Lagi, Sutopo BNPB Curhat soal Buoy Pendeteksi Tsunami RI

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
26 December 2018 14:57
Menurut dia, buoy di Tanah Air sudah tidak beroperasi sejak 2002.
Foto: Buoy Tsunami (Ist via Detikcom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho kembali melontarkan curhat perihal buoy pendeteksi tsunami di Indonesia.

Menurut dia, buoy di Tanah Air sudah tidak beroperasi sejak 2002. Kendati demikian, ketiadaan buoy tetap membuat peringatan saat ini berjalan dengan baik, namun dilakukan dengan pemodelan.



"Apalagi kalau ada buoy tambah baik. Karena buoy untuk meyakinkan. Idealnya dalam Indonesia semua komponen tadi tersedia baik dari hulu atau hilir. Diperlukan pendanaan," ujar Sutopo dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Ia menceritakan, dulu ada 22 buoy. Sebanyak delapan unit dibangun di Indonesia, Jerman 10 unit, Malaysia satu unit, dan Amerika Serikat (AS) sebanyak dua unit. "Sudah gak beroperasi pada 2012 karena ada vandalisme," kata Sutopo.
Lagi, Sutopo BNPB Curhat soal Buoy Pendeteksi Tsunami RIFoto: Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberi keterangan pers penanganan bencana Tsunami Selat Sunda di Ruang Lobby Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/12). (CNBC Indonesia/Aya)

Menurut dia, harga beli buoy Rp 7,8 miliar. Sedangkan harga buoy jika dibuat sendiri Rp 4 miliar. "Kita butuh 25 unit untuk seluruh indonesia, Rp 100 miliar. Gak terlalu besar untuk mengawal. Semakin rapat jaringan semakin baik," ujar Sutopo.

Lebih lanjut, dia mengatakan, Indonesia juga membutuhkan sirine tsunami. Dari kebutuhan 1.000 unit, Indonesia hanya memiliki 52 unit atau ada kekurangan 948 unit.




(miq/miq) Next Article Update: BNPB Sebut Korban Jiwa Tsunami Selat Sunda 229 Jiwa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular