
BNPB Ungkap Alasan Tak Ada Peringatan Tsunami Selat Sunda
Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 December 2018 15:57

Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan tsunami yang terjadi di Selat Sunda disebabkan oleh longsor bawah laut yang disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatu.
Namun sayang, Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut ini sehingga tak ada peringatan yang bisa diberikan kepada masyarakat.
"Kemudian tsunami tidak ada peringatan dini tsunami karena kita Indonesia tidak miliki sistem peringatan dini tsunami yang dibangkitkan longsroan bawah laut dan erupsi gunung api sehingg tiba-tiba jadi masy tidak bisa evakuasi. Beda sama tsunami gempa bumi, Indonesia sudah punya," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/12).
Padahal, dia melanjutkan, masyarakat masih memiliki waktu sampai dengan 24 menit untuk bisa evakuasi jika ada peringatan dini. Waktu 24 menit tersebut adalah jeda waktu setelah tremor yang disebabkan oleh erupsi Anak Krakatau yang berikibat pada longsor seluas 64 hektar dan menimbulkan tsunami ke daratan.
Hingga saat ini belum dipastikan berapa tinggi gelombang tsunami yang menimpa wilayah Banten dini. Namun menurut pengakuan beberapa warga, Sutopo menyebutkan tingginya bervariasi di beberapa wilayah mulai dari dua meter sampai dengan lima meter.
Korban Tsunami Selat Sunda terus bertambah. Hingga pukul 13.00 WIB hari ini, yakni H+3 paska-bencana, jumlah korban jiwa jumlahnya sudah mencapai 429 orang, 1.485 orang luka-luka dan jumlah yang masih dinyatakan hilang mencapai 154 orang.
"Sementara 16.082 orang mengungsi, ada penambahan angka pengungsi karena baru terdata," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di kantornya hari ini, Selasa (25/12/2018).
(gus) Next Article Korban Tewas Tsunami Selat Sunda Bertambah Jadi 62 Orang
Namun sayang, Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut ini sehingga tak ada peringatan yang bisa diberikan kepada masyarakat.
Padahal, dia melanjutkan, masyarakat masih memiliki waktu sampai dengan 24 menit untuk bisa evakuasi jika ada peringatan dini. Waktu 24 menit tersebut adalah jeda waktu setelah tremor yang disebabkan oleh erupsi Anak Krakatau yang berikibat pada longsor seluas 64 hektar dan menimbulkan tsunami ke daratan.
Hingga saat ini belum dipastikan berapa tinggi gelombang tsunami yang menimpa wilayah Banten dini. Namun menurut pengakuan beberapa warga, Sutopo menyebutkan tingginya bervariasi di beberapa wilayah mulai dari dua meter sampai dengan lima meter.
Korban Tsunami Selat Sunda terus bertambah. Hingga pukul 13.00 WIB hari ini, yakni H+3 paska-bencana, jumlah korban jiwa jumlahnya sudah mencapai 429 orang, 1.485 orang luka-luka dan jumlah yang masih dinyatakan hilang mencapai 154 orang.
"Sementara 16.082 orang mengungsi, ada penambahan angka pengungsi karena baru terdata," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di kantornya hari ini, Selasa (25/12/2018).
(gus) Next Article Korban Tewas Tsunami Selat Sunda Bertambah Jadi 62 Orang
Most Popular