
Buat PLTS Raksasa 200 GW, Saudi Investasikan Rp 650 Triliun!
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
19 December 2018 20:02

Riyadh, CNBC Indonesia - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mulai mengimplementasikan kesepakatan dengan SoftBank Group Vision Fund terkait proyek pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 200 gigawatt di kerajaan itu.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan hal itu selepas acara terkait anggaran Kerajaan Arab Saudi di Riyadh, Rabu (19/12/2018) waktu setempat.
Dilansir Reuters, Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi setuju untuk menginvestasikan US$ 45 miliar (Rp 650 triliun) dalam SoftBank Group Vision Fund. Sang partner akan bekerja dengan pihak lain dalam proyek skala besaryang berkaitan dengan industri tenaga surya tersebut.
"PIF dan sektor swasta akan mendanai proyek-proyek energi terbarukan di kerajaan," kata Falih.
Sebelumnya pada Selasa (27/3/2018), Arab Saudi dan SoftBank sepakat membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 200 gigawatt. Kesepakatan itu diumumkan dalam keterangan pers di New York, Amerika Serikat (AS).
Proyek tersebut diprediksi akan memakan biaya US$200 miliar (Rp 2.750 triliun) hingga 2030. Semua itu tergantung pada durasi penyelesaian proyek.
Sebagai perbandingan, saat ini ada sekitar 70 gigawatt kapasitas panel surya yang beroperasi, sedang diperbaiki atau dalam pembangunan di Amerika Serikat (AS). Demikian laporan Solar Energy Industries Association yang dikutip CNBC Internasional.
CEO SoftBank Masayoshi Son mengatakan proyek yang sedang digarap itu akan menyokong pembangunan industri manufaktur peralatan surya domestik di negara kerajaan itu. "Proyek seperti ini tidak akan layak tanpa visi besar yang kami miliki dengan pangeran mahkota," ujar Son.
Kapasitas pembangkit 200 gigawatt itu akan tersebar di seluruh Saudi. Dua pembangkit pertama akan mampu menghasilkan 7,2 gigawatt listrik. Pembangunannya dijadwalkan untuk dimulai tahun ini dan ditargetkan mulai menghasilkan listrik pada 2019.
(miq/miq) Next Article Efek Kasus Khashoggi, Saham SoftBank Group Anjlok
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan hal itu selepas acara terkait anggaran Kerajaan Arab Saudi di Riyadh, Rabu (19/12/2018) waktu setempat.
"PIF dan sektor swasta akan mendanai proyek-proyek energi terbarukan di kerajaan," kata Falih.
Sebelumnya pada Selasa (27/3/2018), Arab Saudi dan SoftBank sepakat membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 200 gigawatt. Kesepakatan itu diumumkan dalam keterangan pers di New York, Amerika Serikat (AS).
Proyek tersebut diprediksi akan memakan biaya US$200 miliar (Rp 2.750 triliun) hingga 2030. Semua itu tergantung pada durasi penyelesaian proyek.
![]() |
Sebagai perbandingan, saat ini ada sekitar 70 gigawatt kapasitas panel surya yang beroperasi, sedang diperbaiki atau dalam pembangunan di Amerika Serikat (AS). Demikian laporan Solar Energy Industries Association yang dikutip CNBC Internasional.
CEO SoftBank Masayoshi Son mengatakan proyek yang sedang digarap itu akan menyokong pembangunan industri manufaktur peralatan surya domestik di negara kerajaan itu. "Proyek seperti ini tidak akan layak tanpa visi besar yang kami miliki dengan pangeran mahkota," ujar Son.
Kapasitas pembangkit 200 gigawatt itu akan tersebar di seluruh Saudi. Dua pembangkit pertama akan mampu menghasilkan 7,2 gigawatt listrik. Pembangunannya dijadwalkan untuk dimulai tahun ini dan ditargetkan mulai menghasilkan listrik pada 2019.
![]() |
(miq/miq) Next Article Efek Kasus Khashoggi, Saham SoftBank Group Anjlok
Most Popular