Duh! RI Cuma Punya 52 Sirine Tsunami, Kurang 948 Lagi

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
26 December 2018 15:11
Sistem mitigasi bencana di Indonesia sangat minim. Amat sangat disayangkan, karena Indonesia termasuk yang rawan bencana.
Foto: Bangunan yang rusak terlihat setelah tsunami, dekat Sumur, provinsi Banten, Indonesia 26 Desember 2018. REUTERS / Jorge Silva
Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem mitigasi bencana di Indonesia sangat minim. Amat sangat disayangkan, karena Indonesia termasuk yang rawan bencana.

Termasuk sistem mitigasi ketika tsunami terjadi. Tak ada peringatan apapun, tsunami langsung memorak-porandakan pesisir pantai dan memakan banyak korban jiwa.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan pada dasarnya ada parameter dari peringatan dini tsunami yang harusnya secara lengkap dimiliki Indonesia. Berhubung Indonesia juga rawan tsunami.

"Di Indonesia, tsunami warning system bekerja berdasarkan 3 jaringan yakni seismograf di BMKG, dari data pasang surut spasial, dan buoy. Namun buoy sudah tidak beroperasi sejak 2012," katanya dalam konferensi pers update tsunami Banten-Lampung, Rabu (26/12/2018).



Seperti diketahui, buoy dapat mengirimkan peringatan tsunami. Selain dengan keterbatasan buoy, seharusnya sirine yang memancarkan suara ketika tsunami bakal datang juga harus dibereskan.

[Gambas:Video CNBC]

"Sirine tsunami itu harusnya kebutuhannya 1.000 sirine. Sekarang kita cuma ada 52 sirine. Jadi kekurangan 948 sirine," tutur Sutopo.

"Ancaman tsunami cukup serius. Tapi mitigasinya kurang. Dan masyarakat juga banyak yang belum paham soal ancaman tsunami berikut risiko dan antisipasinya," imbuh Sutopo.

Lebih jauh Sutopo mengatakan, ada 4 program yang dilakukan BNPB terkait penguatan rantai peringatan dini tsunami. Di antaranya, pembangunan tempat evakuasi sementara dan penguatan kapasitas kesiapsiagaan.



(dru/gus) Next Article Ternyata, Ada Peringatan Gelombang Tinggi Sejak 2 Hari Lalu

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular