang-orang pemerintahan Trump memiliki beberapa pemikiran keras tentang jalan ke depannya," kata Scott Morris, mantan pejabat Departemen Keuangan yang sekarang menjadi rekan di Pusat Pengembangan Global.

"Bukan pasti bahwa pilihan Amerika akan menjadi presiden bank berikutnya," tambahnya, melansir New York Times.

Kim pertama kali ditunjuk oleh pemerintahan Obama pada tahun 2012, atas rekomendasi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dan diangkat kembali oleh Presiden Barack Obama pada tahun 2016 untuk menjalani masa jabatan lima tahun kedua.

Mundurnya Bos Bank Dunia Berpotensi Picu Konflik dengan TrumpFoto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Joshua Roberts)

"Kami menghargai hasil kerja Kim bagi Bank Dunia," kata juru bicara Departemen Keuangan, menambahkan bahwa Menteri Keuangan Steven Mnuchin "berharap akan bekerja dengan sesama gubernur dalam memilih pemimpin baru."

Selama masa kepemimpinannya, Kim bekerja untuk merombak struktur lembaga, yang secara historis dibangun dengan model agar negara-negara kaya membiayai pembangunan negara-negara miskin.

Kim mencari sumber pembiayaan baru, mendorong investor swasta seperti dana kekayaan negara, perusahaan ekuitas swasta dan perusahaan asuransi untuk menyumbang triliunan dolar untuk proyek-proyek di berbagai tempat seperti Indonesia, Zambia, dan India. Strategi itu tertanam di hati beberapa tradisionalis di bank.


Kim yang merupakan putra imigran Korea, juga mempelopori respons bank terhadap epidemi Ebola dan krisis pengungsi di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

Kim mengatakan selain bergabung dengan lembaga pendanaan yang berfokus pada investasi di negara-negara berkembang, ia akan bergabung kembali dengan dewan Partners in Health, sebuah organisasi perawatan kesehatan nirlaba yang ia bantu dirikan lebih dari 30 tahun yang lalu. Nama dana investasi itu tidak dirilis oleh bank.

"Pekerjaan Grup Bank Dunia lebih penting sekarang ini daripada sebelumnya karena aspirasi orang miskin meningkat di seluruh dunia, dan masalah-masalah seperti perubahan iklim, pandemi, kelaparan, dan pengungsi terus tumbuh dalam skala dan kompleksitasnya," kata Kim dalam sebuah pernyataan.

Kristalina Georgieva, kepala eksekutif Bank Dunia, akan menjabat sebagai presiden sementara Bank Dunia sampai Trump memilih pemimpin baru.
(prm) Next Article Bos Bank Dunia Mengundurkan Diri, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular