Internasional
Bagaimana Nasib Kursi Bos Bank Dunia setelah Jim Kim Mundur?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 January 2019 15:49
Jakarta, CNBC Indonesia - Berita pengunduran diri Presiden Bank Dunia (World Bank) Jim Yong Kim pada hari Senin (7/1/2019) telah menggemparkan dunia. Pengunduran diri Kim yang akan mulai efektif pada 1 Februari itu diajukan hampir tiga tahun sebelum periode kedua masa jabatannya berakhir.
Selama masa jabatan Kim, Bank Dunia telah banyak melakukan perombakan struktur lembaga multilateral itu. Bank juga berfokus mengembangkan anak usaha sektor swastanya, International Finance Corporation, yang menurut para kritikus semakin banyak menyalurkan dana ke proyek-proyek yang bahkan tidak memenuhi pedoman lingkungan dan sosial Bank Dunia.
Dewan bank mengucapkan terima kasih kepada Kim atas kepemimpinannya dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan "segera" memulai proses mencari presiden berikutnya, seperti dilansir dari AFP.
Di Twitter, Direktur Pelaksana Dana Moneter International (International Monetary Fund/ IMF) Christine Lagarde menyatakan "penghargaan mendalam" atas kinerja Kim.
Menunjuk pengganti Kim berarti akan menjadi gebrakan tajam terhadap masa lalu karena sejak dulu pemerintahan Trump telah berulang kali memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga multilateral dan konvensi-konvensi yang sangat suka dikritik sang presiden.
Namun Kim telah mengupayakan dana sebesar US$1 miliar (sekitar Rp 14 triliun) untuk kewirausahaan perempuan, sebuah gerakan yang didukung oleh putri Trump, Ivanka, yang juga seorang penasihat senior Gedung Putih.
Di bawah aturan yang tidak tertulis, kepresidenan bank itu selalu ditentukan oleh pemegang saham terbesarnya, Amerika Serikat (AS), pengaturan yang juga memungkinkan Eropa untuk menunjuk kepala Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund / IMF).
Namun, ketika dia ditunjuk menjalankan masa jabatan pertama pada tahun 2012, jabatan Kim menjadi terancam saat calon lain, Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala mendaftarkan diri sebagai pemimpin Bank Dunia. Kim adalah calon AS pertama yang memiliki penantang.
Pemerintahan mantan Presiden Barack Obama pada tahun 2016 dengan cepat mendukung Kim untuk menjalankan masa jabatan lima tahun kedua, yang dimulai pada tahun 2017. Penunjukkan itu mungkin dilakukan demi menangkal penantang dan menghindari terulangnya kejadian tahun 2012.
Namun, staf asosiasi bank pada tahun 2016 menyampaikan selebaran yang sangat pedas dengan mengutip tingkat ketidakpuasan yang tinggi di antara 15.000 karyawannya dan menyatakan bahwa mereka menghadapi "krisis kepemimpinan" dan menyerukan diakhirinya "kesepakatan kamar belakang" dalam mengendalikan lembaga itu.
Staf Bank Dunia juga merasa terganggu dengan restrukturisasi internal yang meluas yang dimulai Kim, serta pemotongan belanja dan staf.
Survei staf internal menunjukkan jajaran staf sering tidak mempercayai manajemen senior dan mengatakan mereka tidak memahami arah tujuan lembaga ini.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS pada hari Senin (7/1/2019) memuji "kemampuan kepemimpinan" dari CEO bank, Georgieva, dan mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin "berharap dapat bekerja dengan sesama gubernurnya dalam memilih seorang pemimpin."
Tetapi Paul Cadario, mantan manajer senior Bank Dunia yang sekarang berada di Universitas Munk School di Toronto, mencatat bahwa pemerintahan Trump belum menunjuk seorang wakil untuk masuk ke dewan direksi bank, yang berarti pertanyaan itu kemungkinan tidak ada dalam pembahasan pemerintah.
Namun pemegang saham Bank Dunia lainnya, seperti Inggris, ekonomi besar Eropa atau China, kemungkinan terlalu sibuk dengan krisis politik dan ekonomi mereka sendiri untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Washington, katanya kepada AFP.
"Direktur eksekutif Amerika selalu menjadi pemimpin dewan," kata Cadario.
(prm) Next Article Bos Bank Dunia Mengundurkan Diri, Kenapa?
Selama masa jabatan Kim, Bank Dunia telah banyak melakukan perombakan struktur lembaga multilateral itu. Bank juga berfokus mengembangkan anak usaha sektor swastanya, International Finance Corporation, yang menurut para kritikus semakin banyak menyalurkan dana ke proyek-proyek yang bahkan tidak memenuhi pedoman lingkungan dan sosial Bank Dunia.
Dewan bank mengucapkan terima kasih kepada Kim atas kepemimpinannya dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan "segera" memulai proses mencari presiden berikutnya, seperti dilansir dari AFP.
 Foto: Chirtine Lagarde memberikan ucapan selamat atas kinerja yang baik selama menjadi Presiden World Bank Group (WBG) (screen shoot @Lagarde) |
Menunjuk pengganti Kim berarti akan menjadi gebrakan tajam terhadap masa lalu karena sejak dulu pemerintahan Trump telah berulang kali memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga multilateral dan konvensi-konvensi yang sangat suka dikritik sang presiden.
Namun Kim telah mengupayakan dana sebesar US$1 miliar (sekitar Rp 14 triliun) untuk kewirausahaan perempuan, sebuah gerakan yang didukung oleh putri Trump, Ivanka, yang juga seorang penasihat senior Gedung Putih.
Di bawah aturan yang tidak tertulis, kepresidenan bank itu selalu ditentukan oleh pemegang saham terbesarnya, Amerika Serikat (AS), pengaturan yang juga memungkinkan Eropa untuk menunjuk kepala Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund / IMF).
 Foto: Biro Setpres |
Namun, ketika dia ditunjuk menjalankan masa jabatan pertama pada tahun 2012, jabatan Kim menjadi terancam saat calon lain, Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala mendaftarkan diri sebagai pemimpin Bank Dunia. Kim adalah calon AS pertama yang memiliki penantang.
Pemerintahan mantan Presiden Barack Obama pada tahun 2016 dengan cepat mendukung Kim untuk menjalankan masa jabatan lima tahun kedua, yang dimulai pada tahun 2017. Penunjukkan itu mungkin dilakukan demi menangkal penantang dan menghindari terulangnya kejadian tahun 2012.
Namun, staf asosiasi bank pada tahun 2016 menyampaikan selebaran yang sangat pedas dengan mengutip tingkat ketidakpuasan yang tinggi di antara 15.000 karyawannya dan menyatakan bahwa mereka menghadapi "krisis kepemimpinan" dan menyerukan diakhirinya "kesepakatan kamar belakang" dalam mengendalikan lembaga itu.
Staf Bank Dunia juga merasa terganggu dengan restrukturisasi internal yang meluas yang dimulai Kim, serta pemotongan belanja dan staf.
Survei staf internal menunjukkan jajaran staf sering tidak mempercayai manajemen senior dan mengatakan mereka tidak memahami arah tujuan lembaga ini.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS pada hari Senin (7/1/2019) memuji "kemampuan kepemimpinan" dari CEO bank, Georgieva, dan mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin "berharap dapat bekerja dengan sesama gubernurnya dalam memilih seorang pemimpin."
Tetapi Paul Cadario, mantan manajer senior Bank Dunia yang sekarang berada di Universitas Munk School di Toronto, mencatat bahwa pemerintahan Trump belum menunjuk seorang wakil untuk masuk ke dewan direksi bank, yang berarti pertanyaan itu kemungkinan tidak ada dalam pembahasan pemerintah.
 Foto: Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (Kedua kiri), Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) dan Ketua Pleno Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group Petteri Orpo (Kiri) foto bersama sebelum Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). (ICom/M Agung Rajasa) |
Namun pemegang saham Bank Dunia lainnya, seperti Inggris, ekonomi besar Eropa atau China, kemungkinan terlalu sibuk dengan krisis politik dan ekonomi mereka sendiri untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Washington, katanya kepada AFP.
"Direktur eksekutif Amerika selalu menjadi pemimpin dewan," kata Cadario.
(prm) Next Article Bos Bank Dunia Mengundurkan Diri, Kenapa?
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular