
Pertama dalam 15 Tahun, tak Ada Perubahan APBN di RI
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 January 2019 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menutup tahun 2018 dengan memaparkan capaian kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di akun media sosial Facebook-nya.
Dalam catatan yang diunggah Senin (31/12/2018) itu, Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara dari pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh tinggi dan sehat. Selain itu, belanja negara juga terserap dengan baik.
Semua itu dicapai tanpa melalui proses perubahan APBN yang biasanya dilakukan pemerintah untuk merevisi target penerimaan dan belanja negara.
"Untuk pertama kali dalam 15 tahun, pemerintah tidak mengajukan perubahan UU APBN 2018, hal ini mendorong semua kementerian/lembaga fokus menjalankan rencana anggaran secara penuh," tulis Sri Mulyani, dikutip Selasa (1/1/2019).
Hal itu dicapai meski berbagai tantangan, seperti gejolak ekonomi global dan nilai tukar, menghadang upaya pemerintah.
Menurut catatan mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu, defisit APBN 2018 ada di 1,72% dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih rendah dari angka UU APBN 2018 sebesar 2,19%.
"Ini adalah defisit terkecil sejak 2012," tulisnya.
Keseimbangan primer tercatat surplus Rp 4,1 triliun, kali pertama sejak 2011.
Dalam telekonferensi dengan pejabat Kementerian Keuangan dari seluruh Indonesia hari Senin, Sri Mulyani realisasi penerimaan negara berhasil mencapai target 100% untuk kali pertama dalam masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Tahun 2018 ditutup dengan penerimaan negara sebesar 100%," kata Sri Mulyani, seperti dikutip CNBC Indonesia dari keterangan resmi kementerian.
Dalam UU APBN 2018, pendapatan negara ditargetkan Rp 1.894,7 triliun, sementara belanja negara dipatok Rp 2.220,6 triliun.
(prm) Next Article Sri Mulyani: Defisit APBN 2018 Terendah Sejak 2012
Dalam catatan yang diunggah Senin (31/12/2018) itu, Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara dari pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh tinggi dan sehat. Selain itu, belanja negara juga terserap dengan baik.
Semua itu dicapai tanpa melalui proses perubahan APBN yang biasanya dilakukan pemerintah untuk merevisi target penerimaan dan belanja negara.
![]() |
Hal itu dicapai meski berbagai tantangan, seperti gejolak ekonomi global dan nilai tukar, menghadang upaya pemerintah.
Menurut catatan mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu, defisit APBN 2018 ada di 1,72% dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih rendah dari angka UU APBN 2018 sebesar 2,19%.
![]() |
"Ini adalah defisit terkecil sejak 2012," tulisnya.
Keseimbangan primer tercatat surplus Rp 4,1 triliun, kali pertama sejak 2011.
Dalam telekonferensi dengan pejabat Kementerian Keuangan dari seluruh Indonesia hari Senin, Sri Mulyani realisasi penerimaan negara berhasil mencapai target 100% untuk kali pertama dalam masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Tahun 2018 ditutup dengan penerimaan negara sebesar 100%," kata Sri Mulyani, seperti dikutip CNBC Indonesia dari keterangan resmi kementerian.
Dalam UU APBN 2018, pendapatan negara ditargetkan Rp 1.894,7 triliun, sementara belanja negara dipatok Rp 2.220,6 triliun.
(prm) Next Article Sri Mulyani: Defisit APBN 2018 Terendah Sejak 2012
Most Popular