
Harga Minyak Merosot, Target Investasi Migas RI Turun di 2019
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 January 2019 19:10

Jakarta, CNBC Indonesia- Pada 2019, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target investasi yang lebih rendah dibandingkan di 2018. Untuk 2019, target investasi ESDM sebesar US$ 33,34 miliar, turun dari target di 2018 yang sebesar US$ 37,2 miliar.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, secara keseluruhan, investasi sektor ESDM di 2018 lebih baik dibanding 2017.
"Tahun ini mencapai US$ 32,2 miliar, naik dari 2017 yang mencapai USD 27,5 miliar," tutur Jonan kepada media ketika menyampaikan paparan kinerja sektor ESDM, di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/1/2018).
Adapun, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya masih optimistis, investasi di sektor ESDM, utamanya subsektor migas, bisa terpenuhi.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan, hal itu disebabkan, tahun ini ada tiga mega proyek yang sedang dalam pipeline.
"Ada lapangan gas Merakes di blok East Sepinggan dari ENI S.p.A, nilai proyeknya US$ 1,3 miliar, onstream di 2021, mulai pembangunan tahun ini. Lalu ada juga proyek fasilitas LNG Train 3 BP Tangguh senilai US$ 8 miliar, jalan dari 2016 selesainya di 2020, dan proyek Jambaran Tiung Biru senilai US$ 1,5 miliar, onstream di 2021," terang Djoko ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
Merinci lebih jauh, berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi di sektor ESDM sebesar US$ 32,2 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Nilai itu lebih rendah dari target yang mencapai US$ 37,2 miliar.
Dari jumlah tersebut, sebesar US$ 12,5 miliar merupakan realisasi investasi dari sektor minyak dan gas bumi (migas) dari target sebesar US$ 16,8 miliar. Lalu sebesar US$ 11,3 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan, targetnya sebesar US$ 12,2 miliar.
Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2018 tercatat US$ 6,8 miliar dari target US$ 6,2 miliar. Kemudian senilai US$ 1,6 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE), dari targetnya yang sebesar US$ 2,01 miliar.
Perolehan ini mengalami peningkatan dibandingkan pencapaian 2017. Arcandra menjabarkan pada tahun lalu, realisasi untuk sektor migas baik hulu dan hilir sebesar US$ 11 miliar, lalu sebesar US$ 9,1 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan.
Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2017 lalu tercatat sebesar US$ 6,1 miliar, dan sebesar US$ 1,3 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE).
Adapun, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto target investasi hulu migas di tahun ini sebesar US$ 14,79 miliar, lebih tinggi dari target tahun lalu yang sebesar US$ 14 miliar. Sedangkan, untuk realisasi investasi hulu migas di 2018 tercatat US$ 11,99 miliar.
Dwi menuturkan, capaian investasi akan dikontribusi dari 12 proyek hulu migas yang akan onstream di tahun ini. Proyek tersebut merupakan proyek multiyear maupun yang akan mulai berjalan 2019 ini. "Investasi ini harus dikawal lebih intens supaya terlaksana," pungkas Dwi.
ICP Turun
Di 2018, dengan rata-rata ICP US$ 67,42 per barel realisasi investasi di sektor ESDM sebesar US$ 32 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Jauh dari target US$ 37,2 miliar.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rata-rata ICP Desember 2018 US$ 54,01 per barel. Beda tipis dengan kisaran harga minyak dunia (Brent) yang Desember lalu berada di kisaran US$ 57 per barel.
ICP Desember merosot jauh dibanding rata-rata November yang mencapai US$ 62,98 per barel. ICP diproyeksi masih akan menurun melihat fluktuasi harga minyak dunia yang trennya menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Harga Brent nasibnya juga tak jauh beda, tertolong dengan pemangkasan minyak negara-negara eksportir minyak, hari ini harga minyak bisa menguat tipis dan berada di level US$ 55,95 per barel.
Dalam wawancara bersama CNBC Internasional, JP Morgan memprediksi harga minyak tahun ini hanya akan ada di kisaran US$ 55 per barel. Dengan proyeksi ini, ICP diperkirakan tidak akan terlalu jauh.
(gus) Next Article Wih, RI Punya 42 Proyek Migas Senilai Rp 600 T Sampai 2027!
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, secara keseluruhan, investasi sektor ESDM di 2018 lebih baik dibanding 2017.
"Tahun ini mencapai US$ 32,2 miliar, naik dari 2017 yang mencapai USD 27,5 miliar," tutur Jonan kepada media ketika menyampaikan paparan kinerja sektor ESDM, di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/1/2018).
Adapun, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya masih optimistis, investasi di sektor ESDM, utamanya subsektor migas, bisa terpenuhi.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan, hal itu disebabkan, tahun ini ada tiga mega proyek yang sedang dalam pipeline.
"Ada lapangan gas Merakes di blok East Sepinggan dari ENI S.p.A, nilai proyeknya US$ 1,3 miliar, onstream di 2021, mulai pembangunan tahun ini. Lalu ada juga proyek fasilitas LNG Train 3 BP Tangguh senilai US$ 8 miliar, jalan dari 2016 selesainya di 2020, dan proyek Jambaran Tiung Biru senilai US$ 1,5 miliar, onstream di 2021," terang Djoko ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
Merinci lebih jauh, berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi di sektor ESDM sebesar US$ 32,2 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Nilai itu lebih rendah dari target yang mencapai US$ 37,2 miliar.
Dari jumlah tersebut, sebesar US$ 12,5 miliar merupakan realisasi investasi dari sektor minyak dan gas bumi (migas) dari target sebesar US$ 16,8 miliar. Lalu sebesar US$ 11,3 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan, targetnya sebesar US$ 12,2 miliar.
Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2018 tercatat US$ 6,8 miliar dari target US$ 6,2 miliar. Kemudian senilai US$ 1,6 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE), dari targetnya yang sebesar US$ 2,01 miliar.
Perolehan ini mengalami peningkatan dibandingkan pencapaian 2017. Arcandra menjabarkan pada tahun lalu, realisasi untuk sektor migas baik hulu dan hilir sebesar US$ 11 miliar, lalu sebesar US$ 9,1 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan.
Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2017 lalu tercatat sebesar US$ 6,1 miliar, dan sebesar US$ 1,3 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE).
Adapun, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto target investasi hulu migas di tahun ini sebesar US$ 14,79 miliar, lebih tinggi dari target tahun lalu yang sebesar US$ 14 miliar. Sedangkan, untuk realisasi investasi hulu migas di 2018 tercatat US$ 11,99 miliar.
Dwi menuturkan, capaian investasi akan dikontribusi dari 12 proyek hulu migas yang akan onstream di tahun ini. Proyek tersebut merupakan proyek multiyear maupun yang akan mulai berjalan 2019 ini. "Investasi ini harus dikawal lebih intens supaya terlaksana," pungkas Dwi.
ICP Turun
Di 2018, dengan rata-rata ICP US$ 67,42 per barel realisasi investasi di sektor ESDM sebesar US$ 32 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Jauh dari target US$ 37,2 miliar.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rata-rata ICP Desember 2018 US$ 54,01 per barel. Beda tipis dengan kisaran harga minyak dunia (Brent) yang Desember lalu berada di kisaran US$ 57 per barel.
ICP Desember merosot jauh dibanding rata-rata November yang mencapai US$ 62,98 per barel. ICP diproyeksi masih akan menurun melihat fluktuasi harga minyak dunia yang trennya menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Harga Brent nasibnya juga tak jauh beda, tertolong dengan pemangkasan minyak negara-negara eksportir minyak, hari ini harga minyak bisa menguat tipis dan berada di level US$ 55,95 per barel.
Dalam wawancara bersama CNBC Internasional, JP Morgan memprediksi harga minyak tahun ini hanya akan ada di kisaran US$ 55 per barel. Dengan proyeksi ini, ICP diperkirakan tidak akan terlalu jauh.
![]() |
(gus) Next Article Wih, RI Punya 42 Proyek Migas Senilai Rp 600 T Sampai 2027!
Most Popular