
Terungkap! Ini Penyebab Tsunami Selat Sunda
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
26 December 2018 14:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap penyebab tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) kemarin.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers hari ini memaparkan berdasar citra satelit Jepang yang diterima pemerintah, tampak jelas perbedaan tubuh Anak Krakatau sebelum dan sesudah tsunami terjadi.
[Gambas:Video CNBC]
"Sebelumnya foto 20 Agustus dan 24 Desember 2018, sebagian lereng di barat daya runtuh, inilah yang memicu terjadinya tsunami seluas 64 hektare," ujar Sutopo, Rabu (26/12/2018).
Lereng yang runtuh ini kemudian menyebabkan longsor bawah laut, lalu tsunami yang menerjang pantai-pantai yang ada di Selat Sunda.
Ia memaparkan, panjang landaan tsunami dari Anyer sampai Lampung cukup signifikan, yakni mencapai 312,78 km pantai yang terdampak. Hingga saat ini, anak gunung Krakatau masih terus erupsi. "BPBD waspada level II, jadi tidak benar di sosial media beredar gunung Anak Krakatau siaga level 3. BNPB tetapkan level 2, bahayanya di radius 2 km dari puncak kawah anak Krakatau."
BMKG, kata dia, untuk antisipasi tsunami susulan juga merekomendasikan 500 meter hingga 1 Km dari garis pantai tidak boleh ada aktivitas masyarakat.
(gus) Next Article Cuaca Ekstrim Landa Indonesia
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers hari ini memaparkan berdasar citra satelit Jepang yang diterima pemerintah, tampak jelas perbedaan tubuh Anak Krakatau sebelum dan sesudah tsunami terjadi.
![]() |
"Sebelumnya foto 20 Agustus dan 24 Desember 2018, sebagian lereng di barat daya runtuh, inilah yang memicu terjadinya tsunami seluas 64 hektare," ujar Sutopo, Rabu (26/12/2018).
Lereng yang runtuh ini kemudian menyebabkan longsor bawah laut, lalu tsunami yang menerjang pantai-pantai yang ada di Selat Sunda.
Ia memaparkan, panjang landaan tsunami dari Anyer sampai Lampung cukup signifikan, yakni mencapai 312,78 km pantai yang terdampak. Hingga saat ini, anak gunung Krakatau masih terus erupsi. "BPBD waspada level II, jadi tidak benar di sosial media beredar gunung Anak Krakatau siaga level 3. BNPB tetapkan level 2, bahayanya di radius 2 km dari puncak kawah anak Krakatau."
BMKG, kata dia, untuk antisipasi tsunami susulan juga merekomendasikan 500 meter hingga 1 Km dari garis pantai tidak boleh ada aktivitas masyarakat.
(gus) Next Article Cuaca Ekstrim Landa Indonesia
Most Popular