Liga Spanyol Sampai Inggris Cs Boncos Rp 30 T Gegara Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Klub sepakbola di Eropa diproyeksikan mengalami kerugian sebesar 2 miliar Euro atau setara Rp 33 triliun selama pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan pandemi yang melarang pertandingan dengan penonton di stadion.
Mengutip France24, laporan yang dibuat oleh KPMG ini menyebut bahwa ada beberapa liga yang mengalami kerugian paling besar seperti Liga Premier Inggris, Serie A Italia, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, dan Ligue 1 Prancis.
"Diprediksi klub-klub di 5 liga besar ini akan menghasilkan sedikit atau tidak sama sekali pendapatan dari sumber ini pada 2020/21, berpotensi kehilangan lebih dari 2 miliar Euro dari pendapatan matchday gabungan," kata laporan itu.
Untuk musim 2019 ke 2020, Bundesliga, yang memiliki rata-rata penonton tertinggi, adalah yang paling terkena dampak dengan kerugian 157 juta Euro. Sementara Ligue 1 Prancis mengalami kerugian paling sedikit, yakni sebesar 48 juta Euro.
Dari sisi tim, Barcelona mengalami penurunan terbesar. Klub asal Spanyol itu mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 39 juta Euro dari nihilnya penonton. Hal ini juga yang menyebabkan performa keuangan klub itu terganggu hingga membuat bintang Lionel Messi harus hengkang.
Meski begitu, beberapa liga diproyeksikan akan mengalami rebound dikarenakan pelonggaran protokol Covid yang mulai diberlakukan. La Liga Spanyol dikabarkan sedang memikirkan 40% dari kapasitas stadion dengan penggunaan masker oleh penonton.
Serie A Italia saat ini sedang mengupayakan lapangan menjadi setengah penuh. Syaratnya penonton diminta untuk menunjukkan kartu Covid-19 yang membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi terhadap virus atau pulih dari infeksi tambahnya.
"Demikian pula, setengah dari stadion dapat diisi di Bundesliga Jerman, tetapi hanya hingga batas total 25 ribu penggemar," kata laporan itu.
Analisis menambahkan bahwa turnamen Euro 2020 yang tertunda musim panas ini telah meletakkan dasar bagi kembalinya para penonton. Meski begitu, itu juga memiliki efek samping negatif, yakni kemungkinan ledakan infeksi
"Terkait dengan kesehatan pemain, tindakan UEFA dianggap cukup berhasil, karena hanya sedikit insiden yang terjadi," demikian pernyataan UEFA.
"Namun, ada juga suara keras yang mengutuk turnamen karena beberapa peningkatan kasus baru corona di populasi umum."
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyalahkan Euro 2020 atas kenaikan 10% dalam kasus Covid-19 di seluruh Eropa, terutama didorong oleh percampuran kerumunan di kota-kota tuan rumah, serta perjalanan dan pelonggaran pembatasan sosial."
[Gambas:Video CNBC]
Pandemi Acak-Acak Bursa Transfer Pemain Bola Dunia Anjlok 30%
(hoi/hoi)