Ekonomi Global hingga Narkoba Tantang Sri Mulyani di 2018

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 January 2019 09:06
Tantangan yang dihadapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di 2018.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengunjungi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta III (CNBC Indonesia/Yanurisa Ananta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2018 baru saja berlalu. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan refleksi akhir tahunnya melalui catatan yang diunggah di akun Facebook-nya, Senin (31/12/2018).

Ia mengingat 2018 sebagai tahun yang tidak mudah sebab berbagai tantangan muncul dari luar maupun dalam negeri. Namun, pemerintah pada akhirnya tetap mampu mengawal pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.


"Alhamdulillah, tugas pengelolaan APBN dan Keuangan Negara telah kita tunaikan dengan baik," tulis Sri Mulyani dan dikutip CNBC Indonesia, Selasa (1/1/2019).

"Tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah: ekonomi global, harga komoditas, arus modal dan nilai tukar bergejolak tinggi, suku bunga global dan dalam negeri mengalami kenaikan; perdagangan global masih lesu dan tidak menentu, dan ancaman kejahatan perpajakan, penyelundupan narkoba, dan perdagangan ilegal terus mengancam," tambahnya.


Berbagai tantangan tersebut ditambah lagi dengan berbagai bencana alam yang menimpa di beberapa daerah dan musibah tewasnya 21 jajaran Kementerian Keuangan dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Laut Jawa.

Ekonomi Global hingga Narkoba Tantang Sri Mulyani di 2018Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Facebook Sri Mulyani Indrawati)

"Semua itu dapat menjadi alasan kita untuk patah semangat. Namun kita dan Indonesia tidak pernah menyerah!" ujarnya.

Indonesia di tahun 2018 berhasil menjadi tuan rumah tiga pagelaran internasional, yaitu Asian Games, Asian Para Games, dan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank).

"Dunia menghargai dan menghormati Indonesia," tulis Sri Mulyani.

Selain itu, capaian APBN di tahun tersebut juga membuat sang bendahara negara berbesar hati. Ia menyebut penerimaan negara tumbuh tinggi dan sehat sementara belanja negara terealisasi dengan baik.


Defisit APBN 2018 tercatat 1,72% dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih rendah dari angka UU APBN 2018 sebesar 2,19% dan keseimbangan primer berhasil mencetak surplus Rp 4,1 triliun untuk kali pertama sejak 2011.

"Prestasi..!!" tulisnya.


(prm) Next Article Sri Mulyani: Defisit APBN 2018 Terendah Sejak 2012

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular