
Investasi Rp 12 T, Hyundai Bakal Produksi Mobil Listrik di RI
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
20 December 2018 19:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Raksasa otomotif Korea Selatan Hyundai dikabarkan berencana memproduksi kendaraan listrik di Indonesia. Ini merupakan bagian dari investasi Rp 12 triliun yang akan disuntikkan di Indonesia.
Hal ini diungkap oleh Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian Harjanto, Kamis (20/12/2018) dikutip dari Reuters.
Hyundai yang berafiliasi dengan Kia Motors adalah pembuat mobil terbesar No.5 di dunia. Mereka berencana untuk membangun pabrik di Indonesia dengan kapasitas sekitar 250.000 unit, termasuk untuk mobil listrik, kata Harjanto dilansir dari Reuters.
Indonesia memiliki cadangan bijih nikel laterit yang banyak, bahan penting untuk baterai lithium-ion yang digunakan untuk daya EVs. Rencananya, produksi mobil listrik ini sebanyak 53% akan dialokasikan untuk ekspor ke kawasan Asia Tenggara dan Australia. Sisanya 47% untuk pasar domestik.
Langkah Hyundai untuk membangun pabrik di Indonesia adalah langkah untuk mencoba mengurangi ketergantungannya pada pasar terbesarnya, China. Di mana penjualan Kia sedikit terguncang setelah pertikaian diplomatik antara Seoul dan Beijing dan menghadapi persaingan ketat dari pesaing lokal.
Pada Agustus, Reuters melaporkan Hyundai dan Kia sedang mempertimbangkan pengiriman kendaraan buatan China ke Asia Tenggara untuk mengatasi lemahnya penjualan dan kelebihan kapasitasnya. Hyundai tidak memiliki pabrik pembuatan mobil di Asia Tenggara, meskipun memiliki beberapa operasi perakitan murni di Vietnam.
Seorang juru bicara Hyundai mengatakan mereka "tidak memiliki komentar dalam waktu dekat" tentang rencana investasi Indonesia. Secara terpisah pada Kamis, wakil presiden think tank Hyundai-Kia Lee Bo Sung mengatakan pasar ASEAN memiliki potensi pertumbuhan, tetapi sulit untuk "menembus" karena didominasi oleh saingan dari Jepang seperti Toyota dan Honda.
Bulan lalu, Hyundai mengumumkan investasi senilai US$250 juta di perusahaan Grab di Singapura dan berencana untuk menawarkan pengemudi EVs to Grab di Asia Tenggara.
(gus) Next Article Impor Dulu, Hyundai Belum akan Produksi Mobil Listrik di RI
Hal ini diungkap oleh Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian Harjanto, Kamis (20/12/2018) dikutip dari Reuters.
Indonesia memiliki cadangan bijih nikel laterit yang banyak, bahan penting untuk baterai lithium-ion yang digunakan untuk daya EVs. Rencananya, produksi mobil listrik ini sebanyak 53% akan dialokasikan untuk ekspor ke kawasan Asia Tenggara dan Australia. Sisanya 47% untuk pasar domestik.
Langkah Hyundai untuk membangun pabrik di Indonesia adalah langkah untuk mencoba mengurangi ketergantungannya pada pasar terbesarnya, China. Di mana penjualan Kia sedikit terguncang setelah pertikaian diplomatik antara Seoul dan Beijing dan menghadapi persaingan ketat dari pesaing lokal.
Pada Agustus, Reuters melaporkan Hyundai dan Kia sedang mempertimbangkan pengiriman kendaraan buatan China ke Asia Tenggara untuk mengatasi lemahnya penjualan dan kelebihan kapasitasnya. Hyundai tidak memiliki pabrik pembuatan mobil di Asia Tenggara, meskipun memiliki beberapa operasi perakitan murni di Vietnam.
Seorang juru bicara Hyundai mengatakan mereka "tidak memiliki komentar dalam waktu dekat" tentang rencana investasi Indonesia. Secara terpisah pada Kamis, wakil presiden think tank Hyundai-Kia Lee Bo Sung mengatakan pasar ASEAN memiliki potensi pertumbuhan, tetapi sulit untuk "menembus" karena didominasi oleh saingan dari Jepang seperti Toyota dan Honda.
Bulan lalu, Hyundai mengumumkan investasi senilai US$250 juta di perusahaan Grab di Singapura dan berencana untuk menawarkan pengemudi EVs to Grab di Asia Tenggara.
(gus) Next Article Impor Dulu, Hyundai Belum akan Produksi Mobil Listrik di RI
Most Popular