Internasional

Pemerintahan Tutup, Hidup PNS AS Merana

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 December 2018 17:54
Para pegawai federal AS kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya akibat penutupan pemerintahan atau government shutdown.
Foto: Sebuah tanda menyatakan Arsip Nasional ditutup karena penutupan sebagian pemerintah federal di Washington, AS, 22 Desember 2018. REUTERS / Joshua Roberts
Washington, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pekerja federal yang terkena dampak penutupan pemerintah atau government shutdown mendukungnya ketika dia berkeras untuk tidak membuat kesepakatan sampai Kongres setuju mendanai tembok di perbatasan Meksiko.

Namun dalam kenyataannya, alih-alih menyemangati dia, banyak dari 800.000 pekerja yang dipaksa untuk bekerja tanpa gaji atau dipaksa cuti tanpa bayaran, menyuarakan kecemasan mereka yang semakin besar saat mereka mulai dibayangi masalah tagihan yang harus segera dibayar.


Para pekerja federal itu juga mengungkapkan kesulitan keuangan untuk membeli kado-kado bagi sanak saudara mereka karena penutupan pemerintahan berlangsung selama masa libur Natal dan menjelang tahun baru.

Setelah penutupan terjadi, Kongres dengan cepat memastikan bahwa pekerja federal akan tetap dibayar setelah anggaran disetujui. Tetapi, hingga mendekati akhir bulan, tanda-tanda dibukanya kembali pemerintahan belum juga ada.

Kevin, seorang ahli statistik di Biro Sensus, mengatakan dia baru-baru ini pindah ke Washington bersama istri dan putranya yang berusia dua setengah tahun dari North Carolina untuk mencari pekerjaan yang bisa menjamin kehidupannya dalam jangka panjang di pemerintahan.

Namun, dia mengaku terpaksa menggunakan tabungannya untuk membiayai kepindahannya itu dan bahwa putranya memerlukan layanan intervensi dini untuk kebutuhan khusus.

Pemerintahan Tutup, PNS AS Kesulitan Penuhi Kebutuhan HidupFoto: Sebuah tanda menyatakan Arsip Nasional ditutup karena penutupan sebagian pemerintah federal di Washington, AS, 22 Desember 2018. REUTERS / Joshua Roberts

"Merawat anak dengan kebutuhan khusus menguras fisik, mental, dan finansial," katanya kepada AFP melalui email.

"Anggaran kami sangat terbatas dan semakin sedikit. Saya tidak lagi membeli pakaian untuk diri saya sendiri dan saya memotong rambut saya sendiri," tambahnya, dilansir dari AFP, Kamis (27/12/2018).

Dia mungkin juga harus membayar uang sewanya menggunakan kartu kredit, tambah Kevin, yang meminta nama keluarganya tidak disebutkan karena ada larangan bagi pegawai pemerintah untuk membicarakan politik.

Rekan-rekan Kevin meyakinkannya dan mengatakan mereka telah selamat dari situasi yang sama. Melansir AFP, penutupan ini adalah yang ketiga kalinya tahun ini setelah terjadi dua masalah pendanaan yang berlangsung singkat. Penutupan pemerintahan lain juga terjadi di 2013 dan berlangsung selama 16 hari.

Tetapi Kevin kurang optimistis kali ini. Ia mengatakan Trump, yang menghadapi banyak krisis, bertindak seperti "binatang terpojok."

Trump, saat ditanya pada hari Rabu (26/12/2018) mengenai berapa lama penutupan akan berlangsung, presiden hanya menjawab: "Sampai kapanpun itu."


Syl, yang bekerja di badan pajak Internal Revenue Service (IRS), mengatakan ia hanya memiliki cukup tabungan untuk membayar sewa bulan depan dan beberapa pengeluaran liburan lain setelah menghabiskan uangnya untuk biaya transportasi dan membeli hadiah.

Dia mengatakan keadaannya memang tidak seburuk rekan-rekannya yang sudah memiliki anak, tetapi dia benci "digunakan sebagai pion politik untuk mendapat dana pembangunan tembok."

Panik karena tagihan harus dibayarkan

Salah satu serikat pekerja utama federal, Serikat Pegawai Perbendaharaan Nasional, mengatakan hampir 80% anggota mengindikasikan dalam survei bahwa mereka "sangat khawatir" bagaimana cara membayar sewa rumah dan biaya hidup lainnya.

Beberapa pegawai pemerintah dan keluarga mereka berbagi kesulitan secara online dengan tagar #ShutdownStories.

@katyjb88 menulis bahwa suaminya ada di Coast Guard dan bahwa mereka memiliki satu anak dan seorang anak lagi akan segera lahir. Mereka tinggal di New York di mana mereka harus membayar sewa lebih dari US$2.000 (Rp 29 juta) sebulan.

Meski militer aktif dibebaskan dari penutupan, namun Coast Guard terpengaruh. Bahkan jika mereka dibayar belakangan, ia menulis, "gaji itu tidak akan membantu karena ada tagihan yang jatuh tempo pada tanggal 1."

Pemerintahan Tutup, PNS AS Kesulitan Penuhi Kebutuhan HidupFoto: Petugas patroli perbatasan AS melihat sisi Meksiko saat mereka berdiri di samping pagar antara Amerika Serikat dan Meksiko di Tijuana, Meksiko 25 November 2018. REUTERS / Hannah McKay

Bagi pekerja yang lain, termasuk @Ancient_Scout, konsekuensinya bahkan lebih parah.

"Melepas sewa saya untuk menerima pekerjaan federal baru, yang dalam rangkaiannya ada pelatihan yang harus saya ikuti selama 7 bulan di negara bagian lain. Pelatihan dibatalkan karena shutdown," tulis @Ancient_Scout di twitternya.

"Tak punya tempat tinggal. Tidak mampu membayar tempat tinggal jangka pendek (?)/Harus bekerja penuh waktu tanpa hadiah/imbalan hadiah Natal," tulis @juliedotburr, yang juga mengatakan bahwa sebagai kontraktor pemerintah, dia tidak akan mendapatkan bayaran sama sekali selama shutdown berlanjut.


"Aku seorang ibu tunggal yang sedang panik. Sudah mengambil shift tambahan pada pekerjaanku yang ke-2 tetapi itu tidak akan mampu membayar sewa!" tulisnya.

Solidaritas bagi pekerja federal

Tanda-tanda solidaritas tumbuh di Washington, di mana anggota parlemen yang kembali bertemu pada hari Kamis tetap tidak menghasilkan kesepakatan.

Restoran Z-Burger menawarkan hamburger gratis kepada karyawan federal, sementara koki Spanyol-nya, Jose Andres, yang juga merupakan kritikus lama Trump, telah mengundang para pekerja untuk menikmati sandwich gratis di semua restorannya di Washington mulai pukul 14:00 hingga 17:00.

Tetapi sesekali ada tanda-tanda dukungan untuk Trump, yang telah membangun tembok dan batasan keras pada imigrasi, yang menjadi inti dari kampanye 2016-nya. Trump pada hari Selasa juga mengatakan bahwa pekerja federal "menginginkan keamanan perbatasan."


@InsiderIRS, pengguna Twitter tanpa pengikut, hingga Rabu sore menulis bahwa pekerja federal memikul tanggung jawab konstitusional untuk bertahan melawan "invasi."

"Sebagai karyawan IRS, saya bangga berdiri bahu membahu dengan rekan-rekan cuti saya untuk mendukung kedaulatan bangsa kita," tulis @InsiderIRS.


(prm) Next Article Demi Loloskan Dana Tembok Batas, Trump Sebut AS Alami Krisis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular