Internasional

Penjualan Turun, Apple Jadi Korban Terbaru Perang Dagang

Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
03 January 2019 14:46
CEO Apple Tim Cook memprediksi pendapatan akan turun karena melemahnya penjualan di China.
Foto: Doc CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia - Apple Inc memangkas proyeksi pendapatannya sebagai dampak dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Tetapi Apple bukan perusahaan pertama yang memberikan sinyal dampak perang dagang.

Dalam sebuah surat kepada investor, CEO Apple Tim Cook mengatakan manajemen melihat penjualan yang lebih rendah di salah satu pasar utamanya di China. Tim Cook kepada CNBC International menyatakan perang dagang telah memperburuk kondisi ekonomi China.

"Sudah jelas bahwa ekonomi [China] mulai melambat pada paruh kedua, dan saya percaya perang dagang antara AS-China memberi tekanan tambahan pada ekonomi China," kata Tim Cook, dilansir dari CNBC International, Kamis (03/01/2019).

Harga saham Apple merosot 7% lebih pada perdagangan after-hours kemarin. Saham-saham semikonduktor jatuh setelah pengumuman tersebut. Raksasa industri Caterpillar, yang menarik sejumlah besar bisnis dari kawasan Asia Pasifik, juga anjlok sekitar 3% dalam perdagangan after-hours.

Pada September 2018, Apple mengirimkan surat kepada Kepala Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer yang isinya tarif bea masuk Presiden Donald Trump untuk China akan memengaruhi sejumlah produk terutama pada biaya yang harus ditanggung konsumen.

"Sulit untuk melihat bagaimana tarif yang merugikan perusahaan AS dan konsumen AS akan mencapai tujuan Pemerintah, sehubungan dengan kebijakan teknologi China," kata Apple dalam surat tersebut.

"Kami berharap, Anda akan mempertimbangkan kembali langkah-langkah ini dan bekerja untuk menemukan solusi lain yang lebih efektif yang membuat ekonomi AS dan konsumen AS lebih kuat dan lebih sehat daripada sebelumnya."

Pada bulan Desember 2018, CEO FedEx Frederick Smith mengatakan "sebagian besar masalah yang kita hadapi hari ini disebabkan oleh pilihan politik yang buruk." Dia melihat China sebagai salah satu masalah global perusahaan.

Pendiri Alibaba, Jack Ma sebelumnya mengatakan, perseteruan ini bisa berlangsung selama dua dekade dan akan "berantakan", bagi semua pihak yang terlibat.

CEO Dell, Michael Dell mengatakan kepada CNBC international pada bulan Juli, AS dan China menghadapi "kehancuran yang saling menguntungkan" jika hubungan perdagangan runtuh, tetapi "tidak ada yang akan memenangkan" perang dagang.

General Motors dalam poin pembicaraan yang dibagikan kepada para manajer di Oktober 2018 menyebutkan, ketidakpastian di China menciptakan gambaran suram ekonomi global.

"Kami tidak dapat menunggu dan melihat apa yang terjadi pada industri, atau dengan China, atau dalam perdagangan internasional atau mata uang, untuk kemudian bereaksi," tulis manajemen dalam dokumen tersebut.


(roy/roy) Next Article Perang Dagang Memanas, Demonstran China Bakar Apple iPhone

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular