
Jokowi, Sandi Uno, Darmin, dan BP Batam yang Bikin Heboh
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 December 2018 08:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo dibuat gemas lantaran pengembangan Batam yang sampai saat ini belum maksimal, meskipun sudah kerap kali dibahas pemerintah.
Sikap "gregetan" kepala negara disampaikan dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri kabinet kerja di Istana Negara, Rabu (12/12/2018), dengan topik pembahasan pengembangan Batam.
"Di 2015, Desember kita pernah bicara ini. Januari 2016 kita pernah bicara ini. Maret 2017 kita pernah bicara ini," kata Jokowi.
"Sudah dirapatkan berkali-kali, dan kami ingin Batam dan sekitarnya memiliki posisi strategis, bisa dikembangkan maksimal," tegasnya.
Keresahan Jokowi terbilang wajar. Pasalnya, produk domestik bruto (PDB) Kota Batam dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhannya terus mecatatkan tren negatif.
Jika pada 2013 pertumbuhan ekonomi Batam bisa mencapai 7%, namun sepanjang tahun lalu geliat ekonomi kawasan tersebut anjlok karena hanya tumbuh 2,19%.
"Pertumbuhannya jeblok sekali. Ada sesuatu secara struktural yang salah," jelas Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno merespons kondisi terkini Batam.
"Ini [Batam] harusnya maju seperti Singapura. Kenapa sekarang malah jadi terpuruk," tegas bekas Wakil Gubernur DKI itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak memungkiri, persoalan dualisme masih menjadi momok yang membuat pengembangan Batam belum maksimal.
"Ada masalah yang belum terselesaikan. Jawabannya adalah dualisme. Masih ada dualisme. Dari sana, Presiden dan Wapres memutuskan untuk hilangkan dualisme," kata Darmin.
Berikut keputusan yang diambil pemerintah untuk mengatasi persoalan dualisme tersebut :
• BP Batam tidak dibubarkan
• Jabatan Kepala BP Batam, dirangkap secara ex-officio oleh Walikota Batam
• Pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam tetap dilakukan oleh BP Batam, yang dipimpin secara ex-officio oleh Walikota Batam
Pemerintah, pun saat ini tengah menyiapkan regulasi yang akan mengatur pelaksanaan rangkap jabatan Kepala BP Batam secara ex-officio oleh Walikota Batam.
"Karena hanya ini satu-satunya cara untuk mengatasi dualisme," tegas mantan Gubernur Bank Indonesia itu
(ray/ray) Next Article Sindiran Jokowi Soal Lambannya Pengembangan Batam
Sikap "gregetan" kepala negara disampaikan dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri kabinet kerja di Istana Negara, Rabu (12/12/2018), dengan topik pembahasan pengembangan Batam.
"Di 2015, Desember kita pernah bicara ini. Januari 2016 kita pernah bicara ini. Maret 2017 kita pernah bicara ini," kata Jokowi.
Keresahan Jokowi terbilang wajar. Pasalnya, produk domestik bruto (PDB) Kota Batam dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhannya terus mecatatkan tren negatif.
Jika pada 2013 pertumbuhan ekonomi Batam bisa mencapai 7%, namun sepanjang tahun lalu geliat ekonomi kawasan tersebut anjlok karena hanya tumbuh 2,19%.
"Pertumbuhannya jeblok sekali. Ada sesuatu secara struktural yang salah," jelas Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno merespons kondisi terkini Batam.
"Ini [Batam] harusnya maju seperti Singapura. Kenapa sekarang malah jadi terpuruk," tegas bekas Wakil Gubernur DKI itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak memungkiri, persoalan dualisme masih menjadi momok yang membuat pengembangan Batam belum maksimal.
"Ada masalah yang belum terselesaikan. Jawabannya adalah dualisme. Masih ada dualisme. Dari sana, Presiden dan Wapres memutuskan untuk hilangkan dualisme," kata Darmin.
Berikut keputusan yang diambil pemerintah untuk mengatasi persoalan dualisme tersebut :
• BP Batam tidak dibubarkan
• Jabatan Kepala BP Batam, dirangkap secara ex-officio oleh Walikota Batam
• Pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam tetap dilakukan oleh BP Batam, yang dipimpin secara ex-officio oleh Walikota Batam
Pemerintah, pun saat ini tengah menyiapkan regulasi yang akan mengatur pelaksanaan rangkap jabatan Kepala BP Batam secara ex-officio oleh Walikota Batam.
"Karena hanya ini satu-satunya cara untuk mengatasi dualisme," tegas mantan Gubernur Bank Indonesia itu
(ray/ray) Next Article Sindiran Jokowi Soal Lambannya Pengembangan Batam
Most Popular