
Klub Masih Wait and See, Bursa Musim Dingin 'Adem'
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 January 2019 15:03

Meski tidak sesemarak bursa transfer musim panas, tetapi bursa musim dingin menjanjikan ketegangan tersendiri. Sebab biasanya pemain yang datang pada tahun baru adalah hasil pembelian yang agak ‘desperate’. Ada yang sukses, tapi tidak sedikit yang flop.
Setelah menjalani separuh kompetisi, klub tentu sudah melakukan evaluasi kinerja. Pos-pos yang dianggap masih lemah tentu harus diperbaiki dengan mendatangkan pemain baru.
Nah, kalau pos itu dirasa sangat butuh pembenahan maka klub mati-matian mencari amunisi. Di sinilah kemudian tercipta harga-harga ‘aneh’.
Misalnya Liverpool pada musim 2010/2011. Si Merah kehilangan separuh nyawa karena Fernando Torres dibajak Chelsea. Lini depan Liverpool lumpuh (bukan pincang lagi) karena tinggal menyisakan nama-nama absurd seperti David N’Gog dan Milan Jovanovic.
Roy Hodgson, Manajer Liverpool kala itu, memutuskan mendatangkan dua penyerang berharga mahal yaitu Luis Suarez (22,5 juta poundsterling) dan Andrew ‘Andy’ Carroll (35 juta poundsterling).
Nama pertama menjadi pembelian jitu dan menjelma menjadi idola publik Anfield. Selama 3,5 tahun membela Merseyside Merah, El Pistolero menyumbang 69 gol dari 110 laga sebelum pindah ke Barcelona (Spanyol). Liverpool menang banyak dari perjudian transfer Suarez.
Akan tetapi nama yang kedua menyisakan rasa yang tidak enak di mulut Liverpudlian. Sempat menyandang status sebagai pembelian termahal Liverpool, Carroll nyaris tidak pernah mampu membuktikan diri sebagai penyerang top.
Momen yang paling diingat paling-paling hanya dua golnya ke gawang Manchester City pada 11 April 2011. Sisanya, kehadiran Si Kuncir Kuda antara ada dan tiada. Kali ini Liverpool boncos.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Setelah menjalani separuh kompetisi, klub tentu sudah melakukan evaluasi kinerja. Pos-pos yang dianggap masih lemah tentu harus diperbaiki dengan mendatangkan pemain baru.
Nah, kalau pos itu dirasa sangat butuh pembenahan maka klub mati-matian mencari amunisi. Di sinilah kemudian tercipta harga-harga ‘aneh’.
Roy Hodgson, Manajer Liverpool kala itu, memutuskan mendatangkan dua penyerang berharga mahal yaitu Luis Suarez (22,5 juta poundsterling) dan Andrew ‘Andy’ Carroll (35 juta poundsterling).
Nama pertama menjadi pembelian jitu dan menjelma menjadi idola publik Anfield. Selama 3,5 tahun membela Merseyside Merah, El Pistolero menyumbang 69 gol dari 110 laga sebelum pindah ke Barcelona (Spanyol). Liverpool menang banyak dari perjudian transfer Suarez.
Akan tetapi nama yang kedua menyisakan rasa yang tidak enak di mulut Liverpudlian. Sempat menyandang status sebagai pembelian termahal Liverpool, Carroll nyaris tidak pernah mampu membuktikan diri sebagai penyerang top.
Momen yang paling diingat paling-paling hanya dua golnya ke gawang Manchester City pada 11 April 2011. Sisanya, kehadiran Si Kuncir Kuda antara ada dan tiada. Kali ini Liverpool boncos.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Coutinho, Legenda Transfer Musim Dingin
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular