Begini Cara Pertamina Tingkatkan Produksi Lapangan Tanjung

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
21 December 2018 09:32
Cara ini dikenal dengan istilah Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan metode polymer flooding.
Foto: Infografis/Blok Corridor/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina EP mulai menerapkan metode perolehan minyak tahap lanjut untuk meningkatkan produksi minyak di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan. Cara ini dikenal dengan istilah Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan metode polymer flooding.

Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menuturkan, cadangan terbukti dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, sehingga, diperlukan teknologi yang lebih canggih.

"Salah satunya dengan EOR yang dapat meningkatkan jumlah minyak diekstrak dari ladang minyak mencapai 30-60%, dibandingkan 20-40% dengan menggunakan primary dan secondary recovery," ujar Nanang melalui keterangan resminya, Jumat (21/12/2018).

Lebih lanjut, Nanang menjelaskan, pemilihan metode injeksi polymer di Tanjung Field didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu dengan mempertimbangkan temperatur reservoar, fluida reservoar dan kondisi geologi. Polymer merupakan salah satu teknik EOR yang sudah terbukti dapat meningkatkan perolehan minyak dan telah banyak digunakan di lebih dari 50 lapangan di dunia.

"Desain pilot injeksi dibuat dengan kebutuhan polymer sebanyak 70 ton, volume larutan polymer yang diinjeksikan adalah 200 ribu barrel dengan konsentrasi 2000 ppm dan laju injeksi sebesar 1.000 barrel per hari," terang Nanang.

Sebagai informasi, EOR adalah metode perolehan minyak tahap lanjut dengan cara menambahkan energi berupa dari material atau fluida khusus yang tidak terdapat dalam reservoir minyak.

Umumnya, EOR diterapkan pada lapangan yang telah cukup lama diproduksikan (mature field) dengan tujuan mengambil minyak tersisa yang tidak dapat diproduksikan dengan metode perolehan primer dan sekunder (water flooding).

Beberapa teknik EOR yang banyak dikenal hingga saat ini adalah injeksi uap panas (steam flooding), injeksi kimia (chemical flooding), dan injeksi gas (gas flooding).

Adapun, sejak 2016, Pertamina EP telah melakukan studi laboratorium dengan bantuan pakar-pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Uji laboratorium bertujuan untuk mendapatkan polymer yang tepat dan efisien untuk digunakan di Tanjung Field.

Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Jafee Arizon Suhardin menambahkan, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat terutama di bidang perminyakan, ditemukan salah satu metode untuk membantu meningkatkan produksi minyak.

"Kita kekurangan produksi, bukan kekurangan minyak. Minyaknya ada, tapi kita butuh teknologi untuk mengangkat minyak, salah satunya dengan EOR," kata Jaffe.

"Dengan metode EOR, pengangkatan primer menggunakan tekanan alamiah dari reservoar, sementara pengangkatan sekunder, menggunakan cara injeksi (air atau gas) sebagai upaya mempertahankan tekanan reservoar yang turun secara alamiah," pungkasnya.

Tanjung Field yang terletak di Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan masuk dalam wilayah kerja Pertamina EP Asset 5. Selain Tanjung, empat lapangan lainnya yang dikelola Asset 5 adalah Sangasanga dan Sangatta di Kalimantan Timur serta Tarakan dan Bunyu di Kalimantan Utara.

Untuk realisasi hingga pertengahan Desember, produksi minyak di Tanjung Field mencapai 3.254 BOPD dan realisasi gas mencapai 1.098,99 MMSCFD.

Sedangkan untuk Pertamina EP Asset 5 secara keseluruhan, produksi minyak berada di kisaran 18.252 BOPD dan produksi gas di kisaran 15,81 MMSCFD.
(hps) Next Article Harga Minyak Melesat, Produksi Pertamina EP Q1 82 Ribu BOPD

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular